Kini malam berganti dengan pagi. Hari ini pula Ali berangkat ke luar kota selama seminggu karna harus menghadiri pertemuan penting dengan investor luar kota.
Jadi, selama seminggu ini perusahaannya ia percayakan kepada sahabat sekaligus sepupunya, Baja.
Kini Ali sedang berada di kamar bersama Prilly. Karna ia akan berpamitan dan membujuk istrinya agar tak marah padanya karna keberangkatannya ke luar kota secara mendadak. Ya,baru kemaren sore setelah pulang kantor Ali mendapat telfon dari Baja jika besok ia harus berangkat ke luar kota untuk menghadiri pertemuan penting dengan investor.
Sebenarnya Ali tak rela jika harus meninggalkan prilly di rumah. Ingin sekali ia mengajak prilly ke luar kota, namun apa daya ia tak bisa apa-apa karna ia keluar kota untuk bekerja bukan untuk liburan.
"Sayang, aku berangkat dulu ya. Jaga diri baik-baik, kalo ada apa2 kamu tinggal minta bantu sama bik shofi, lala atau Meyza ya. Jaga kesehatan, makan yang teratur jangan sampek gak makan karena kamu taukan kalo kamu telat makan magh kamu bisa kambuh dan ingat kamu jangan sampek ngerjain pekerjaan rumah karena aku gak mau kalo kamu kecapean dan kamu sakit. " celoteh Ali memperingati prilly.
Prilly yang mendengar celotehan Ali tersenyum geli karena menurutnya Ali terlalu berlebihan.
" Ya suamiku, kamu juga jaga diri baik-baik disana, istirahat yang cukup, jangan memfosir tubuh kamu untuk terus bekerja aku gak mau kalo sampek kamu sakit. " ucap prilly sekaligus menasehati Ali.
" ya sayang, yaudah aku berangkat dulu ya. " Ucap Ali dengan mencium kening prilly.
" assalamualaikum, inget pesan aku tadi" ucap Ali memperingati.
"Waalaikumsalam ya sayang" ucap prilly dengan senyum manisnya.
Setelah kepergian Ali, prilly segera bergegas ke dapur.
Saat tiba di dapur ia melihat ketiga pembantunya menatapnya cemas. Prilly mengernyitkan dahinya ada apa dengan ketiga pembantunya ini.
Tak lama setelah itu, ketiga pembantunya menghampirinya dengan melontarkan beberapa pertanyaan.
"Non prilly No what what kan" ucap bik shofi dengan raut cemas beserta bahasanya yang campur aduk kek es campur :v 😂
Seketika Prilly terbahak mendengar perkataan pembantunya. Bahasa dari mana yang di lontarkan pembantunya itu.
Bik Shofi, Lala dan Meyza menatap bingung prilly. Apa ada yang salah kah? Pasalnya bik shofi hanya menanyakan keadaan majikannya itu tapi, kenapa sekarang majikannya itu malah terbahak? Apa pertanyaan bik shofi tak masuk akal? Sungguh menimbulkan tanda tanya besar yang besar. Hhh...bikin pusing sepuluh keliling kalo kata bik lala. 😅
"Non teh Why? " timbal bik lala karena ia begitu heran kenapa majikannya terbahak.
" Non no what what kan? Trus itu is pantat non no berdarah yes or no? " cerocos bik Meyza membuat prilly yang mendengarnya langsung terbahak-bahak sambil memegang perutnya yang sakit karna terbahak-bahak terus menerus. Dan pada akhirnya prilly menjawab pertanyaan ketiga pembantunya itu.
" Aku gak papa kok bik, tapi masih sakit kalo duduk. " ucap prilly kepada ketiga pembantunya dan ketiga pembantunya hanya ber 'OH' ria saja.
" yaudah sekarang kita cuci piring kotor itu yuk biar pekerjaannya sedikit demi sedikit selesai trus ntar kita bantu Mang Maxime di kebun. " ucap prilly kepada ketiga pembantunya dan di balas anggukan oleh ketiga pembantunya.
Setelah selesai cuci piring kotor beserta membersihkan rumah, kini prilly dan ketiga pembantunya keluar rumah menuju kebun untuk membantu mang Maxime. Ya, mang Maxime atau biasa di panggil Mang Max tukang kebun di rumah Ali.
"Haloha mang Max yang tinggi Cem Tower, yang punya lesung pipi, punya badan yang errr... Bikin lala terhipnotis ame mang max. Pokoknya hati Lala buat mang Max selalu. " ucap bik lala dengan lebaynya ketika sampai di kebun dan melihat mang Max yang sedang memotong beberapa tanaman.
" heyy bik lala you so beautiful today. " ucap mang Max membuat bik lala loncat-loncat gak jelas karena dibilang cantik oleh mang Max.
" yaallah jantung lala mau terbang yaallah, mang Max cepet kawinin lala atuh lala udah gak kuat aaaaa... Mang Max i lope you pull bukan saipul jamil ye mang. " ucap bik lala membuat prilly, bik shofi dan bik Meyza tertawa geli mendengar ucapan bik lala yang terbilang berlebihan itu.
Mang Max yang menyadari jika ada prilly segera menyapanya.
" Eh, ada non prilly. Maaf atuh non tadi gak liat kalo ada non sama bik shofi dan Meyza. " ucap mang Max menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Kini siang sudah berganti Sore.
Prilly berada di dalam kamarnya sesudah memasak untuk makan malam untuk mama, papa mertuanya dan juga Desta. Desta? Ya, Desta selama Ali pergi ke luar kota Ny Resi menyuruh Desta untuk menginap di rumahnya untuk menunggu ali pulang dari luar kota. Sebenarnya, Tn Firdausi melarangnya namun apalah daya ancaman Ny Resi membuat nyali Tn Firdausi menciut.
Prilly segera bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket dengan keringat karena seharian ini ia membersihkan seluruh rumah besar nan megah bak istana ini. Huhhh... Sungguh melelahkan.
Sedangkan di ruang tamu Ny Resi sedang asik mengobrol dengan Desta. Tn Firdausi yang melihat itu hanya menampilkan wajah datar dan dinginnya.
"Tante jadi kapan aku jadi istri Ali? " ucap Desta bergelayut manja di lengan Ny Resi. Ny Resi mengelus lembut rambut Desta.
" sebentar lagi sayang, liat saja nanti apa yang terjadi jika ali sudah pulang dari luar kota. " ucap Ny Resi tersenyum miring seolah ia punya rencana yang tak dapat semua orang tau termasuk Desta.
" hahaha... Gampang banget sih ngehasut si tua Bangka ini. Sebentar lagi gue bakal jadi orang kaya raya dan gue bakal rebut semua harta mereka.lalu, gue buang mereka seperti gelandangan. " batin Desta tersenyum sinis.
Haiii... 👋
Akhirnya bisa Next cerita ini 😅
Maaf jika ada typo yang bertebaran atau fell nya gak dapet😊
Vote + Coment ☺️
Jangan jadi pembaca gelap guyss..🙅Terimakasih buat yang baca cerita aku yang Gaje bahkan jelek ini 😊maklum ini pengalaman pertama aku menulis cerita jadi, maklumi saja kalo banyak typo bahkan ceritanya Gaje 😊
Sekian Wassalam 😘
Happy reading guyssss 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Ikhlaskan Dirimu
Fiksi PenggemarCinta tak direstui?? Itulah yang dirasakan oleh dua insan yang saling mencintai ini 'Ali Fachri Firdausi dan Aprillya Putri Anastasya' Mereka berjuang untuk mendapat restu dari ibu Ali dan perjuangan mereka mendapat hasil yang memuaskan. Namun...