Delapanbelas

37 8 4
                                    

Alvira resah saat membongkar tas berisi makanan yang ia bawa tidak menyisahkan apa-apa. Tatapan tajamnya menatap ketiga temannya yang sedang asik menonton film di laptop.

"Lo bertiga ngabisin makanan gue?" tanya Alvira menyelidik. Dan dengan polosnya ketiga temannya kompak mengangguk.

"Ihhh. Kalian jahat banget sih! Kalo makanan gue abis gue makan apaan? Pokoknya ganti!" rengek Alvira sambil mengehentakkan kakinya ke lantai membuat ketiga temannya menatap Alvira heran.

"Apaan sih Vir ketimbang makanan doang" ucap Reva acuh.

"Tau lo makan mulu pantes aja gak ada yang mau sama lo pipi lo gembul gitu" ledek Adriana. Membuat seisi ruangan tertawa kecuali Alvira tentunya.

"Sekarang mah udah bisa ngeledek ya Na. Udah gak JOMBLO lagi sih" ucap Kirana dengan penekanan saat mengatakan 'JOMBLO' sambil menatap Alvira.

"Alah males gue pasti ujung-ujungnya gue di bully" Alvira mengambil cardigan yang sering ia pakai lalu bergegas keluar kamar.

"Baper dia" ucap Adriana saat Alvira sudah menutup kamar.

Dengan langkah gontai Alvira berjalan melewati kamar para cowo. Tetapi langkahnya terhenti saat mendengar suara dari dalam kamar.

"Maksud lo?" Suara Galang terdengar dengan penasaran Alvira berjalan mendekati pintu. Pintu yang sedikit terbuka membuat Alvira bisa mendengar dengan jelas suara Galang.

"Iya. Gue nyembunyiin kalo gue bakal kuliah di Semarang"

Deg. Jantung Alvira mencelos ketika tahu bahwa Alvaro akan kuliah di Semarang. Dan dia tidak memberi tahu Alvira.

"Dari awal lo nyembunyiin aja udah salah Ro. Lagian kenapa sih lo gak ngasih tau dia aja? Kenapa harus lo rahasiain coba?" tanya Galang.

"Bukannya apa-apa ya. Gue takut kalo gue kasih tau Alvira dia malah sedih terus gue gak di izinin kesana" jelas Alvaro. Membuat Alvira mundur secara perlahan. Airmata sudah menggenang di pelupuk matanya.

Alvira keluar rumah Andra. Ia berlari dengan air mata yang membanjiri pipinya. Ia tidak menyangka bahwa Alvaro merahasiakan ini semua. Dia sangat kecewa kepada Alvaro. Walaupun Alvira tidak bisa jauh dari Alvaro tapi dia tidak bisa menahan Alvaro untuk meraih cita-citanya.

Alvira terus berlari hingga kakinya berhenti disalah satu mini market dekat rumah Andra. Alvira menyeka air matanya kasar lalu memasuki mini market tersebut. Dengan kalap Alvira mengambil makanan dan minuman yang ia suka. Dia tidak peduli dikatakan rakus karena setiap Alvira memiliki masalah dia selalu ingin memakan sesuatu.

Setelah selesai mengambil makanan dan minuman yang ia butuhkan Alvira menuju kasir untuk membayar.

"Semuanya jadi 89.500 mbak" ucap sang kasir. Alvira merogoh saku celananya yang ternyata tidak ada uang disana. Ia menepuk jidat pelan bahwa ia tidak bawa uang tadi.

"Sekalian aja sama saya mbak" seseorang cowok memberikan belanjaan pada sang kasir.

"Jadinya 145.500 mas" cowok tersebut memberikan selembar uang seratus ribuan dan selembar uang lima puluh ribuan.

"Kembalinya jadi 4500 ya mas. Terimakasih selamat datang kembali" ucap sang kasir yang dibalas anggukan oleh sang cowok, sedangkan Alvira? Hanya bengong tanpa sadar ia di tarik oleh cowok tersebut menuju mobil sport miliknya.

"Eh eh gue mau dibawa kemana nih?" protes Alvira saat sudah di depan mobil sport tersebut.

"Mau bawa lo pulang lah. Lo harus ganti duit gue. Cepet masuk" perintah si cowok membuat Alvira menatapnya sinis.

DeepLossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang