Holaaaaa!!
Saya mau minta maaf karena kemarin gak update. bukannya nggak mau, tapi kalo libur waktu saya lebih banyak di luar. jadi untuk membalas kesalahan saya, saya berikan Pero-Emi pada kalian semua siang ini! semoga suka yaaaa..PS : Kalo terlalu Vulgar mohon di info ya.. ^^
Lope-lope,
bebyZee
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Emily menghela nafas ketika Vivian akhirnya bisa keluar dari rumahnya. Dia mengucapkan rasa syukur dalam hati karena bisa terbebas dari pertanyaan-pertanyaan Vivian yang membuatnya sedikit kalang kabut. Dari pertanyaan soal wangi parfum Emily yang Vivian rasa berbeda sampai pertanyaan-pertanyaan menyerempet soal status Emily yang masih sendiri sampai saat ini. andai Emily bisa membongkar semuanya bahwa kini ia tengah menjalin hubungan dengan seorang Pria yang berstatus sebagai Kakak dari sahabatnya itu bahkan saat ini pria itu masih bersembunyi di kamar mandinya. Andai..
"Vivi sudah pulang?" tanya Vero yang muncul dari balik pintu. Hanya kepalanya saja yang keluar. Emily berjalan menuju pintu dan mendorong pintu kamarnya itu sampai membuat Vero terdorong.
"Udah, sekarang kamu pulang sana," usir Emily. Sambil mencari remote TV lalu mematikan TV-nya yang masih menyala.
Vero memperhatikan gerak-gerik Emily dengan bingung. Apakah wanita itu sedang marah padanya? Apa salahnya? Memang hari ini ia sengaja menempel pada Emily agar bisa ke rumah wanita itu lagi tapi bagaimana bisa ia tahu kalau adiknya punya rencana yang sama?
"Beneran nih aku pulang?" tanya Vero yang membuntuti Emily masuk ke dapur. Emily membuka kulkas, mengambil botol minum dan menuangkannya di gelas. Setelah menenggak sampai habis gelasnya Emily melotot kea rah Vero sambil bertolak pinggang.
"Menurut kamu?" tanya Emily dengan nada sengit. Vero meringis. Padahal ia masih berharap Emily mau melanjutkan 'aktifitas' mereka yang mereka lakukan sebelum Vivian datang.
"Menurut aku nggak, aku mau disini, nemenin kamu." Kekeuh Vero. Emily menghela nafas lalu memilih untuk mengeluarkan bahan makanan dari kulkas untuk ia racik menjadi sebuah masakan. Emosi membuat rasa lapar Emily menjadi dua lipat sekarang.
"Aku tahu kamu marah dan nggak suka Vivian datang dan bikin kita jadi kayak pasangan yang lagi ketangkep basah mesum—"
"Kita emang lagi mesum tadi Ver," potong Emily dengan nada mengejek. Vero gemas bukan main dengan kekasihnya yang selalu membuat suasana hatinya jadi berantakan.
"Oke.. kita tadi emang lagi mesum dan aku akan selalu menantikan hal itu lagi, tapi please kasih tahu aku, kenapa kamu sampai marah sama aku kayak gini? Salah aku apa? memangnya Vivian bicara apa sama kamu?"
Emily menoleh ke arah Vero yang masih setia berdiri disampingnya," Menurutmu apa yang Vivian lakukan di rumahku?"
Vero mengerjapkan matanyanya bingung, " Mana aku tahu Emi, kalau aku tahu aku nggak bakal tanya sama kamu," sahut Vero dengan nada setengah geram. Walaupun Vero sangat suka Emily saat marah tapi ia benci saat Emily harus marah dengan cara diam dan membuatnya menjadi orang yang paling bersalah.
"Sampai kapan kita harus Backstreet gini?" pertanyaan Emily membuat tubuh Vero kaku. Pertanyaan itu hanya salah satu dari beberapa pertanyaan yang Vero tidak bisa jawab.
"Oke.. lupakan saja pertanyaanku," sela Emily sambil melengos dan melanjutkan aktifitas dapurnya. Mengupas bawang dan merajangnya sampai halus. Vero masih terdiam di posisinya karena bingung mencari kata-kata yang pas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The True Desire ( Jibran Series )
RomansNote : Open Private Alvero Syah Jibran adalah pria perfeksionis yang mendadak hidupnya terasa hambar. ia bosan dan jenuh dengan kehidupannya setelah di tinggal adik dan Ibunya yang memilih menetap di luar negeri. tapi Vero mendapatkan sedikit hibura...