Episode 21

311 42 11
                                    

Mimpi. Tak semua orang mempunyai mimpi, terkadang ada beberapa orang yang menganggap bahwa mimpi itu hanyalah angan-angan tak berguna. Salah satunya adalah Alex Lange.

Alex adalah seorang remaja yang sering malas-malasan, tidak melakukan hal berguna setiap harinya, tidak mempunyai prinsip hidup apalagi mimpi. Namun, sebuah nyanyian dan instrumen gitar yang tak sengaja didengarnya di sebuah restaurant telah mengubah sebagian besar hidup Alex.

Sejak saat itu terciptalah sebuah mimpi, terciptalah sebuah angan-angan. Dia berjuang mati-matian setiap hari untuk mempelajari gitar, musik seakan telah mendarah daging seiring berjalannya waktu. Tak ada hal lain yang terlintas, pria itu hanya ingin mencapai satu hal, yaitu menjadi penyanyi hebat dan terkenal.

Tanpa terduga salah satu agensi musik besar tertarik dengan dirinya. Bahagia, pria itu seakan telah berhasil menggapai salah satu bintang di antara jutaan lainnya, dia berhasil bergabung dengan island record dan menjadi penyanyi terkenal.

Tapi popularitasnya hanya bertahan selama setahun, karena semua itu runtuh setelah Shawn datang dan menandatangani kontrak. Ia akui bahwa performa Shawn memang jauh lebih baik darinya. Namun, apakah dia harus terus berdiam diri saat sesuatu yang seharusnya menjadi miliknya direnggut begitu saja? Tidak.

Alex merasa geram, dia marah namun tetap tak bisa melakukan apapun, hanya mencoba untuk menerima. Hingga suatu kabar Shawn telah menabrak seorang wanita sampai kepadanya, sisi jahat Alex muncul tanpa terduga.

Dengan jas putih dan juga masker khas seorang dokter, Alex berjalan tergesa ke ruangan Cassandra dengan jarum suntik dan cairan potassium di tangan. Sisi baik dalam dirinya telah mencoba untuk menahan Alex, namun apadaya jika sisi jahat telah lebih dulu berhasil menguasai pria itu. Tak ada lagi yang bisa dilakukan.

Cassandra telah sadar dari pingsan, gadis itu terbaring lemah, masih tak bisa bergerak secara optimal. Namun kesadaran Cassandra tak berhasil menahan diri pria itu, Alex tetap menyuntikan cairan pottasium ke selang infus di dekatnya.

Seseorang masuk, Alex segera bersembunyi di dinding sudut ruangan. Itu adalah Shawn dengan seorang anak pria yang ia ketahui keponakan Shawn.

Cairan potassium mulai bekerja, Alex dapat melihat Cassandra menjulurkan tangan ke arah Shawn yang masih jauh dari jangkauannya.

"Tolong aku," gumamnya lemah.

Mata gadis itu terpejam, sementara Shawn berseru panik memanggil dokter untuk menangani Cassandra, saat itulah Alex berhasil pergi dari ruangan itu.

Semuanya telah direncanakan dengan sangat matang, Alex telah memperhitungkan tentang masalah kamera CCTV dan hal lain yang mungkin dapat membongkar perlakuan kejamnya ini.

Keluar dari Rumah Sakit, kedua mata Alex menyeringai puas. Popularitas sebagai penyanyi telah berhasil membutakan hati dan pikirannya. Berjalan seperti dugaan, setelah kematian Cassandra, popularitas Shawn menurun drastis, sementara dirinya terus berkembang seperti saat pertama kali. Dia puas.

T h e   J o u r n e y

Terdengar suara isakan tertahan dari dalam kamar, membuat Shawn khawatir hingga akhirnya memberanikan diri untuk mengetuk pintu.

"Cal, are you okay?" seru Shawn dari balik pintu.

Tak ada jawaban, lelaki itu pun membuka pintu kamar. Di dalam, Calista tengah terduduk di lantai dengan air mata bercucuran. Shawn terkejut, dia berlari mendekat. "Ada apa denganmu? Apa yang terjadi?"

Cal menghadiahkan tatapan tajam, "Kenapa kau harus melakukan ini padaku?" dia berucap susah payah.

Shawn tak berbuat apa-apa, pria itu tak mengerti dengan situasi yang sedang terjadi. "Apa yang sedang kau bicarakan?"

The Journey [Shawn Mendes]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang