Bagian 45

1.2K 59 1
                                    

Aluna berusaha mencerna penjelasan dari Indra. Masa lalu memang selamanya tidak bisa berlalu.

"Udah makannya? Yuk, gue anter pulang."

"Apa? Tapi kak?" ucap Aluna sambil memperhatikan kendaraan yang dinaiki Indra.

"Kenapa? Gue udah bawa tas ransel besar  kok. Jadi lo ga perlu pegangan gue tapi sama tas gue. Bisa dimengerti bu ustadzah?"

Mau tidak mau Aluna akhirnya menyunggingkan senyum. Dan untuk pertama kalinya Aluna bisa tersenyum di hari yang sangat panjang ini.

Indra melajukan motornya dengan kecepatan minimal. Selain jalanan licin karena baru saja terguyur hujan, dia harus memastikan cewek yang sedang duduk di belakangnya sekarang tetap aman. Karena ini adalah kali kedua dia membonceng cewek di luar keluarganya.

Indra memang bukan cowok yang alim, tapi Indra tidak sembarang mengajak cewek duduk di boncengannya. Setelah sebelumnya sahabat karibnya, Rinda. Dan sekarang Aluna. Dua cewek yang menyukai cowok yang sama.

"Kak Indra.."

"Eh, iya Lun. Lo bilang apa?" Indra akhirnya tersadar dari lamunannya.

"Aku boleh tanya ga?"

"Emm,, boleh ga ya. Ya tergantung Lun."

"Tergantung apa?"

"Tergantung pertanyaannya."

"Oh,, ga jadi deh."

"Haha, gue bercanda Lun. Emang lo mau tanya apa sih?  Soal Dipta?"

"Eh,, iya Kak. Aku mau tanya, apakah dia masih punya rasa ke almarhumah Kak Nindy?"

"Aah,, sudah gue duga. Yang pasti Nindy adalah orang yang sangat berarti buat Dipta. Karena dia cewek pertama yang mengambil hatinya Dipta alias cinta pertamanya. Kalau masalah perasaannya sekarang, jujur gue ga tau Lun. Kalau gue bilang udah hilang, lo bisa lihat sendiri sekarang sikapnya kayak gimana. Kalo gue bilang masih ada, gue ga tau sebenarnya isi hati Dipta kayak gimana."

"..."

"Tapi yang bisa gue pastiin. Dipta beda ketika ketemu lo. Dia lebih banyak berekspresi. Senang, sedih, kesal, marah, malu, semua bisa dia rasakan yang sebelumnya belum pernah gue lihat selama dia masih dengan Nindy dulu."

Aluna sedikit tersenyum mendengar penjelasan itu.

"Yang paling lucu lo masih inget ga kejadian di rumah sakit? Dia sampai meracau ga jelas gara-gara khawatirin lo."

Aluna juga tidak habis pikir setelah mengingat kejadian waktu itu.

"Lo pasti tanya gini karena sikap Dipta sekarang kan? Seperti yang gue bilang tadi, harap lo maklumin sikap dia lun. Lo sabar aja."

Akhirnya Indra memberhentikan motornya.

"Loh, Kak Indra tau rumahku?"

"Tau lah. Indra gitu loh."

AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang