(12) Sepatu dan Kamu..

35.6K 1.7K 28
                                    

Alohaaaaa!!!
Maap ya kalo updatenya kesorean, okeeh tanpa berlama-lama silahkan dinikmati Pero dan Emi'nya. Masih saya tunggu Vote, Komen n kritik sarannya.

Love,

bebyZee

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Emily melakukan sambungan Video Call lagi dengan Vivian sore ini. waktu di Turki menunjukkan siang hari. jadi ia bisa berbicara panjang lembar dengan Vivian. Ia berdiskusi banyak hal dengan Vivian tentang projek baru yang melibatkan customer lama. Customer lama biasanya lebih banyak berdiskusi dengan Vivian maka dari itu akhir-akhir ini Emily sangat sering menghubungi Vivian untuk meminta referensi.

                “VIVI!! Sudah selesai belum? Nanti kita kesorean,” suara berat seorang pria memecah diskusi Emily dan Vivian. Suara yang berasal arah Vivian itu sontak mengejutkan Emily yang mendengarnya.

                “Bentar Kak!” sahut Vivian.

                “Yaudah nanti kita sambung lagi ya Mi, aku mau pergi dulu sama Kak Vero,” ujar Vivian. Emily hanya menganggukkan kepalanya. Dirinya terlalu terkejut sehabis mendengar suara yang berasal dari pria yang amat sangat di rindukannya.

                “Vi? Ayo cepat!”

Mata Emily membulat sempurna saat melihat sosok pria itu muncul di layar monitornya. Namun tak lama kemudian menghilang karena Vivian memutuskan sambungan Video Call mereka.

                Emily menyentuh jantungnya yang berdegup tak karuan. Hanya mendengar dan melihat raga pria itu dari kejauhan saja sudah seperti ini rasanya.

                “Bu, Ibu sudah di tunggu oleh pak Kevin di depan,” seru Martha yang membuat Emily akhirnya tersadar dari rasa terkejutnya. Emily menoleh kea rah Martha dan mengangguk. Ia berusaha mengendalikan degup jantungnya sebelum bertemu dengan Kevin.

****

                Vero tahu dengan siapa Vivian berbicara.  Diam-diam ia memperhatikan Vivian yang sedang terhubung dalam sambungan Video Call dengan Emily. Dari pintu kamar Vivian ia bisa melihat wajah Emily dari balik monitor laptop milik Vivian. Emily terlihat segar dengan rambutnya yang dibuat berbeda. Walau terlihat lebih kurus tapi wanita masih memancarkan sikapnya yang dinamis dan pekerja keras. beberapa kali wanita itu tersenyum pada Vivian dan rasanya Vero ikut bergetar dibuatnya. Ia merasakan bahwa senyuman itu untuknya bukan untuk Vivian dan Vero berharap hal itu akan ia dapatkan suatu hari nanti.

                “VIVI!! Sudah selesai belum? Nanti kita kesorean,” teriak Vero dari posisi dimana ia berdiri. Ia tahu itu akan mengganggu Vivian yang sedang berdiskusi dengan Emily tapi ia ingin tahu apa reaksi Emily saat mendengar bahwa ia ada ya… ia masih ada dikehidupan wanita itu.

                “Bentar Kak” sahut Vivian. Terlihat Vivian tengah berbicara lagi pada Emily sebelum memutus sambungan.

                “Vi ?Ayo cepet!” paksa Vero yang sudah masuk ke kamar Vivian dan ia bisa melihat sekilas saat wajah Emily memucat dan perlahan hilang karena sambungannya telah terputus.

                “Sebentar, aku tuh lagi  Video Call-ansama Emily, kakak ganggu aja deh,” sewot Vivian. Vero tersenyum lalu melenggang keluar dari kamar Emily.

                “Kakak tunggu di depan,” seru Vero sebelum menghilang dari pandangan adiknya.

****

The True Desire ( Jibran Series )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang