Bagian 55

985 45 5
                                    

" Diaz, katanya besok ada acara reuni SMA. Kok belum siap-siap?" tanya Bunda Diaz yang mendapati dirinya masih bermalas-malasan di kamar.

"Besok Diaz ada rapat di kantor Bun, sepertinya Diaz ga jadi dateng."

"Yakin ga dateng? Nanti nyesel loh. Kan rapatnya sementara bisa diwakili ayah."

"Rapat sebelumnya Diaz sudah ga hadir Bund, masak besok ga hadir lagi."

"Hmm,, ya sudah terserah kamu." akhirnya Bundanya menyerah.

Keesokan harinya, setelah sholat shubuh Diaz tertidur lagi. Bundanya sengaja tidak membangunkannya agar Diaz tidak bisa mengikuti rapat. Tentu hal ini atas persetujuan ayahnya juga.

"Hmm,,, pasti ini kerjaan ayah sama Bunda. Sampai dipersiapin lagi kopernya." batin Diaz setelah terkejut melihat jam di ponselnya menunjukkan jam setengah delapan.

Diaz akhirnya menuruti saran ibunya untuk berangkat ke Jogja. Karena acara reuninya berlangsung hari ini, Diaz memilih kesana dengan naik pesawat agar lebih cepat sampai. Dan siapa lagi kalau bukan Bundanya yang sudah menyiapkan tiket pesawatnya.

Sesampai di rumahnya di Jogja, Diaz merebahkan tubuhnya sebentar. Sebenarnya selama di perjalanan tadi Diaz masih ragu dia harus datang apa tidak ke acara reuni ini. Apalagi kalau harus bertemu Aluna dan Indra. Meski sebenarnya dia masih penasaran kenapa di acara outbond kemarin Aluna berbicara seperti itu. Setelah beberapa saat, akhirnya Diaz tau dia lebih baik menemui siapa.

Setelah memanasi motornya yang sudah lama tidak dipakainya, Diaz mampir sebentar ke Bang Ucup untuk membeli beberapa bungkus gudeg sebelum akhirnya menuju ke tempat yang diinginkannya.

Beberapa menit kemudian,

"Assalamualaikum."

"Waalaikum salam. Eh, nak Diaz. Sini masuk."

"Baik bu, simbah mana bu?"

Dan yang dicari Diaz baru keluar dari kamar.

"Simbah, lihat apa yang Diaz bawa?" tutur Diaz sambil menunjukkan bungkusan gudeg yang dia bawa.

"Hmm,, di luar negeri juga jualan gudeg?"

"Haha, simbah bisa saja. Mari dimakan bareng-bareng mbah. Mari bu."

Diaz bersyukur meski hubungannya dengan Aluna tidak seperti dulu, tapi keluarga Aluna masih menyambutnya dengan baik.

"Loh nak Diaz ga datang ke acara reuni SMA?"

"Oh,, Diaz agak males Bu." jawab Diaz sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Tadi Aluna kesana sama Indra."

Meski Diaz berusaha menghindari pembicaraan mengenai Aluna, tetap saja akhirnya dia mendengarkan nama itu juga. Tapi Diaz tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk bertanya tentang hubungan Aluna dan Indra sebenarnya.

"Oh, jadi nak Diaz menduga kalau yang menikah kemarin adalah Aluna dan nak Indra?"

Meski agak ragu akhirnya Diaz perlahan mengangguk.

"Bukan, yang menikah beberapa bulan yang lalu itu abangnya, masih ingat kan sama Ershand?"

Betapa leganya Diaz mendengar kalimat terakhir ibunya Aluna. Tanpa menunggu lama Diaz langsung berpamitan untuk menuju ke sekolah SMAnya dulu.

AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang