Chapter 23

7.8K 371 9
                                    

Denis menatap prilly sendu yang terbaring lemah tak berdaya di blankar rumah sakit. Aura yang berdiri di dekat Denis menitikan air matanya melihat kondisi prilly yang koma.

Sejam yang lalu, prilly menjalani proses operasi pengangkatan janin dari dalam rahimnya. Ya, Denis menyetujui bila janin yang berada dalam rahim prilly diangkat karena itu semua demi keselamatan prilly.

Sebenarnya Denis tak tahu harus berbuat apa. Denis ingin meminta persetujuan dari Ali namun sayangnya Ali tak bisa dihubungi sehingga dengan terpaksa Denis menyetujui tindakan medis. Meski Denis tahu jika nanti prilly sadar pasti prilly shok saat tahu janinnya diangkat. Namun, Denis tak mau egois dengan keselamatan prilly,yang terpenting bagi Denis keselamatan prilly. Denis pasrah jika nanti prilly membencinya atau malah memarahinya karena telah menyetujui tindakan medis.

*******

Baja memasuki rumah Ali dengan gaya collnya. Saat menaiki tangga, Baja berpapasan dengan Desta yang menuruni tangga. Baja berhenti sejenak menatap Desta dingin. Baja lanjut menaiki tangga menuju kamar Ali.

Desta menatap Baja dengan tatapan tak sukanya. Saat Baja ingin melangkah, Desta menghentikan langkah Baja yang menaiki tangga.

"Mau kemana Lo?"  tanya Desta tak suka.

"Apa urusan Lo, terserah gue mau kemana dan LO gak usah ngurusin gue mau ngapain aja di rumah ini. "  jawab Baja sinis.

" Eh, lo gak sopan banget sih. Emang lo pikir ini rumah lo apa. "

" heee... Ini emang bukan rumah gue. Tapi, Asal lo tahu rumah ini rumah om GUE dan rumah ini seperti rumah kedua gue jadi terserah gue mau ngapain aja disini, LO jangan sok-sok an berkuasa di rumah ini. karna apa? Karna rumah ini bukan rumah LO, So, Lo gak berhak sok jadi ratu disini."

Jlebbbb....

Seketika Desta bungkam. Desta kehabisan kata-kata karena ucapan Baja. Desta mendelik tajam pada Baja dan berlalu dari hadapan Baja. Baja menatap punggung Desta yang menjauh. Baja tersenyum miring dan berkata.

"gue bakal cari tahu siapa lo sebenarnya dan liat aja nanti gue bakal buka semua niat busuk lo. "

........

" Weyyy.. Bro, " Baja menepuk. Pundak Ali yang berdiri dengan tangan berpegangan pada pembatas balkon menatap halaman rumahnya.

Ali terjengkit kaget karena tepukan Baja pada pundaknya secara tiba-tiba.

" ngagetin aja lo, "  dengusnya enggan menatap Baja yang berdiri di sampingnya.

Baja menatap Ali penuh selidik. Ali yang merasa di tatap tak seperti biasanya akhirnya menghadap pada Baja dengan mengangkat sebelah alisnya.

" kenapa natap gue gitu banget? " tanyanya pada Baja.

" Lo kenapa balik ke jakarta?  "

Bukannya menjawab pertanyaan Ali justru baja bertanya balik pada Ali yang membuat Ali bingung atas sikap Baja yang menatapnya penuh selidik.

" Gak papa, cuman kangen aja sama rumah ini, " jawabnya santai.

" Terus lo ninggalin prilly di bandung dalam keadaan hamil gitu? IYA? dan parahnya lagi, lo bilang mau ngehandle pekerjaan gak taunya lo malah asoy asoy adem sama istri KEDUA lo itu IYAKAN? "  Teriak Baja tepat di depan wajah Ali. Emosi baja meluap-luap kala melihat Ali yang nampak santai seperti tak punya salah.

" Lo ngomong apaan sih ja,? "

" Gue gak nyangka lo tega banget sama prilly. Asal London tahu ya, Prilly kemarin nelfon gue dan dia nanyak keadaan lo dalam keadaan cemas takut terjadi apa-apa sama lo. Ternyata, lo malah asik-asikan, mesra-mesraan disini sama Desta tanpa mikirin gimana keadaan prilly sekarang yang kepikiran terus sama lo. "

Ku Ikhlaskan DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang