Episode 4

1K 123 12
                                    

"Thanks Mrs. Lily!" ucap Shawn sambil berlalu pergi memasuki perpustakaan.

Peter mengikuti Shawn dari belakang. Saat mereka sudah jauh dari jangkauan Mrs. Lily, peter bertanya, "Apa kau baik-baik saja? Kau tak mungkin mengidap penyakit serius seperti jantung atau yang lainnya kan?"

Shawn menggeleng cepat, "Tentu tidak! Tubuhku sehat, kau bisa lihat kan otot-ototku yang besar ini?" jawab Shawn sambil mengangkat tangan untuk menunjukkan otot besarnya. Peter mengangguk lega, ia meng'iya'kan jawaban Shawn.

Bola mata mereka memencar, menelaah setiap deretan buku yang berjajar rapi di dalam rak-rak tinggi.

"Ayo kita cari bersama!" perintah Shawn, menghasilkan anggukan singkat dari anak kecil di hadapannya.

Mereka berjalan ke arah berlawanan. Kedua bola mata Shawn bergerak ke berbagai arah, hingga akhirnya ia dapat menemukan sebuah buku yang dicarinya.

"Time portal," Shawn membaca judul buku di genggamannya seraya tersenyum puas. Perlahan halaman pertama terbuka, Shawn kembali membaca kalimat di dalamnya, "Kembali seperti layaknya kenangan, Menghilang seperti layaknya debu."

Ucapannya terhenti, dia menautkan kedua alis merasa bingung dan tak mengerti. Namun perhatian Shawn kembali terfokuskan pada buku di genggamannya. "Dirimu bukanlah dirimu, kau tidak akan menghilang. Dirimu adalah dirimu, kau akan menghilang."

Otaknya terlalu bekerja keras hingga kini kepalanya serasa akan pecah, tak ada satu katapun yang ia mengerti dari buku kuno ini. Hingga akhirnya Shawn memutuskan untuk mencari Peter terlebih dulu.

Pria itu menyusuri tempat yang tadi dilalui Peter. Lagi-lagi matanya memencar, mencari sosok anak kecil yang dicarinya. Beberapa menit ia terus berputar, menjelajah luasnya perpustakaan. Shawn mengerang frustasi seraya menjambak pelan rambut dengan tangannya.

"Kemana peter?" keluhnya kesal, tepat pada saat penglihatannya menangkap sosok Peter. Anak itu sedang terduduk di sudut ruangan, dia memegang buku di tangannya sambil sesekali tertawa geli.

Shawn mendecakkan lidah dan segera menghampiri Peter, "Kau!" geramnya kesal.

Peter mendongakkan kepala, "Ada apa?" dia malah melontarkan pertanyaan, seolah tak melakukan kesalahan apapun.

"Kenapa?" balas Shawn, ia heran dengan kelakuan orang di hadapannya ini.

Peter masih saja menatap Shawn tanpa bergerak sedikitpun, anak itu menunggu Shawn melanjutkan perkataannya.

"Aku memintamu untuk mencari sesuatu tapi kau tidak melakukannya. Dan aku sudah mencarimu kemana-mana, ternyata kau malah asik membaca buku dongeng di sudut ruangan," lanjut Shawn berapi-api.

Peter mengalihkan pandangan ke buku di tangan Shawn, lalu dia menunjuknya sambil berkata, "Tapi kau sudah mendapatkan buku itu tanpa harus kubantu."

Shawn hanya bisa menarik napas berat dan mencoba menahan emosi. Dia memaksakan seulas senyum, "Okay, Shawn kecil? Ayo ikut denganku," ucapnya dengan lembut.

"Shawn kecil?" suara itu seakan menggema di telinga Shawn dan Peter. Mereka berdua berbalik, menoleh ke arah sumber suara.

"Maksudmu Shawn kecil?" tanya pria itu lagi.

"Argh!" Shawn meringis kesakitan, untuk yang kedua kalinya dia merasakan ribuan jarum menusuk jantungnya.

The Journey [Shawn Mendes]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang