Episode 20

295 49 17
                                    

Shawn dan Calista masih duduk bersama di taman sembari asik bernostalgia, dengan cara saling menceritakan pengalaman mereka bersama saat kecil dulu.

Waktu terus berjalan, Shawn memotong cerita Calista yang memang tak akan pernah ada ujungnya. Pria itu bangkit dari duduk, sementara pandangan Cal mengikuti pergerakan Shawn.

"Mau kemana?"

"Aku akan pergi membeli ice cream, tunggu disini sebentar," jawabnya sambil menatap meminta persetujuan.

Cal tak menjawab, dia hanya mengangguk semangat. Shawn pun berlalu pergi menuju salah satu tempat yang menjual warna-warni ice cream.

"Hello sir? Bisa tolong buatkan aku satu cone ice cream strawberry dengan taburan choco chip?" ucapnya pada sang penjual yang mungkin sudah berkepala empat.

"Hanya satu?" tanyanya memastikan.

Shawn mengangguk sambil tersenyum.

Tak berapa lama kemudian, satu ice cream strawberry sudah berada di tangan Shawn. Dia kembali ke tempat Calista berada dengan tak sabar.

Dahi Cal berkerut samar, "Shawn, kenapa kau hanya membeli satu ice cream? Kau tidak suka?"

"Siapa bilang aku tak suka, ice cream ini kan untukku," jawabnya dengan nada jahil.

Calista memukul lengan Shawn keras, "Kau masih saja jahat!" gumamnya kesal.

Melihat bibir wanita itu mengerucut tak terima, malah membuat Shawn ingin mecubit pipi Cal, merasa gemas.

Sekarang raut kesalnya berubah menjadi raut memohon, Cal menyodorkan kedua tangan memberi isyarat kepada Shawn untuk memberikannya sesuatu.

"Besok kau akan menyanyi untuk konser terakhirmu itu kan? Nah jadi sebaiknya ice cream itu untukku saja, menjaga agar suaramu tetap stabil nantinya," rayu Cal.

Shawn terkekeh, dia hanya tak menyangka gadis dengan aura dingin yang beberapa waktu lalu ditemuinya ternyata adalah sosok wanita menggemaskan dan manja. Selama ini Cal hanya menyembunyikan jati dirinya untuk mencoba menguatkan diri. Saat satu persatu misteri kematian Cassandra terpecahkan, dirinya pun mulai kembali seiring berjalannya waktu. Shawn bahkan yakin masih banyak hal tak terduga yang masih disembunyikan gadis di hadapannya.

"Tid---"

Ucapan Shawn tertahan, karena tanpa aba-aba Cal merangsek maju, mendekat dan memakan ice cream cone di tangan pria itu. Dengan gerakan tak kalah cepat, Shawn mengikuti pergerakan Cal untuk melumat ice cream strawberry yang ia pegang.

Tak ada jarak yang memisahkan mereka berdua, Cal terkejut namun sama sekali tak berani untuk bergerak menjauh. Kedua mata mereka bertemu dalam waktu yang cukup lama, keduanya masih terdiam, tak ingin membiarkan moment ini berakhir, tak ingin membiarkan suasana ini berakhir.

Tes

Satu tetes lelehan ice cream mendarat di tangan Shawn, membuatnya sontak mengedipkan mata dan bergerak menjauh, sadar akan apa yang baru saja terjadi.

Keduanya terdiam. Cal menunduk sambil meremas kedua tangan, pipinya memerah, dan jantungnya terus berdetak cepat seakan mau maledak. Canggung, itulah apa yang sedang Shawn dan Cal rasakan.

Shawn berdehem, dia menyerahkan ice cream ke arah Cal tanpa berani menatapnya. Cal malu-malu menerima ice cream itu.

Tak ada pembicaraan yang berarti setelahnya. Hingga tanpa peringatan jutaan rintik hujan membasahi seluruh tempat. Shawn tersentak, dia berdiri lalu membuka jaket denim biru muda yang dikenakannya. Menjadikan benda itu sebagai pelindung agar Cal tak terkena basah rintik hujan.

The Journey [Shawn Mendes]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang