Ada yang udah nungguin Pero-Emi? *nyengir *
Niih saya kasih untuk kalian yang udah nungguin.. *makin pede berasa ada yang nungguin*
Walaupun semakin gak karuan tingkah Emi-Pero. tapi semoga kebersamaan mereka menghibur kalian.
Oh ya.. mau ngucapin jutaan terima kasih untuk yg sudah Vote, kasih komen yang seru-seru (nungguin itu) dan Pe-em2 saya.. hihihiSilahkan dinikmati..
Love,
bebyZee
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Emily menatap pria di hadapannya dengan tatapan tak percaya. Dia tak menyangka pria dengan janggut yang mengelilingi pipi dan rahangnya itu adalah Vero. Pria dihadapannya nampak berbeda dari yang Emily kenal tapi ia tetap bisa merasakan perasaan nyaman saat dirinya berdiri dekat dengan pria itu. Aroma parfum yang Emily kenali membuat perasaaannya semakin tak karuan. Ia tak bisa memastikan apakah saat ini ia senang atau justru kesal atas perlakuan seenaknya pria itu padanya.
"Baguslah kau memutuskan untuk diam, Sekarang ayo kita masuk, kebetulan aku juga di undang oleh mempelai pria," suara Vero membuat Emily yang sedari tadi tertegun akhirnya sadar. Emily berusaha menarik tangannya dari genggaman Vero membuat Pria itu kembali menatapnya.
"Apa lagi Emi?" tanya Vero dengan nada jengkel. Emily tertunduk memikirkan apa jawaban yang pas untuk menjawab pria itu. Jujur, Emily sangat nyaman saat tangannya bisa kembali dalam genggaman pria itu. tapi ada satu bagian di dalam hati kecilnya yang terus saja menolak hal ini terjadi.
"Aku tidak suka kau menggenggam tanganku," jawab Emily. Suaranya terdengar dingin. Tapi itu tidak membuat Vero gentar. Pria itu melepas genggamannya hanya untuk memindahkan tangannya di atas bahu Emily yang terekspos.
"Walaupun kau terlihat cantik, jujur, aku tidak suka melihatmu memakai gaun ini, terlalu terbuka," celoteh Vero yang membuat Emily memutar bola matanya.
"Cerewet!" sewot Emily. Vero terbahak mendengarnya.
"Kamu lucu sekali Emi, aku merindukanmu." Di tariknya tubuh Emily ke dalam dekapannya. Vero mendekapnya dengan seluruh rasa rindunya. Rasanya enggan untuk melepasnya tapi Vero harus menjaga citra Emily di hadapan para rekannya. Vero melepas dekapannya lalu menatap mata Emily lekat.
"Maukah kau menjadi pasanganku malam ini?" ajak Vero yang membuat Emily rasanya ingin tertawa saat melihat ekspresi wajah Vero yang di satu sisi terlihat sangat serius tapi di sisi lain janggut yang mengelilingi rahang pria itu cukup membuat Emily terhibur.
"Aku tidak bisa, aku sudah ada janji dengan Kevin, pasti dia akan mencariku," jawab Emily yang membuat Vero kesal bukan main. Pria itu mengambil ponselnya dari saku celana linen hitam yang sangat pas membentuk kaki pria itu. Emily menunggu siapa yang sedang Vero hubungi saat ini.
"Kevin, tolong katakan pada wanita cantik yang ada disampingku kalau kau tidak bisa menemaninya malam ini," ujar Vero tanpa basa-basi pada seseorang yang ia hubungi lewat ponselnya. Emily memandang tak percaya saat telinganya mendengar Vero menyebutkan nama Kevin. Pria itu bahkan kini sudah menyerahkan ponselnya pada Emily.
"Ini Kevin, bicaralah."
Emily ragu-ragu mengambil ponsel Vero dan cukup terkejut saat mendengar tawa dan suara penuh permintaan maaf dari Kevin.
"....Baiklah, tapi kau harus bersiap menerima pembalasan dariku karena telah berani berkhianat padaku, ingat itu!..." ancam Emily sebelum mematikan sambungannya dengan Kevin dan menyerahkan ponsel Vero kembali kepada pemiliknya dengan gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The True Desire ( Jibran Series )
RomansaNote : Open Private Alvero Syah Jibran adalah pria perfeksionis yang mendadak hidupnya terasa hambar. ia bosan dan jenuh dengan kehidupannya setelah di tinggal adik dan Ibunya yang memilih menetap di luar negeri. tapi Vero mendapatkan sedikit hibura...