Bagian 27

1.5K 73 0
                                    

"Kalo lo emang deket sama Aluna, harusnya lo tau dia sekarang ada dimana." geram Ershand.

Dugaan Diaz benar kalau ada sesuatu sama Aluna.

"Tapi dia tadi kirim sms kalau dia pulang duluan karena ada urusan di rumah bang."

Awalnya Aluna senang ketika melihat dua orang yang disayanginya akhirnya bisa bertemu juga, meski ada sedikit bersitegang. Tapi saat mengetahui alasan dari bersitegang itu, Aluna jadi cemas. Berarti Diaz tau kalau tadi di ga pulang ke rumah.

"Berarti lo ga sedekat itu sama dia."

"Tapi bang..." jawab Diaz tidak terima.

"Gini, gue ga tau sebenarnya hubungan kalian itu seperti apa. Tapi gue berterima kasih sama lo karena udah buat Aluna jadi kerasan di sekolah."

Diaz tersenyum,

"Tapi lo jangan seneng dulu. Kalau sedikit saja lo nyakitin dia, jangan harapu lo bisa deketin dia lagi. Camkan itu baik-baik."

"I-iya bang. Kalau begitu, saya pamit dulu bang.  Assalamualaikum."

"Wa'alaikum salam."

Diaz akhirnya balik pulang. Diaz masih memikirkan dimana Aluna sekarang, karena hari sudah mulai gelap. Tapi di tengah jalan dia melihat ada suatu kejanggalan.

Alfa cuek: Lo dimana sekarang?

Aluna membuka pesan dari ponselnya dengan panik, dia harus bales Diaz bagaimana.

Culun: Aku lagi di jalan, tadi ada urusan sama Carla sebentar.

Tak ingin menunggu lama, akhirnya Diaz menelfon Aluna.

"Gue habis dari rumah lo, abang lo nyeremin."

"Apa?! Ta-tapi Bang Shandy sayang banget kok sama aku."

"Iya kelihatan kok. Gue juga pasti bersikap sama pada temen cowok Alika."

"..."

"Lun,"

"Eh, iya. Ada apa?"

"Keluar dong. Loh ga kangen sama gue?"

"Maksudnya?"

"Lo bisa aja sembunyi di balik pohon itu, tapi sepeda lo ga bisa. Haha..."

Diaz tidak bisa menahan tawanya lagi.

"Ya..., kok tau sih."

Aluna akhirnya keluar dengan wajah cemberut. Setelah meletakkan sepedanya, dia tetap menunduk. Dia siap menerima perlakuan apa saja dari Diaz karena dia sudah tidak berkata jujur tadi siang.

"Maaf,,, aku ga bermaksud."

Bukan dimaki atau dimarahi, Aluna malah tiba-tiba dipeluk erat sama Diaz.

"Bentar, biarkan kita begini sebentar."

Jantung Aluna berdetak kencang tak karuan, dia takut kalau Diaz mengetahuinya.

"Gue memang kesel awalnya sama lo. Tapi daripada kesel, gue malah jadi khawatir. Gue tau lo pasti punya alasan sendiri kenapa ko tidak jujur pada gue tadi. Tapi gue cuma berharap lo bisa percaya sama gue kalau gue bisa jadi tempat curhatan lo, bisa jadi sandaran lo, dan bisa jadi penjaga lo."

Aluna mengangguk dan menangis dalam pelukan Diaz.

€€€

Keesokan harinya Aluna segera menemui Carla. Dia harus menjelaskan kejadian apa yang diceritakan Raka kemarin kepadanya. Carla memang terkejut. Tapi bukan karena berita dari Raka, tapi pada kakaknya yang juga belum berkata jujur pada Diaz.

"Lun, ada yang pengen gue omongin ke Kak Dipta sekarang."

"Gue disini, mau bicara apa?" sahut Diaz yang baru masuk kelas.

"Kak, ada yang belum disampein Kak Nindy waktu ketemu sama Kak Dipta."

"Maksudnya?"

Diaz menunggu, karena dia juga merasa ada hal yang masih disembunyikan Nindy waktu itu.

"Sebenarnya saat aku menemani Kak Nindy untuk menjenguk Kak Dipta, kami diusir Kak. Jadi kami ga bisa masuk untuk melihat kondisi Kak Dipta. Begitu juga saat kami mau ke acara tahlilan di rumah Kak Dipta, kami sekali lagi diusir bahkan di depan banyak tamu disana."

Diaz dan Aluna benar-benar terkejut mengetahui kenyataan ini.

"Siapa yang ngusir kalian.?"

"Dia...salah satu teman baik Kakak."

"Siapa?!  Ayo, jawab siapa dia?!"

"Kak Rinda kak."

"Apa?! Ga mungkin, Rinda ga mungkin ngelakuin semua itu."

"Kak Dipta boleh ga percaya, tapi waktu kejadian itu Kak Indra dan Kak Jaya juga ada disana."

Sementara Dipta berusaha memahami, Carla melanjutkan cerita tentang kesalahpahaman antara Kak Nindy dan Kak Raka.

"Stop! Hentikan!"

Jujur Diaz belum bisa percaya. Tapi kalau memang itu kebenarannya, kenapa teman-temannya selama ini tidak memberi tahunya.

Sementara itu, Aluna masih memikirkan tentang Kak Rinda. Kalau memang orang itu adalah Kak Rinda, apakah kejadian yang menimpa Restu adalah perbuatan Kak Rinda juga? Aluna harus menemui Restu sekarang. Genggaman Diaz yang terlepas, membuat Aluna lebih mudah untuk beranjak lebih dulu.

Tiba-tiba ponsel Carla berdering.

"Apa?! Tidaak... Kak Nindy.... "

Bersambung...

AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang