Bagian 53

925 36 1
                                    

Aluna : Membosankan... 😔

K' Indra : Bknny bkaln seru diisi sm pmbcr yg msh mda n gnteng... 😏

Aluna : Tp smw ga seseru yg Aluna kira Kak,,,  huftt... 😤

K' Indra : Sbr.. Sbr... Tnggl smalem lg... 😽😽😽

Aluna : Hmm... 😢

K' Indra : cup.. cup..  🎈🎈🎈

Aluna : Ga ngefek... 😒😒

K' Indra : 💐🌹💐

Aluna : 🙅🙅

K' Indra : 💓💓💓

Aluna : 😨😨😨

K' Indra : 🍜🍛🍝🍡🍢🍩🍭🍬🍹🍵🍹

Aluna : 😍😍😍😋😋😋

Indra senyum-senyum sendiri memandangi layar ponselnya. Tanpa dia sadar ada dua orang yang sedari tadi memperhatikannya.

"Ehm,,, ehm,,,! lama ga ketemu, lo masih waras kan Ndra?!" salah satu orang tersebut menepuk bahu Indra dari belakang.

"Astaga... ! lo Jay?!" jawab Indra sontak kaget.

"Kita udah dari tadi loh lihat Kak Indra senyam-senyum sendiri." Goda Clara yang datang bersama Jaya.

"Aah kalian.. Bentar-bentar, gue lihat -lihat tambah subur aja lo Jay. Dikasih pupuk apa lo sama Carla?" Indra mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Pupuk... pupuk, emang gue apaan?" Jaya langsung sewot kalau disinggung soal badannya.

"Jangan ganggu macan yang lagi tidur Kak." Sahut Carla yang tambah membuat hati Jaya gregetan.

Jaya Dan Carla baru dua hari di Surabaya. Berbeda dengan Indra, Jaya lebih memilih melanjutkan pendidikannya di Jogja. Akhirnya Carla mengikuti pacarnya juga di Jogja. Mereka sengaja ke Surabaya sekarang untuk mewujudkan rencana yang sudah mereka susun beberapa bulan yang lalu.

"Udah sejauh mana persiapan kalian buat acara ini?" Lanjut Indra yang sama sekali tidak menggubris kekesalan Jaya.

"Sekitar 70 sampai 80 persen sih Kak."

Sebulan yang lalu Carla mengutarakan idenya pada Jaya untuk mengadakan sebuah reuni SMA kecil-kecilan yang dihadiri teman satu angkatan Carla. Carla sengaja mengadakan acara ini untuk menyatukan Aluna dan Diaz lagi. Dia merasa bersalah karena sudah bersikap keterlaluan terhadap Aluna. Saat Indra memberi kabar kalau Diaz sudah balik ke Indonesia lagi, mereka berencana mengadakan acara reuni minggu depan. Indra dan Jaya sebenarnya satu tahun di atas Carla. Tapi mereka akan siap bantu, karena Diaz sahabat mereka juga.

"Tapi gue liat sepertinya lo ga semangat gitu Ndra. Lo masih setuju sama rencana kita kan?" Tanya Jaya yang melihat Indra kurang antusias.

"Beneran itu Kak? Kalo Kak Indra ga setuju, mending kita  batalin aja rencana ini." Lanjut Carla.

Indra tetap terdiam, membuat Jaya dan Carla berfikir kalau yang mereka duga selama ini ternyata benar. Indra menyimpan rasa dengan Aluna.

"Kenapa raut muka kalian tiba-tiba berubah gitu? Jangan kira gue ga tau apa yang ada di benak kalian. Gue setuju-setuju aja. Yang gue takutin kalau misal rencana kita ga berhasil, mudah-mudahan ga semakin membuat Aluna terpuruk." Jelas Indra.

Bukan tanpa alasan Indra berbicara seperti itu. Melihat sifat kekanakan yang masih melekat pada Diaz sekarang, dia takut malah akan membuat Aluna semakin terbebani.

"Iya sih Kak. Tapi kita berdoa aja semoga rencana ini berhasil."

Hari terakhir workshop dan outbond,

"Kak, boleh minta tanda tangannya?" pinta salah satu mahasiswi.

Diaz hanya menjawab dengan mengangguk. Dia tidak menyangka bakal jadi artis dadakan kayak gini. Dia jadi teringat saat masa-masa SMA dulu, betapa banyak cewek yang meminta perhatiannya. Bahkan hanya dengan menjawab sapaan murid cewek aja, beritanya jadi heboh se antero sekolah. Tapi sayang diantara mahasiswi yang meminta tanda tangannya sekarang tidak termasuk mahasiswi yang tiga hari ini masih memenuhi fikirannya. Karena sekarang mahasiswi itu sedang bersiap-siap untuk tampil mewakili kelasnya.

"Baik, kita sambut penampilan yang pertama dari kelas Reguler, Aluna Shafira Achmad."

Diaz tidak sabar melihat penampilan pertama tersebut. Kemarin dia sempat ngobrol dengan beberapa senior jurusan. Entah kenapa dia merasa senang saat tahu Aluna juga termasuk mahasiswi yang aktif di jurusannya.

...
Engkau bukanlah segalaku
Bukan tempat tuk hentikan langkahku
Usai sudah semua berlalu
Biar hujan menghapus jejakmu...
...

Perlahan senyum Diaz memudar, dia tiba-tiba mengingat obrolannya dengan Indra beberapa hari yang lalu.

"Apakah di antara kita memang benar-benar sudah usai Lun?" Batin Diaz Dari jauh.

Sambil menikmati lagu yang dibawakan Aluna, Diaz tidak begitu terkejut kalau sekarang Aluna pandai bernyanyi. Karena saat mereka dekat dulu dia diam-diam sering mendengarkan Aluna bernyanyi. Apalagi membawakan lagu dari band kesukaannya yang sekarang sudah berganti nama menjadi Noah.

Semakin malam suasana lokasi outbond semakin dingin. Dari jauh Diaz mengamati gerak-gerik Aluna yang merasa kedinginan. Ingin rasanya dia menghampirinya dan memberikan jaket yang sekarang dikenakannya. Tapi Aluna sudah mengisyaratkan pada temannya untuk mengambilkan sebuah jaket dari dalam tasnya. Awalnya Diaz tidak memperhatikan, tapi dia merasa tidak asing dengan apa yang dia lihat.

"Jaket itu?"

Diaz tau konfeksi jaket bisa memproduksi beberapa jaket yang sama persis. Tapi Diaz kenal betul jaket baseball biru mudah dengan pelet putih yang dikenakan Aluna sekarang tidak lain adalah jaket miliknya.

"Bisa kita bicara sebentar Lun?" Tanya Diaz yang langsung menghampiri Aluna saat Aluna turun dari panggung.

Aluna sontak terkejut. Dia hanya membalas dengan mengangguk. Awalnya Aluna berfikir keras apa yang akan Diaz bicarakan dengannya. Tapi akhirnya dia sadar, mungkin yang akan Diaz bicarakan adalah soal jaket baseball yang sedang dia kenakan sekarang.

"Kalau ka..." Aluna hampir saja menjelaskan tapi Diaz sudah berbicara lebih dulu.

"Kenapa? Kenapa Lun? Kenapa kamu masih mengenakan jaket ini saat kamu sudah berbahagia dengan orang lain?" tanya Diaz sedikit canggung.

Ingin rasanya Diaz bisa berbicara santai dengan Aluna, bercanda, dan melihat tingkah culun Aluna saat dia goda seperti dulu. Tapi akhirnya, hanya kalimat seperti itu yang berhasil keluar dari mulutnya.

Menit demi menit berlalu, suasana menjadi sunyi senyap. Aluna masih tetap terdiam, hanya menatap tajam lawan bicaranya. Tapi tiba-tiba Diaz dikejutkan dengan jawaban yang keluar dari mulut Aluna.

"Dasar cowok sok ganteng, sok tau,  dan sok bener!"

Bersambung...

AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang