Maaf bangeet yaa kalo kesorean. maaf juga karena sedikit.
Sumpah deh beneran saya udah usaha sekuat tenaga, jiwa, raga. tapi tetep hasilnya segini.
Semoga next Chapter saya bisa dapet wangsit untuk bikin chapter yang panjaaaaaang bangeeet.
Masih mau ngucapin Terima Kasih banyak untuk kalian yang masih setia sama Pero-Emi ( pasangan galau abad ini).Silahkan dinikmati....
Love,bebyZee
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Tadi kau bicara dengan siapa di depan rumahku?" tanya Emily saat akhirnya ia mengiyakan ajakan Vero untuk lari pagi dengan pria itu. Saat ini keduanya tengah berlari santai di sebuah taman dekat kompleks perumahan Emily dengan banyak orang yang diam-diam melirik ke arah mereka karena sepatu. Ya.. Emily masih menahan rasa geramnya sampai pria itu dengan tulus menjelaskan maksud ia membelikan sepatu untuk Emily yang persis sama dengannya dan ironisnya alasannya lebih karena diskon.
"Pak RT-mu yang waktu itu nolongin aku, waktu aku berhentiin mobil dia nyapa aku ya sudah kami ngobrol bentar, katanya dia nunggu undangan kita secepatnya, bisa aja si Pak RT," jawab Vero dengan santai. Pria itu nampak biasa-biasa saja. Tapi tidak dengan Emily. Pertama, dia tersinggung masalah sepatu mereka. Kedua, karena pria itu dengan seenaknya masuk lagi dikehidupan Emily seakan kejadian satu tahun yang lalu tidak pernah ada. Emily pun memutuskan berlari kencang meninggalkan Vero dengan kebingungan.
Vero pun menyusul Emily dengan berlari sekuat tenaga. Walau wanita itu berlari kencang seperti layaknya atlit tetapi tetap tidak bisa mengalahkan Vero yang sehari-hari terbiasa dengan olahraga dan aktifitas yang menguras keringat.
"Tunggu dulu!" kata Vero setelah berhasil mencekal lengan Emily. Wanita itu berusaha melepaskan tangan Vero. Tapi Vero menggeleng dan menatap Emily tajam.
"Kalau mau lomba nggak boleh curang gitu, harusnya kita janjian dulu garis finishnya sampai mana, bikin capek aja tahu nggak," gerutu Vero dengan nafas yang ngos-ngosan. Emily juga tak kalah ngos-ngosan. Ia berlari karena berusaha menghilangkan rasa kesal didalam hatinya karena ucapan Vero. Tapi setelah berlari tetap saja rasa kesalnya masih ada.
"Garis finishnya disini, aku pulang,"sahut Emily lalu melepas tangan Vero dari lengannya dan berjalan menuju pintu keluar taman dimana Vero mengajaknya jogging pagi ini.
"EMI!! TUNGGU!!" Vero kembali berlari mengejar Emily dan berhasil memerangkap tubuh Emily dari belakang. Lengannya membelenggu bagian pundak Emily sedangkan lengan kanannya menyentuh wajah Emily dengan perlahan. Emily tetap bergeming. Membiarkan deru nafasnya beradu dengan deru nafas Pria yang tengah memeluknya ini.
"Maafkan Aku,, tapi aku tidak bisa membiarkanmu pergi lagi, aku akan berusaha dan terus berusaha sampai kapan pun untuk berada disamping kamu, karena aku tahu pergi jauh darimu sama saja menenggak racun yang akan membunuhku pelan-pelan."
Bola mata Emily melebar. Ia terkejut mendengar pengakuan Vero.
"Jawab aku Emi..jawab Ya dan aku akan kembali disampingmu, atau tidak, aku tidak perlu jawaban apapun darimu, aku akan tetap berada disamping kamu suka atau tidak."
Emily tersenyum tipis. Masih tidak percaya kalau Pria yang setahun lalu ia ancam untuk tidak menemuinya lagi kini tengah memohon padanya. Memohon untuk bisa kembali bersamanya.
"Aku haus," kata Emily sebelum ia merasakan lengan Vero lepas dari tubuhnya. Emily berjalan beberapa langkah sebelum menoleh kea rah Vero dan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
The True Desire ( Jibran Series )
RomanceNote : Open Private Alvero Syah Jibran adalah pria perfeksionis yang mendadak hidupnya terasa hambar. ia bosan dan jenuh dengan kehidupannya setelah di tinggal adik dan Ibunya yang memilih menetap di luar negeri. tapi Vero mendapatkan sedikit hibura...