Empatbelas

52 9 5
                                    

Alvira keluar dari kamarnya dengan baju putih polos yang dibalut dengan jaket bomber, celana panjang berwana putih dan memakai sepatu sneakers dengan warna senada. Tak lupa rambutnya yang selalu dikucir kuda.

Alvira menghampiri mamahnya yang sedang berada diruang tv lalu duduk disebelah mamahnya sambil menunggu para sahabatnya yang belum datang. Alvaro yang baru saja keluar dari kamarnya menatap adiknya itu bingung.

"Kenapa Ka?" tanya Alvira saat menyadari tatapan bingung Alvaro.

"Mau kemana kamu malam-malam gini udah rapih?"

"Mau pergi sama temannya" yang menjawab bukan Alvira melainkan mamahnya. Yap, Ara sudah tau bahwa Alvira akan bermain bersama teman-temannya malam ini. Dan juga Alvira sudah bilang bahwa teman-temannya akan menginap malam ini dan Ara pun memperbolehkannya.

"Ohgitu jangan pulang malem-malem!" peringat Alvaro lalu duduk disebelah Alvira. Baru saja Alvira ingin menjawab suara klakson mobil terdengar dari luar. Alvira pun berpamitan kepada mamah dan kakaknya. Lalu berjalan keluar rumah yang di temani oleh Alvaro.

"Inget jangan pulang malem-malem! Hati-hati dijalan! Kalo ada apa-apa hubungin ka Al!" Alvira hanya terkekeh memaklumi kelakuan kakaknya.

"Iya,kak Al bawel deh!"

"Kakak bawel karena kakak sayang sama kamu" ucap Alvaro sambil menjawil hidung Alvira.

"Iyaiya yaudah aku pergi dulu ya" ucap Alvira lalu berlari meninggalkan Alvaro. Alvaro melambaikan tangannya saat Alvira dan teman-temannya berpamitan. Hingga mobil melaju meninggalkan perkarangan rumah.

-DeepLoss-

Alvira dan teman-temannya sudah sampai di salah satu mall di daerah Jakarta Timur. Mereka pun memutuskan untuk ke tempat penjualan baju dan sepatu. Saat didalam tempat tersebut Alvira izin ke teman-temannya untuk ke bagian sepatu. Sedangkan teman-temannya menuju kebagian baju.

Alvira dengan teliti melihat sepatu-sepatu hingga pilihannya jatuh kepada sepatu berwarna dongker yang berada di rak paling atas. Alvira bersorak kegirangan sehingga banyak pasang yang memperhatikannya. Menyadari dia jadi pusat perhatian pun ia tersenyum kikuk sambil menundukkan kepalanya malu.

Ia kembali menatap sepatu yang berada di rak paling atas. Alvira meloncat-loncatkan kakinya berusaha mengambil sepatu tersebut. Tapi hasilnya nihil, ia pun menghela nafas kasar. Alvira kembali teringat kata-kata Galang. Saat Galang menolongnya beberapa bulan yang lalu.

"Kalo gk nyampe itu minta tolong jangan gengsi punya badan pendek"

"Lo bener Lang" gumam Alvira. Ia melihat sekitar untuk meminta tolong. Senyumnya merekah saat melihat seseorang yang sedang sibuk memilih sepatu. Dengan semangat ia pun menghampiri orang tersebut.

"Permisi" sapa Alvira pelan. Membuat orang yang sedang fokus melihat sepatu mengalihkan pandangannya. Menatap Alvira seolah bertanya "kenapa?"

"Boleh minta tolong gk?" tanya Alvira yang hanya dibalas anggukan oleh orang tersebut. Alvira tersenyum senang lalu menarik orang tersebut.

"Tolong ambilin sepatu yang warna dongker itu dong" Alvira menunjuk sepatu yang ia incar sedari tadi. Orang tersebut langsung mengambilnya dengan sangat mudah. Lalu memberi sepatunya kepada Alvira.

"Thankyou!" ucap Alvira sambil tersenyum senang. Membuat orang yang berada dihadapannya terpaku. Hingga tanpa ia sadari dirinya tersenyum sambil mengangguk.

"Mbak sepatu yang ini ada yang ukurannya 36 gk?" tanya Alvira kepada mbak-mbak penjaga yang berada didekatnya.

"Ohini saya liat dulu ya" ucap mbak-mbak itu lalu berlalu meninggalkan Alvira.

DeepLossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang