Extra Chapter (2)

7.5K 303 20
                                    

___<><><>___


Bahagia menurut illy, ketika melihat suami dan anaknya tertawa bahagia tanpa beban. Melihat keluarga kecilnya yang tentram dan harmonis tanpa ada gangguan dari orang-orang yang ingin menghancurkan keluarganya.

Keluarga kecil Ali dan illy menjadi lebih berwarna karena kehadiran dua malaikat kecil yang mereka sayangi, Rafa dan Vika. Rafa dan Vika tumbuh menjadi seorang anak yang baik, penurut, dan tak pernah membangkang. Setiap hari minggu mereka sempatkan untuk berlibur sekedar refreshing.

Rafa yang sekarang menjadi Rafa yang menyebalkan bagi Vika. Setiap hari Rafa tiada hentinya menjahili adiknya itu. Membuat illy pusing melihat tingkah kedua anaknya itu. Rafa dan Vika memiliki sifat yang sangat berbeda. Rafa yang dominan memiliki sifat seperti Ali. Lain halnya dengan Vika, Vika memiliki sifat yang dominan seperti illy. Maka jangan heran bila Rafa dan Vika setiap hari bertengkar bahkan ribut karena hal sepele.

Pada weekend kali ini. Keluarga kecil Ali memilih untuk mengunjungi pemakaman prilly di Bandung. Rasa rindunya kepada prilly seakan membuncah. Dan cara satu-satunya untuk menghilangkan rasa rindu itu yaitu dengan mengunjungi pemakaman prilly yang terletak di Bandung itu.

Keluarga kecil itu telah sampai di Bandung. Mereka sampai di Bandung pada malam hari. Terlihat Rafa dan Vika yang turun dari mobil dengan mata yang sedikit tertutup karena tadi saat sampai di Bandung mereka tertidur. Illy terkekeh geli melihat kedua anaknya yang berjalan sempoyongan sambil menguap.

"Kakak, adek jalannya yang bener nanti jatuh!" ucap illy karena melihat kedua anaknya yang seperti orang linglung.

Rafa dan Vika bergumam seraya menganggukan kepalanya.

"Iya mama. " jawab Rafa dan Vika bersamaan.

" Biar aku yang bawa barang-barangnya. Kamu susul anak-anak aja gih. " Ali berkata saat illy membuka pintu bagasi mengambil barang-barang yang mereka bawa.

" Yaudah aku susul anak-anak ke dalam dulu ya. " pamit illy memasuki rumah sepupunya.




"Kita mau kemana pa?"  tanya Vika heran karena pagi-pagi buta papanya itu mengajaknya, kakaknya dan mamanya keluar.

"Ahh... Bawel lu ah ganggu aja. " gerutu Rafa sambil menoyor kepala Vika yang duduk di sebelahnya.

Vika mencibir sembari memanyunkan bibirnya kesal.

" ihhh.. Kakak biarin aja sih. Lagian kan Vika gak tau kita mau kemana,emang salah kalo Vika nanyak? " saut Vika kesal.

" Kalo papa sama mama gak jawab berarti tempatnya itu rahasia. Lo sih bawelnya kebangetan. " gerutu Rafa sambil memainkan game di ponsel papanya.

" ihh.. Bodo ah bodo. Mama papa jawab kek jangan pada diem. " ucap Vika memelas sambil memegang pundak illy.

Illy menghadap ke belakang ke arah Vika.

" sebentar lagi Vika tau kok kita kemana. Pokoknya, setelah sampai di sana Vika jangan bawel. " ucap illy lembut mengelus rambut Vika.

" ihhh.. Mama ah, Vika gak bawel loh ma. " protes Vika tak terima.

" kalo gak bawel terus apa? Cerewet?" tanya illy sambil mencolek pipi Vika.

Ku Ikhlaskan DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang