Prolog

192 27 4
                                    

Rindu ini bagaikan belati bagiku ketika aku merindukanmu yang sudah tidak ada didunia yang sama denganku.

-DeepLoss-

Alvira duduk di sebuah taman yang biasa ia datangi bersama kedua sepupunya. Ia melihat sekitar taman yang sangat sepi tiba-tiba senyumnya mengembang saat melihat orang yang selama ini ia ridukan berada di hadapannya dengan senyuman yang hangat.

"Vina sini! Duduk di sebelah aku" ucap Alvira sambil menepuk bangku sebelahnya. Orang yang ada di hadapannya hanya tersenyum.

"Vina sini duduk sama aku,kamu gk kangen sama aku?" ucap Alvira dengan raut wajah sedih.

"Aku kesini cuma mau nitip sesuatu sama kamu" Alvira mengerutkan dahinya bingung.

"Apapun itu akan aku turuti asalkan kamu jangam pergi lagi" Alvira memohon kepada Alvina tetapi hanya dibalas gelengan olehnya.

"Tempatku bukan disini lagi. Aku hanya ingin kamu menjaga dia. Karena dia akan menjaga kamu" Mata Alvira seketika berkaca saat bayangan Alvina menghilang.

"Vina! Jangan pergi! Aku gak butuh orang lain jaga aku! Aku cuma mau kamu ada di sisi aku Vin!" teriak Alvira dengan isak tangis yang menggema.

" Aku hanya ingin kamu menjaga dia. Karena dia akan menjaga kamu" suara Alvina kenbali terdengar membuat tangis Alvira semakin menjadi.

Alvira membuka matanya dengan berderai air mata. Ia mengacak rambutnya frustasi.

"Kenapa kamu selalu ngasih mimpi seperti itu Vin. Aku mau kamu kembali" tangis Alvira kembali pecah. Ia menolehkan kepalanya melihat jam yang menunjukkan pukul 5 pagi. Ia pun bergegas untuk shalat shubuh.

-DeepLoss-

Galang duduk di sebuah taman yang biasa ia datangi bersama sahabatnya. Ia melihat sekitar taman yang sangat sepi dan cuaca yang sangat mendung tiba-tiba senyumnya mengembang saat melihat orang yang selama ini ia ridukan berada di hadapannya dengan senyuman yang hangat.

"Sebentar lagi akan hujan. Kenapa kamu kesini? Mau bermain hujan-hujanan bersamaku ya?" ucap Galang dengan senyum jahilnya yang seketika luntur saat orang yang ada dihadapannya hanya menggeleng dengan senyum yang masih menghiasi bibirnya.

"Aku kesini cuma mau nitip sesuatu sama kamu" Galang mengerutkan dahinya bingung.

"Aku hanya ingin kamu menjaga sepupuku. Karena dia akan menjaga kamu" Galang makin mengerutkan dahinya.

"Siapa dia?"

"Nanti kamu akan tahu" Alvina pun hilang bersamaan dengan derasnya hujan.

Galang membuka matanya dengan nafas yang tersenggal. Mimpi itu datang lagi. Dia mengacak rambutnya frustasi. Menolehkan kepalanya melihat jam yang menunjukan pukul 5pagi ia pun bergegas untuk shalat shubuh.

-DeepLoss-

Hayhay selamat datang di ceritaku yang absurd ini:) semoga kalian suka dan jangan lupa untuk vote dan commentnya:) Terimakasih:)

DeepLossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang