Tigabelas

35 10 3
                                    

Alvira mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang menusuk matanya. Ia mengedarkan pandangannya melihat berada dimana kah dia. Ternyata di kamarnya seingatnya tadi ia tertidur dimobil dan kenapa sekarang dia udah ada di kamar?

Mungkin ka Al yang gendong gue ke kamar. batin Alvira. Ia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 8 malam. Ia pun bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah selesai ia pun menunaikan ibadah sholat. Merasa perutnya yang lapar ia bergegas ke dapur untuk makan.

Sepi. Itu deskripsi rumahnya saat ini,karena mamahnya sudah kembali ke Bandung dan Alvaro? Mungkin dikamar. Ia pun melangkah menuju kamar Alvaro, ternyata tidak ada orang di sana.

"KA AL!" teriak Alvira.

"GUE DIKAMAR MANDI LAGI NYETOR! KENAPA?" teriak Alvaro dari dalam kamar mandi.

"GAK JADI! KALO UDAH SELESAI LANGSUNG KELUAR YA! AKU TUNGGU!"

"IYA!" setelah mendapat jawaban dari Alvaro, Alvira berjalan ke meja makan untuk melihat apa yang bisa ia makan. Ternyata kosong, ia menghela nafas kasar lalu menuju dapur untuk membuat makanan.

Suasana rumah yang sepi membuat bulu kuduk Alvira meremang, ia teringat dengan film horor yang ditonton tadi. Alvira mengupas bawang dengan tangan gemetar sambil merapalkan doa dalam hati.

Dia merasakan ada bayangan dibelakang tubuhnya. Alvira menggelengkan kepalanya menghilangkan ketakutannya. Sebuah tangan menepuk pundak Alvira. Alvira menolehkan kepalanya melihat tangan tersebut.

"DORR!!!!"

"WHAAAAAA!!!" Galang terbahak saat melihat muka pucat Alvira. Kesal, Alvira pun mencubit lengan Galang ganas.

"Wadawww! Ampun Virr Ampun!" Galang meringis sambil berusaha melepaskan tangan Alvira dari lengannya.

"Iseng banget sih kalo gue jantungan gimana?" Alvira menatap Galang galak. Yang ditatap hanya cengengesan tidak jelas.

"Ya maaf Virr" ucap Galang memohon.

"Gak gue maafin!" ucap Alvira jutek lalu kembali melanjutkan aktivitasnya yang tertunda.

"Yaelah Virr kan cuma bercanda maafin ya" ucap Galang membalikkan tubuh Alvira lalu menggenggam tangan Alvira.

"Apasih pegang-pengang!"  Alvira berusaha melepaskan tangan Galang. Namun apa daya tenaganya kalah. Ia pun menghela nafas pasrah lalu menganggukkan kepalanya.

"Apaan tuh ngangguk-ngangguk?"

"Iya gue maafin"

"Beneran nih? Makasih ya Virr makin cantik deh" ucap Galang lalu mencubit pipi Alvira gemas.

"Ekhem!" mendengar itu Galang menghentikan aksinya. Lalu menolehkan kepalanya perlahan.

"Ngapain lo disini? Bukannya tadi udah balik" tanya Alvaro penuh selidik.

"Gue mau ngambil hp gue yang ketinggalan dikamar lo" ucap Galang sambil cengengesan.

"Sejak kapan kamar gue jadi tempat buat masak?"

"Ohiya tadi gue aus abis bawa sepeda jadinya minum dulu deh"

"Ohyaudah sono ambil hp lo" Alvaro berjalan menghampiri Alvira dan Galang. Lalu memisahkan jarak diantara mereka.

"Oh oke" Galang pun meninggalkan Alvaro dan Alvira berdua di dapur. Alvira pun kembali melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda. Dan Alvaro pun meninggalkan Alvira sendiri di dapur.

-DeepLoss-

"Kamu udah belajar?" tanya Alvaro setelah selesai makan. Kini Alvira dan Alvaro berada di meja makan. Galang? Dia langsung pulang setelah mengambil handphonenya tadi.

DeepLossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang