DuapuluhTiga

31 5 2
                                    

Galang menatap pintu utama rumah Alvira dari dalam mobil pajero milik Alvino. Beberapa menit yang lalu Alvino memasuki rumah Alvira dengan membawa kantong plastik yang berisikan eskrim didalamnya. Sedangkan Galang hanya bisa melihat pintu rumah dihadapannya yang tertutup rapat.

Sebenarnya tadi Alvino sudah memaksa Galang untuk ikut masuk ke rumah Alvira namun Galang menolak dengan alasan ia ingin menemani Andra yang sedang tertidur di sebelahnya. Ya, Andra juga ikut dengan alasan dia tidak ingin ditinggal sendirian di apartemen tetapi saat di perjalanan menuju rumah Alvira dia malah tertidur pulas.

Emang dasar Andra!

Tak lama kemudian Alvino keluar dari rumah Alvira dengan Alvira yang mengikutinya dari belakang. Senyum Galang mengembang, ia sangat rindu kepada Alvira dan dia sangat senang saat melihat Alvira baik-baik saja. Alasan dia ikut Alvino kesini bukan hanya untuk melihat keadaan adiknya saja tetapi dia juga ingin melihat keadaannya Alvira.

Senyumannya perlahan memudar dan wajahnya memucat saat Alvira berjalan mendekat menuju mobil pajero milik Alvino. Ia cukup bersyukur karena mengetahui bahwa kaca mobil Alvino sangat gelap. Tetapi rasa bersyukurnya hilang saat Alvira membuka pintu mobil tersebut sambil menatap Galang dengan pandangan yang sulit diartikan. Galang menatap Alvino bertanya tetapi Alvino hanya mengedikan bahunya.

Alvira berdehem "Bisa kita ngomong sebentar?" tanya Alvira dengan tatapan seriusnya. Galang menghela nafas lalu menganggukan kepalanya setuju.

-DeepLoss-

"Kak Vira ke dapur dulu ya mau ngambil minun" ucap Alvira menatap kedua anak kecil yang sedang asik menonton film kartun kesukaan mereka. Dengan serempak mereka menoleh menatap Alvira lalu menganggukan kepalanya.

Setelah mendapat persetujuan dari kedua anak kecil itu. Alvira berlalu keluar kamar menuju dapur. Dia mengambil air dingin di kulkas lalu menuangkannya kedalam gelas. Alvira berjalan menuju ruang tv lalu duduk di sofa. Ia menghabiskan minumannya hingga tandas. Sebenarnya niat Alvira tidak hanya untuk mengambil minun, tetapi dia juga menunggu Alvino yang akan datang kerumahnya untuk membawa eskrim pesanannya.

Terdengar suara mobil berhenti di depan rumahnya. Alvira dengan penasaran berjalan untuk mengintip lewat jendela. Dan ternyata itu adalah mobil milik Alvino yang berhenti didepan pagar rumahnya. Ia menunggu Alvino keluar dari mobilnya hingga 5 menit kemudian Alvino baru turun dari mobilnya.

Alvira curiga ada sesuatu yang disembunyikan Alvino padanya. Hingga saat Alvino membuka pintu Alvira langsung menyodorkan tangannya meminta eskrim. Kelakuan Alvira tersebut membuat Alvino terkejut.

"Astagfirullah Rara ngapain sih lo di depan pintu" ucap Alvino sambil mengelus dadanya kaget. Sedangkan Alvira menatapnya datar lalu mengambil plastik yang berisikan eskrim di tangan Alvino.

"Tunggu bentar ada yang mau gue omongin" ucap Alvira berlalu meninggalkan Alvino menuju kamarnya.

"Eskrim datang!" teriak Alvira gembira membuat kedua anak kecil itu menatapnya berbinar. Lalu berlari menghampiri Alvira.

"Yeay!" ucap keduanya saat sudah mendapatkan eskrim. Alvira menatap kedua anak kecil itu bahagia lalu mengusap kepala mereka gemas.

"Ghina,Sesil kakak pergi keluar dulu ya sebentar. Sesil disini ya temenin Ghina" ucap Alvira yang dibalas anggukan oleh Ghina dan Sesil. Alvira pun tersenyum lega, ia berbalik ingin membuka pintu namun tangannya ditahan oleh tangan kecil Ghina.

"Kak Vira makasih ya udah mau nemenin Ghina. Ghina sayang kak Alvira" ucap Ghina dengan senyum yang mengembang lalu memeluk kaki Alvira. Alvira pun berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Ghina.

DeepLossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang