Chapter 16

7.1K 373 3
                                    

Happy Reading 😘

Sudah 1 bulan lebih prilly berada di rumah sakit. Sebenarnya kondisi prilly sudah membaik akan tetapi tapi  kandungannya yang lemah membuat ia tidak diharuskan pulang ke rumah.

Prilly sangat bosan berada di rumah sakit. Setiap hari makanannya hanya bubur, bubur dan bubur. Tak jarang pula ia mengeluh karna masih belum diperbolehkan pulang. Ia juga ingin sekali bertemu dengan suaminya. Sungguh ia begitu rindu pada suaminya. Ia juga tak sabar memberitahukan jika ia sedang mengandung buah cinta mereka. Namun, bayangan saat Ali membentaknya, mengabaikannya bahkan tak menghargainya terlintas begitu saja di otaknya. Senyum yang sedari tadi mengembang kini pudar begitu saja.

Ia takut jika nanti ia memberi tahu suaminya jika ia hamil, suaminya malah tidak mau mengakui anak yang sedang ia kandung. Apalagi sudah 1 bulan lebih ia berada di rumah sakit. Suaminya juga beberapa hari yang lalu sudah pulang dari paris,pasti suaminya mencarinya dan suaminya pasti memikirkan hal yang tidak-tidak tentangnya karna tak ada di rumah.


Usia kandungan prilly berusia 3 minggu. Dikarenakan prilly yang koma membuat kandungannya lemah. Dr Verrel selama ini juga selalu memberikan perhatian lebih padanya. Entah kenapa ia merasa ada yang mengganjal atas sikap Dr Verrel padanya.

Prilly sangat takut karena beberapa waktu yang lalu ketiga pembantunya memberi tahukan jika penyakitnya semakin parah apalagi dengan keadaannya yang sedang hamil membuat penyakitnya semakin sangat parah. Dr Verrel juga pernah memberi tahu jika ia harus menggugurkan kandungannya karna itu sangat berbahaya baginya dan bisa saja membuat nyawanya melayang. Namun, ia bersikeras untuk tidak menggugurkan kandungannya karna ini yang selama ini ia tunggu menjadi seorang ibu dan merawat anaknya penuh dengan kasih sayang. Bahkan, ia tak perduli jika suatu saat nyawanya menjadi taruhannya ia ikhlas seikhlas ikhlasnya.

Ia meremas jarinya dengan perasaan yang ahhh... Ntahlah sulit sekali untuk diartikan perasaannya saat ini. Antara khawatir, cemas, takut dan juga rindu semua menjadi satu.

Apa Ali tahu jika ia berada di rumah sakit? Apa ali tahu jika ia koma? Dan apa Ali tahu jika ia hamil?. Pernyataan itu yang memenuhi pikirannya saat ini. Ia tak mau jika Ali tahu kalau ia berada di rumah sakit. Ia hanya ingin Ali tahu jika dirinya sedang hamil. Hanya itu yang ia tahu.

Bunyi decitan pintu membuyarkan lamunan prilly. Ia melihat ke arah pintu. Terlihat Dr Verrel memasuki ruang inapnya dengan membawa nampan berisi bubur, obat-obatan beserta segelas air putih dan juga susu untuk orang hamil.

"Assalamualaikum. "  sapa Dr Verrel dengan senyum hangatnya dan tersirat penuh makna saat menatap manik mata prilly.

" waalaikumsalam. "  balas prilly tersenyum.

" saatnya makan siang nona hijabers yang cantik. "  ucap Verrel.

" ahh dokter ada-ada saja. "  ucap prilly.

" haha, memangnya kenapa? Ada yang salahkah dengan perkataanku? Tidak ada yang salah bukan? "  ucap Dr Verrel.

" memang tidak ada yang salah dari perkataan Dr Verrel, tetapi saya merasa malu di katakan cantik oleh dokter. "   ucap prilly malu - malu.

" sudahlah, kamu kan memang cantik. Hatimu juga bersih. Beruntung pria yang menjadi suamimu. "   ucap Dr Verrel dengan berkata lirih saat mengatakan  'suamimu'.

Hal itu membuat prilly merasa heran saat melihat raut wajah Dr Verrel yang berubah saat mengatakan kata 'suamimu' dan entah kenapa semakin kesini semakin membuatnya merasa ada yang mengganjal dari Dr Verrel. Ahhh... Lupakan saja.

Ku Ikhlaskan DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang