Terima kasih untuk respon yang luar biasa di Bab sebelumnya. sepertinya Vero-Emi makin bikin gerah ya kayaknya? hehehe
Bab ini agak sedikit panjang dan semoga kalian puas ya..Love,
bebyZee
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Tubuh Emily terasa hangat. Seakan ada selimut tebal yang sedang melingkupi dirinya. Ia mencoba menyingkirkan selimut itu tapi tidak bisa. Sesuatu yang berat mencegahnya untuk bergerak. Perlahan wanita itu membuka matanya. Samar-samar ia melihat kamarnya yang sudah ia tempati selama hampir dua tahun. Tak ada perubahan hanya ada sesuatu yang membuatnya terasa berbeda.
Emily mencium sesuatu yang berbeda. Wangi kamarnya tidak semaskulin ini sebelumnya. Udara di sekelilingnya pun mendadak seperti kamar ini sebelumnya adalah kamar Pria. Emily mencoba mencari-cari kenapa bisa kamarnya tiba-tiba berubah tapi mata Emily sudah terlanjut melihat. Melihat ke arah orang yang sedang berbaring bersamanya di ranjang dengan lengan memeluk pinggang Emily posesif. Wajah tampannya masih setia berada di lekukan leher Emily seakan dari sanalah pusat ia mendapatkan udara.
Ingatan Emily tiba-tiba saja memutar apa yang sudah terjadi antara dirinya dan Pria ini semalam. Ia membiarkan Vero membopongnya dan menidurkannya di ranjang Emily yang untungnya berukuran besar. Emily saat itu terselimuti kabut gairah begitu pula dengan Vero. Pria itu bahkan tidak bisa menahan diri untuk sekedar bernegosiasi dengan dirinya.
“Emi…”
Tubuh Emily kembali kaku seperti patung. Ia mencoba berpura-pura tidur agar bisa sedikit mengurangi rasa canggung setelah apa yang mereka alami semalam.
“Emi… kau membuatku gila.” Kata Vero dengan nada mengantuk yang sangat kentara. Emily berasumsi Pria yang masih memeluknya ini mengingau.
Emily akhirnya memastikannya dengan mencoba keluar dari rengkuhan tubuh besar Vero. Ia mencermati wajah Vero yang terlihat damai sekali. Pria tampan yang selalu berhasil membuatnya tak berkutik.
“Sudahkah aku bilang kalau wajahku ini memang tampan?” Emily terkejut saat sepasang mata Pria itu terbuka dan kini tengah menatapnya dengan lekat.
“Tampan? Oh ya Tuhan Vero…”sahut Emily dengan nada tak percaya. Bola matanya berputar malas.
“ Selamat pagi sayang..”Sapa Vero yang berhasil membuat kedua pipi Emily memerah. Vero tersenyum dan meraih lengan Emily dan mengurung wanita itu didalam dekapannya.
“Aku suka memelukmu,” katanya lalu mengecup kening Emily singkat. Emily semakin tak berkutik dibuatnya. Ia hanya bisa diam di posisinya yang jujur sangat membuatnya nyaman.
“Maafkan aku..” Kata Vero dengan suaranya yang dalam. Emi tersenyum kecil. ia tahu maksud dari kata ‘maaf’ yang pria itu ucapkan. Semua peristiwa yang terjadi semalam akhirnya berhasil ia ingat dengan jelas.
-FLASH BACK ON-
Vero menggendong tubuh Emily yang menurutnya sangat pas dalam rengkuhannya. Setelah membuka pintu rumah dengan sekuat tenaga kini Vero harus berusaha lagi untuk membuka kamar Emily tanpa mengurangi gairah keduanya.
Emily yang tampak nyaman berada dalam gendongan Vero ternyata sangat nakal dan diam-diam ingin merasakan rasa pria itu. Ia mencicipi rahang pria itu yang menurutnya sangat kokoh dan tegas. Leher yang jenjang dan mengundang untuk berlama-lama disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
The True Desire ( Jibran Series )
RomansaNote : Open Private Alvero Syah Jibran adalah pria perfeksionis yang mendadak hidupnya terasa hambar. ia bosan dan jenuh dengan kehidupannya setelah di tinggal adik dan Ibunya yang memilih menetap di luar negeri. tapi Vero mendapatkan sedikit hibura...