In History.

260 26 2
                                    

Typo, Kata kasar, Sadisme, Sad Story, Romansa. Jika ada kesamaan Judul, alur dan tokoh itu murni kebetulan.

Kita akan mundur ke masa lalu Park Jimin. Sad Story bertebaran.

Happy Reading and Siapkan Tissu*mungkin*.

.-._.-._.-._.-._.-._.-._.-._.-._.-._.-._.-._.-._.-._.

"Mama! Jimin Sayang Mama!"

Jimin kecil berlari kepelukan Ibunya. Sang Ibu hanya tersenyum Miris melihat Putra semata wayangnya itu. Tanpa Ia sadari Air matanya meluncur bebas.

"Mama juga sayang Jimin kok. Jimin Jagoannya Mama."

"Jimin Pasti Jadi Superheronya Mama!"

Jimin kecil bersorak Riang Saat sang Ibu menggendongnya dipunggung dan mengajaknya berlarian.

"Mama! Ayo terbang Lebih Tinggi! Jimin mau pegang Awan putih itu!"

"Jimin harus punya Sayap Dulu baru bisa pegang awan putih disana."

"Jimin pasti punya Sayap Suatu saat Nanti. Pasti! Jimin akan ajak mama pegang Awan putih itu!"

"Wah, benarkah?"

"Iya! Jimin akan Bawa mama Terbang ke langit."

"Bagaimana Jika mama lebih dulu pergi ke langit, sayang?"

"Tidak boleh! Mama Harus pergi bersama Jimin! Tidak boleh pergi ke langit sendirian!"

Jimin kecil menggelengkan kepalanya sambil menggembungkan Kedua pipi Chubbynya. Nyonya Park Tersenyum lalu menggelitiki anak laki laki kesayangannya itu.

"Mama, itu geli! Hahaha, berhenti mama. Perut Jimin sakit karena tertawa."

Nyonya Park menghentikan Kegiatan menggelitiknya dan menggendong Jimin kecil.

"Jimin, berjanjilah dengan mama. Kalau Jimin sudah besar harus punya Istri seorang Alpha murni seperti Jiminie. Ok?"

"Ok, mama!"

"Good."

Nyonya Park Menangis mendengar Ucapan Jimin kecil yang terdengar Antusias.

"Mama kenapa Nangis? Ada yang sakit? Jimin nakal ya, ma? Maaf kalau Jimin Nakal dan bikin mama Nangis."

Jimin kecil menundukkan wajahnya sambil Memegang kedua telinganya. Nyonya Park menyeka Air matanya dan tertawa kecil melihat Tingkah Putranya.

"Mama tidak sakit, sayang. Mama juga tidak marah dengan Jimin. Jimin anak baik, Jimin pasti Menuruti kata kata mama kan?"

Jimin kecil mendongakan kepalanya dan tersenyum lebar. Nyonya Park Menciumi Pipi Gembul Putranya itu.

"Jimin Pasti menuruti Kata kata mama!"

"Anak Pintar."

Nyonya Park Tersenyum manis melihat Jimin yang berlari Dipantai dan sesekali terjatuh karena tidak seimbang berdiri diatas pasir pantai.

"Hmm, Aku harus mengatakan apa pada Jimin? Dia pasti tidak akan mengerti." Batin Nyonya park.
                 
                                 +
                           +         +
                                 +

"Aku sudah katakan padamu, Lee Hana! Aku tidak mencintaimu lagi! Dan Jimin bukanlah Anak ku!"

"Apa maksudmu, Park Hanjii?! Apa Maksudmu kalau Jimin bukan Buah Hatimu?! Dimana Otakmu, Hanjii-Yya?!"

Plak~

"Papa! Kenapa Papa menampar Mama?! Jimin yang salah! Bukan Mama! Cukup Papa! Mama sudah sangat menderita oleh Papa!"

"Diam kau, Park Jimin!"

"Jimin Tidak akan diam lagi! Ini Mama Jimin! Tidak ada seorangpun yang boleh Menggores Luka pada Mama! Bahkan Papa Sekalipun!"

Jimin Mencekram Kerah baju Ayahnya dan menghepasnya begitu saja. Membuat tuan Park Terhuyung kebelakang.

"Mama, maafin Jimin. Gara gara Jimin,  mama jadi dipukul oleh Papa."

"Tidak apa apa sayang. Mama baik baik saja."

"Maaf mama."

"Sudah tidak apa apa."

<<●>>

"Mama! Bangun mama! Bangun! Jangan tinggalin Jimin sendirian! Mama!!"

Jimin menggoyangkan mayat Nyonya Park yang terbujur kaku berbalut dalam Gaun putih cantik.

Jimin memilih meninggalkan Tugas Kampusnya dan pulang Saat SeokJin menelpon bahwa ibunya Dibunuh oleh Para Vampire. Sayang, Jimin tidak ada disamping ibunya saat sang ibu sekarat.

TBC~~ In History Pt.1 selesai.

Ada PT.2nya. See you😁
Jangan lupa Vote. Kalau mau Komen silahkan saja

[END] Werewolf. [NSFW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang