Episode 3

1.1K 126 8
                                    

"Aku tidak bisa membayangkan ekspresimu saat mengetahui semuanya nanti," Shawn terkekeh jahil, namun tawanya memudar setelah dia menyadari bahwa orang disampingnya sudah tertidur lelap. Tak mau ambil pusing, ia pun memejamkan mata dan ikut tertidur, terhempas ke alam bawah sadar.

T h e   J o u r n e y

Sang fajar telah merangkak keluar, memperlihatkan cahaya yang terang benderang. Hingga dirinya menyeruak masuk ke dalam kamar, membuat bola mata Shawn dan Peter berkedip beberapa kali.

"SHAWN! cepat ceritakan." Itulah kalimat pertama yang dilontarkan Peter. Berbagai cara telah ia lakukan, dari mulai merengek, membentak, memohon, namun tak ada satupun cara yang berhasil membuat Shawn membuka mulut.

"Ayo bersiap! Kita akan pergi." Shawn beranjak dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi.

"Pergi kemana?"

Shawn tak menghiraukan pertanyaan Peter. Dan hal itu membuat Peter berdecak kesal.

"Pergi kemana?" tanya Peter untuk kedua kalinya, tepat pada saat Shawn keluar dari kamar mandi dengan telanjang dada, bulir air menetes dari wajahnya yang basah.

"Kita akan ke perpustakaan."

"Untuk?"

"Mencari informasi tentang apa yang sedang terjadi pada kita saat ini."

"Kau yakin kita akan menemukannya disana?"

Shawn menatap Peter serius, "Aku tak peduli dengan Calistamu itu. Kau harus kembali, karena kau tidak seharusnya berada disini."

"Tapi--"

Tanpa menunggu Peter melanjutkan, Shawn pergi menuju pintu keluar dan menunggu di dalam mobil.

Peter pun segera bersiap dan memakai baju yang sudah disediakan Shawn. Sebuah celana jeans, sweater rajut, dan sepatu yang entah kenapa bisa sangat pas dengan ukuran kakinya. Setelah semuanya selesai, Peter melengang menyusul Shawn menuju mobil.

"Ini mobilmu?" tanyanya antusias.

"Hmm."

"Kau yakin?"

"Hmm.."

Peter melingkari tubuhnya dengan sabuk pengaman. "Whoaa aku masih tidak percaya ini."

"Shawn? Jadi ceritanya bagaimana?" pertanyaan Peter berhasil membuat Shawn berbalik ke arahnya.

"Setelah dari perpustakaan aku akan mengajakmu ke suatu tempat," jawab Shawn final. Setelah itu ia segera menyalakan mesin mobil, menginjak pedal gas dan melaju dengan kecepatan normal, membelah jalanan kota Toronto di tengah-tengah hiruk pikuk padatnya kendaraan.

"Tempat ini banyak berubah," gumam Peter entah ditujukan pada siapa.

Di sepanjang perjalanan, anak itu hanya menatap dan menelaah setiap tempat yang dilaluinya. Banyak sekali perubahan, walaupun sama sekali tidak menghilangkan ciri khas dari jalanan kota Toronto. Hanya saja sekarang tempat ini terlihat lebih indah dan terkesan mewah dengan beberapa patung yang berdiri di beberapa sudut jalan.

Tak butuh waktu lama untuk tiba di tempat tujuan. Kini Peter dan Shawn telah tiba di perpustakaan kota. Peter sedikit terperangah, ia menatap lamat-lamat gedung megah di hadapannya. Jelas sekali terukir dalam ingatan anak itu, bahwa tempat ini hanyalah perpustakaan kecil yang jarang dikunjungi orang. Mungkin hanya dia dan Calista lah yang setiap hari berkunjung dan menghabiskan waktu di tempat ini.

Pikirannya terlempar jauh pada kenangan terakhirnya bersama gadis kecil itu, Calista Alexander Windley.

"Aku juga ingin membaca buku ini."

The Journey [Shawn Mendes]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang