Episode 26

229 38 8
                                    

Fase malam kembali datang. Seolah ditelan kegelapan, makhluk menyeramkan itu hilang dalam sekejap mata. Shawn dan Calista berhasil mengambil kesimpulan, bahwa kupu-kupu raksasa itu tidak dapat melakukan apapun dalam keadaan gelap.

Nafas Shawn menderu, jantungnya masih berdetak cepat, dia berusaha menormalkan fisik. Begitupun dengan Cal, wajahnya pucat pasi, kakinya lemas. Dia memutuskan untuk duduk, sesekali punggung tangannya terangkat untuk menyeka keringat yang turun membasahi wajah.

"Are you okay?" Shawn mensejajarkan tubuh dengan Cal, menatap gadis itu khawatir.

Cal mengangguk singkat tanpa membalas tatapan. Lalu sepersekian detik kemudian, tangan kanan Shawn bergerak, mengelus rambut Cal lembut. Kehangatan tiba-tiba saja melingkupi hatinya. Dia berucap, "Kita harus terus berjuang kan?"

Shawn mengangguk.

"Jika kita ingin terus bersama, kita tak boleh menyerah kan?"

Shawn menangkup pipi gadis itu dengan kedua tangan, lalu tersenyum. "Ya, kita harus sama-sama berjuang untuk menyelamatkan masa depan kita. Kita harus mengembalikan Peter dan juga Cal kecil kembali ke masa lalu, sehingga mereka bisa terus mengukir kenangan indah untuk menghiasi memori kita berdua. Kau dan aku."

Kata demi kata yang Shawn ucapkan membuat kedua sudut bibir Cal terangkat, menciptakan senyum paling indah di belahan bumi manapun.

T h e   J o u r n e y

"Kita akan menghadapi musuh yang sangat kuat," Shawn bergumam serius.

Ya, dua jam di fase malam sebelumnya terasa sangat panjang untuk dilalui. Namum tidak untuk sekarang, waktu dua jam sangatlah singkat untuk menyusun rencana mengalahkan kupu-kupu itu.

"Jalan satu-satunya bukan hanya melumpuhkan hewan menyeramkan itu kan?"

Shawn mengerutkan kening, "Lantas?"

"Kau lihat saat hewan itu menyemburkan cairan dan cairannya mengenai bagian dinding?"

"Ya."

"Dinding itu berlubang, mencipatakan retak yang cukup besar."

"Kau benar, tapi aku tak sempat melihat sesuatu apa yang ada di luar kubus ini."

"Kita tidak akan sempat melihatnya karena sibuk menghindar. Tapi di ruangan ini sama sekali tak ada tanda-tanda keberadaan kristal, aku yakin itu," Cal memberi sedikit penekanan pada kalimat terakhir.

"Aku mengerti maksudmu, Cal." Jeda sejenak, "Kita harus keluar dari kubus putih ini, karena kemungkinan besar benda yang kita cari ada di luarnya. Benar?"

"You got it!" Cal menjentikkan jari.

"Kita harus menghancurkan satu sisi kubus dengan memanfaatkan cairan yang hanya dimiliki oleh kupu-kupu itu." Shawn bergumam puas.

Fase siang akan segera tiba, mereka berdua bangkit dan segera mempersiapkan diri. Kegelapan perlahan pudar, digantikan dengan cahaya terang benderang.

Kupu-kupu menyeramkan itu kembali terlihat. Matanya langsung mengarah pada Shawn dan Cal, seolah siap menerkam mereka berdua kapan saja.

Cal menatap Shawn, lalu Shawn memberikan anggukan singkat, memberi tanda bahwa rencana siap untuk dilaksanakan.

Menggunakan pakaian pemberian Asa, mereka berdua melayang ke atas, berusaha menarik perhatian sang kupu-kupu. Bingo! Hewan itu berhasil terpancing, dia terbang mendekat, terus mengejar Shawn dan Calista. Namun, setelah beberapa lama, makhluk itu tak kunjung menyemburkan cairan seperti sebelumnya.

The Journey [Shawn Mendes]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang