Episode 18

412 45 2
                                    

Calista

Siang hari lepas matahari tergelincir di titik puncaknya, aku memutuskan pergi ke Rumah Sakit tempat Cassandra dirawat belum lama ini. Karena mau dipikir sekeras apapun, tetap ada sesuatu yang terasa janggal dan selalu mengganggu pikiranku.

Pakaian casual dengan nuansa warna pastel menjadi pilihanku untuk hari ini. Sesampainya di Rumah Sakit aku langsung mendekat ke arah salah satu suster di meja resepsionis. Dia menyambut dengan senyum ramah.

"Ada yang bisa saya bantu?" ucapnya sesopan mungkin.

"Bisakah saya melihat kembali catatan medis Cassandra Alexander Windley?" jawabku.

"Hanya anggota keluarga pasien yang dapat melihatnya."

"Dia saudara kembarku, kau bisa memastikannya sendiri.

"Baiklah," suster itu mengangguk pelan lalu cepat-cepat mengalihkan pandangan ke arah komputer. Kesepuluh jarinya menari di atas keyboard komputer untuk mengetik sesuatu.

Beberapa saat kemudian aku dapat melihat keningnya langsung berkerut samar.

"Apa ada sesuatu yang salah?" tanyaku sedikit menyiratkan kekhawatiran.

Suster itu kembali menoleh dan menjawab dengan sedikit gugup. "Ma-maaf tapi kami tak dapat menemukan informasi apapun tentang pasien."

"Bagaimana bisa? Dia dirawat di rumah sakit ini beberapa waktu lalu," amarahku mulai naik sedikit demi sedikit.

"Beberapa waktu lalu database yang memuat catatan medis pasien mengalami gangguan, kemungkinan besar informasi tentang Cassandra Alexander Windley telah hilang."

Kedua tanganku terkepal kuat, "Hilang?"

Suster itu menundukan kepala, merasa bersalah. Sementara aku hanya terkekeh pelan, merasa tak habis pikir mengapa rumah sakit sebesar ini bisa kehilangan catatan medis pasien semudah itu. Hal ini semakin meperbesar kecurigaanku terhadap kematian Cassandra.

Nafasku terhembus kasar, perasaanku tiba-tiba terasa tak karuan. Akhirnya akupun memutuskan pergi ke kamar mandi untuk sekedar membasuh wajah.

Dinginnya air mulai membelai kulitku lembut, hal ini sedikit memperbaiki keadaan hati yang semula kacau. Aku menatap pantulan diri di cermin, lalu tanpa sengaja salah satu tanganku menyentuh sesuatu seperti kain.

Jas dokter.

Ya, atribut berharga berwarna putih bersih itu tergeletak begitu saja di hadapanku. Berbagai argumen tiba-tiba bermunculan memenuhi pikiranku.

Namun---- Baiklah, jika cara legal tak dapat membantu, maka aku akan memilih cara lain, walaupun melanggar hukum sekalipun. Aku tak peduli.

Kukenakan jas putih ini, lengkap dengan name tag yang sudah terpasang rapi di sisi sebelah kanan. Dengan mantap kakiku melangkah menuju ruangan seorang dokter yang bertanggung jawab atas Cassandra. Beruntung sebelumnya aku pernah datang ke ruangan dokter itu, sehingga tak perlu lagi susah payah mencari satu ruangan di antara bangunan sebesar dan semegah ini.

Banyak suster dan juga pasien berlalu lalang di sekitar koridor yang kulalui, namun sepertinya mereka sama sekali tak peduli dengan keberadaanku.

"Dokter?"

Sekarang tidak lagi.

Salah satu suster berseru dan berjalan cepat ke arahku. Aku memejamkan mata kuat sebelum akhirnya membalikan badan sembari memasang wajah tenang.

The Journey [Shawn Mendes]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang