(17) Good Bye Again..

31K 1.8K 36
                                    

Haloooooo!!!Pasti pada kaget saya nongol di hari Rabu, hehehe
Wokeeh karena bsok libur dan jadwal saya di hari libur lebih padat daripada hari biasa *Plaaaak
Jadi saya update Pero-Emi hari ini.

Silahkan dinikmatiii, jangan lupa Vote dan komennya yaaaa

Lope,

bebyZee

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Vero baru saja menyelesaikan shalat subuh ketika ponselnya berdering nyaring. Setelah melipat sajadah dan meletakkannya di atas nakas Vero meraih ponselnya. Dilayar ponsel sudah terpampang nama Vivian yang membuat dahinya berkerut.

                "Assalamualaikum," sapa Vero setelah menggeser tanda penerimaan panggilan.

                "Walaikumsalam hiks.. Kakak hiks.. Ibu..Ibu pingsan."

Vero terduduk lemas ketika mendengar suara sang adik yang berbicara sambil menangis.

                "Kakak segera kesana." Ucap Vero sebelum memutuskan sambungan Vivian. Dia tahu pada akhirnya Ibunya harus menceritakan penyakitnya dan bodohnya Vero mengapa menuruti kemauan Sang Ibu untuk merahasiakan penyakitnya dari Vivian. Vivian pasti murka padanya karena telah menyembunyikan rahasia besar kalau Ibunya mengidap Kanker hati.

Vero segera membuka koper dan mengisinya dengan barang-barang yang bisa ia gapai. Ia tak bisa berkonsentrasi. Fikirannya saat ini berpusat pada bagaimana keadaan Ibunya.

                Emily..

Vero meraih ponselnya lagi dan melakukan sambungan pada Emily.

                "Emi.. ayo angkat sayang.." gumam Vero sambil mondar-mandi dikamarnya karena cemas.

                "Hallo."sapa seseorang di ujuang telponnya. Vero menghela nafas lega.

                "Syukurlah kau menjawab telponku, tadi Vivian telpon dan bilang Ibuku pingsan-"

                "Vero.. tenang.. kau jangan panik, pelan-pelan bicaranya,aku nggak ngerti kamu ngomong apa," potong Emily. Vero menarik nafas lalu membuangnya dengan harapan bisa sedikit lebih tenang. Tapi ia terlalu cemas dan khawatir akan kondisi Ibunya.

                "Ibuku sakit, tiga tahun terakhir ia mengidap penyakit Kanker Hati, baru saja Vivian menghubungiku kalau Ibu pingsan, aku takut Emi." Vero mulai bercerita kembali dengan suara yang lebih tenang.

                "Aku akan ke rumahmu sekarang, kamu tenang dan kalau bisa mulai packing barang-barangmu sekarang- tut..."

Vero memandang ponselnya tak percaya. Dia bahkan belum mengatakan maksudnya ia menelpon Emily tapi wanita itu bergerak seperti yang ia inginkan. Saat ini yang ia butuhkan memang hanya Emily. Tapi jika Vero harus kembali ke Turki itu artinya ia akan berpisah lagi dengan pujaan hatinya. Apakah ia bisa?

*****

Vero memeluk Emily dengan erat sampai membuat wanita itu kesulitan bernafas. Emily baru saja tiba di rumah Vero dan pria itu langsung menghambur memeluknya. Emily terkejut sekaligus malu takut ada yang melihat perlakuan Vero padanya.

                "Maafkan aku Sayang.. aku hanya butuh pelukan," ujar Vero yang membuat Emily gagal untuk marah.

                "Mana kopermu?" tanya Emily. Matanya memandang ke sekeliling ruangan istana keluarga Jibran yang sudah di duga oleh Emily. Mewah dan fantastis.

The True Desire ( Jibran Series )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang