(4) I Want You!

53.5K 2.3K 113
                                    

Ketemu lagi di hari senin!!!
Siapa yg udah nungguin Vero? tunjuk tangan cepet!
Oke.. tanpa berlama-lama, silahkan dinikmati..

Love,

bebyZee

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Saat Emily memasuki ruangan kerja sahabatnya semua memori saat dirinya di cium untuk pertama kali oleh Vero tiba-tiba menyeruak tanpa diminta. Emily harus mempertahankan konsentrasinya atau jika tidak ia akan mengatakan hal yang saat ini sedang berkeliaran di otaknya.

                “Jadi… semua pelunasan untuk tiga klien terakhir baru akan di selesaikan minggu ini?,” tanya Vero sambil memperhatikan ekspresi Emily yang sedang asiknya melamun. Vero menikmati saat Emily sedang sibuk dengan fikirannya.

                Bibir itu…

                Hidung itu…

                Mata indah itu…

Semuanya paduan yang pas bagi Vero. Entah disengaja atau tidak sepertinya Tuhan memang sudah mempersiapkan dirinya untuk bertemu Emily di umurnya yang menjelang matang. Vero bahkan tidak pernah bermimpi mendapatkan wanita yang memiliki tinggi setinggi Emily. Ia yang sudah terbiasa menjadi sorotan orang karena tinggi badannya yang di luar kebiasaan orang Indonesia. Hanya sedikit mendamba andaikan ada wanita cantik dengan tubuh tinggi yang sangat pas dengannya.

                Dan Emily datang..

Alvero bahkan sudah menopang kedua tangannya di dagu dan dengan cermat memperhatikan setiap inci wajah Emily. Kulit wanita itu yang bersih seputih pualam, mata bulat penuh ekspresi serta bibir penuh yang merah merekah.

                “Singkirkan semua fikiran kotormu itu dari otakmu tuan Vero.”

                Vero mengerjapkan matanya saat ia ketahuan tengah menatap Emily terang-terangan. Pria itu mengambil air yang disediakan sekretaris Emily dan meneguknya hingga setengah.

                “Kau yang membuat fikiranku kotor sayang.” Kata Vero setelah melegakan sedikit tenggorokannya. Emily melirik dengan tatapan sinis lalu kembali konsen dengan dokumennya.

                “Aku akan pastikan untuk klien ini dan ini lusa kita sudah dapat paymentnya, tapi untuk yang satu lagi, aku harus bicara dulu dengan bagian keuangan apakah mereka bisa push mereka karena untuk yang satu ini adalah special case, mereka langganan tetap kita,” jelas Emily yang sepertinya sudah berhasil pulih dari kekacauan fikirannya yang sempat membuatnya terlihat seperti orang bodoh.

                Vero memeriksa jumlah nominal yang tertera di dokumen tersebut.

                “Sisanya masih tiga ratus juta? Memang nilai proyek ini berapa?,”tanya Vero sambil membolak-balik dokumen tersebut.

                Emily pun ikut memeriksanya dengan teliti sampai keduanya kembali bersitatap.

                “ Pastikan mereka harus benar-benar melunasinya minggu ini,” kata Vero dengan nada tegas memerintah. Emily mengernyitkan dahinya tidak suka.

                “Itu sudah pasti, tapi tolong singkirkan nada sok memerintahmu itu padaku. Ingat, aku bukan bawahanmu, aku partner kerja adikmu!,” sewot Emily yang membangitkan gairah Vero seketika. Ia manatap Emily dengan tatapan siap menerkam dan Emily sadar kalau ternyata dia baru saja menyulut api.

                “Berhenti menatapku seperti itu tuan Vero kalau tidak aku akan- “

                “Akan apa Emi?,” tanya Vero dengan senyum menyeringai yang tersungging di bibirnya. Emily yang belum pernah mendengar namanya di sebut dengan selembut itu sempat tertegun sejenak.

The True Desire ( Jibran Series )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang