(7) Pertemuan Tak Terduga..

42.5K 2K 29
                                    

Hai! *cengar-cengir*
Mau minta maap sebelumnya karena 2 Bab sebelumnya saya belum bisa balas komen. tapi Insya Allah saya janji akan balas secepatnya. soalnya saya masih butuh komen kalian di Bab ini, serius deh saya tuh seneng banget baca komen kalian. semuanya bikin saya semakin bersemangat untuk nulis.

Terima kasih untuk Vote, Komen & PM-nya. Semoga Bab ini tidak mengecewakan ya..

Selamat menikmati..

bebyZee

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Setelah menerima telpon dari Vero semalam keesokkan harinya Emily menghabiskan harinya dengan memikirkan segala kemungkinan antara dirinya dan Vero. Berkali-kali Emily memikirkan kemungkinan antara dirinya dan Vero bisa bersama tapi berkali-kali pula rasa tidak percaya itu muncul. Emily yang sadar kalau dirinya dan pria itu berasal dari dunia yang berbeda semakin tidak percaya diri bahwa pria itu menaruh perhatian lebih padanya. Emily menghela nafas di sela-sela aktifitasnya siang ini.Bahkan sosok Vero tetap hadir disaat dirinya sedang sibuk mengurusi pertunangan salah satu anak pengusaha ternama. Sebuah pertunangan yang tak disangka-sangka karena kedua keluarga tersebut tadinya sempat berseteru namun Tuhan berbaik hati dan akhirnya mereka bisa bersatu dalam tali pertunangan malam ini lalu disusul oleh Akad Nikah yang akan diselenggarakan sebulan kemudian.

                Emily berjalan mengelilingi Ballroom dengan sneakers yang hari ini setia bersamanya. Emily selalu suka dimana ia bisa menampilkan sisi sportinya dan saat Gladi resik inilah saat yang selalu ia tunggu-tunggu.

                “Emily!!”

Seseorang meneriakkan namanya dengan lantang. Emily berbalik dan menemukan Fahrani –calon mempelai- yang akan menjadi ratu dalam pesta malam ini. Fahrani berjalan ke arah Emily dan tersenyum kecil.

                “Kau sendirian? Dimana Vivi?” tanya wanita berkulit putih mulus dihadapannya.

                “Vivian di Turki, sekolah lagi,” jawabnya sambil memperhatikan penampilan Fahrani yang selalu tanpa cela.

                “Sekolah lagi? Hebat banget dia, aku pribadi males banget kalau harus berurusan sama buku lagi,” sahut Fahrani yang membuat Emily terkekeh. Fahrani adalah tipe wanita yang ceria dan terbuka. Emily selalu suka mengobrol dan bercengkramah dengan Fahrani karena wanita itu tidak pernah bosan membuatnya tersenyum.

                “Farid belum datang?” tanya Emily yang tak melihat sosok jangkung Farid –tunangannya Fahrani-.

                “Belum, kayaknya agak sore, dia masih ada meeting di kantor, selalu seperti itu menyebalkan,” jawab Fahrani yang kelihatan sebal karena Farid belum juga menampakkan batang hidungnya untuk acara gladi resik. Acara malam ini memang cukup mengundang banyak tamu. Walau hanya sedikit ritual yang akan dilakukan tapi Emily selalu meminta klien-nya datang di acara gladi resik agar tidak terjadi kesalahpahaman di lapangan ketika acara berlangsung.

                “Ya sudah, kamu duluan aja ya.. kita mulai dari acara yang pertama ya..” Emily mulai membantu Fahrani menjalankan prosesi yang harus ia lakukan satu per satu. Seminggu yang lalu Emily sudah memberikan jadwal susunan acara pada kedua mempelai maka dari itu Fahrani tidak terlalu kaku ketika memulai prosesi berjalan dari pintu masuk sampai berdiri di tengah Hall.

                “Aku menunggu kapan giliranmu melakukan ini,” ujar Fahrani yang membuat Emily terdiam. Ia mencoba memberikan senyum terbaiknya walau di dalam hati ia selalu tak berkutik ketika beberapa teman dan kolega  membahas soal pernikahannya.

                “Doakan saja yang terbaik,” sahut Emily dengan suara dibuat setenang mungkin. Fahrani tersenyum dan merangkul Emily.

The True Desire ( Jibran Series )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang