Episode 14

519 76 4
                                    

Keesokan harinya, giliran Shawn yang menunggu gadis itu datang. Dia duduk seraya membiasakan diri untuk memetik senar gitar dengan keadaan tangannya yang terluka. Sulit memang, tapi dia mampu melakukannya.

"Maaf aku sedikit terlambat," suara Calista tiba-tiba terdengar, membuat Shawn yang semula tertunduk perlahan mengangkat pandangan.

Shawn menaruh gitar lalu bangkit, dia menatap Calista sekilas. Gadis itu lagi-lagi memakai baju serba hitam, namun Shawn tak berani berkomentar.

"Tak masalah," balas Shawn singkat.

Balok demi balok es seakan berlomba-lomba untuk membangun benteng tinggi diantara dua insan manusia yang tengah berdiri berhadapan di ruangan ini. Dingin. Suasana yang terjalin masih terasa dingin dan penuh rasa canggung, walaupun tak dipungkiri bahwa kali ini lebih ada sedikit kehangatan dibanding pertemuan sebelumnya.

"Aku disini hanya untuk membatalkan kontrak kerjasama kita," tukas Calista datar.

Tak ada jawaban, Shawn bungkam di tempat, hingga beberapa saat kemudian ia memutuskan untuk bersuara.

"Baiklah." Pikirannya telah dipenuhi oleh ribuan rangkai kata, tapi hanya kata singkat itulah yang akhirnya Shawn pilih.

Percakapan berakhir tepat pada saat gema dari kata-kata Shawn menghilang. Calista berbalik dan mulai membuka langkah untuk pergi meninggalkan tempat ini.

Gadis itu membuka pintu mobil, namun notifikasi yang masuk membuatnya harus merogoh ponsel dalam tas tangan kecil yang ia bawa.

Aunty Rossie :

Bagaimana latihanmu hari ini?

Calista masuk ke dalam mobil seraya menghela napas panjang. Dia pun segera mengetik balasan untuk pesan dari Aunty Rossie.

Calista :

Tak berjalan baik tentunya. Karena aku memutuskan kontrak kerjasama kita.

Pesan terkirim.

Aunty Rossie :

Temui aku di kantor sekarang juga!

Calista menyalakan mesin mobil, menerobos hiruk pikuk kendaraan yang bermunculan tanpa henti. Sesampainya disana, bukan sikap lemah lembut seperti biasa yang selalu Aunty Rossie berikan, namun amarahlah yang menyambutnya.

"Kau membatalkan kontraknya?" Aunty Rossie terkekeh pelan, "Tidak, kau tak akan pernah bisa melakukan itu Cal."

Calista menautkan kedua alis, "Kenapa harus tidak bisa? Aku belum menandatangani kontrak apapun."

Aunty Rossie melipat kedua tangan di depan dada lalu menatap Calista tajam, "Kau telah memulai semuanya saat memutuskan untuk bertemu dengan Shawn Mendes beberapa waktu lalu."

"Kami hanya bertemu saja kan? Aunty aku tidak ingin berkolaborasi dengannya."

"Semua sudah terlambat Cal, kau tidak bisa memutuskan kontrak sebelah pihak seperti ini, reputasimu akan memburuk."

"Aku tidak peduli dengan reputasiku," balas Calista sengit.

"Tolong mengertilah Cal, berhentilah menjadi keras kepala, ini bukan dirimu."

"Ta--" Calista kembali berusaha mengelak, namun seolah tak ingin mendengar apapun lagi, Aunty Rossie cepat-cepat menyela perkataannya.

"Besok adalah hari pertamamu latihan, tak ada lagi yang bisa kulakukan."

Calista bergeming di tempatnya berdiri, salah satu tangannya terkepal kuat-kuat tanpa sepengetahuan Aunty Rossie. Perasaannya terus bergejolak, ia ingin berteriak sekencang mungkin, namun beruntung gadis itu dapat menahannya.

The Journey [Shawn Mendes]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang