Chapter 33

5.8K 286 6
                                    

___~<><><>~___

Pagi telah tiba, cahaya matahari memasuki kamar Ali dan illy melalui celah-celah jendela. Sepasang suami istri ini terlelap sangat damai dalam mimpi indahnya. Tiba-tiba saja illy terbangun dari tidurnya. Illy menyingkap selimut dan berlari terbirit-birit memasuki kamar mandi dengan tangan yang menutupi mulutnya seakan sedang menahan sesuatu yang akan keluar dari mulutnya.

Ali mengerjap-ngerjapkan mata indahnya. Ia meraba ke sampingnya yang sudah kosong. Mungkin istrinya sedang berada di dapur pikirnya. Ia terduduk dan bersandar pada kepala ranjang. Tiba-tiba saja pendengarannya menangkap suara dari dalam kamar mandi. Ia beranjak dari tempat tidur dengan tergesa-gesa sekaligus panik. Ia mengetuk pintu kamar mandi yang di dalamnya terdapat sang istri.

"Sayang heyy, buka pintunya. Kamu kenapa sayang? Kamu gak papa kan?" tanyanya cemas sambil terus mengetuk pintu kamar mandi.

Tak ada sautan dari dalam. Yang terdengar hanya suara illy yang sedang muntah-muntah. Ali semakin panik karena illy tiada hentinya muntah-muntah. Saking paniknya, ia pun mendobrak pintu kamar mandi. Pada akhirnya pintu kamar mandi pun terbuka. Ia melihat istrinya yang tengah membasuh mulutnya di wastafel.

Ia menghampiri istrinya yang lemas. Dipijitnya tengkuk sang istri. Dapat ia lihat secara jelas wajah istrinya yang pucat.

"Sayang kamu kenapa, hmm? " tanyanya panik.

Illy hanya menjawab dengan gelengan. Tubuhnya sangat lemas saat ini. Untuk berbicara saja rasanya tak memiliki tenaga.

" Kamu rebahan dulu ya. Jangan beraktivitas apa-apa untuk saat ini karena kondisi kamu lagi gak vit." ucap Ali setelah berada di kamarnya dan merebahkan tubuh illy dengan pelan.

Lagi dan lagi illy hanya mengangguk. Jujur saja, saat ini ia sangatlah lemas. Rasa mual terus di rasakannya.

Baru saja illy merebahkan tubuhnya. Tiba-tiba saja ia merasakan mual lagi. Ia berlari menuju kamar mandi dan menumpahkan semuanya di wastafel. Sangat membingungkan bagi illy. Karena hanya kentalan bening yang keluar. Ali dengan telaten megolesi minyak kayu putih pada tengkuk illy.

Setelah dirasa tidak mual lagi. Ali dengan sigap menuntun illy menuju kasur. Ali menyelimuti illy sebatas dada.

"Kamu istirahat ya, aku mau ke bawah dulu nemuin mama. Sekalian mau bikinin kamu bubur. " Ali mencium kening illy.

Illy tersenyum mendapat perlakuan seperti itu.

Sebelum Ali pergi, illy mencekal tangan Ali. Ali menoleh menghadap illy.

" Ada apa? " tanya Ali.

" Maaf udah ngerepotin kamu, Pagi-pagi gini biasanya kamu siap-siap ke kantor bukannya ngurusin aku yang sakit ini. " ucap illy tak enak.

" Kamu ngomong apa sih. Aku kan suami kamu. Jadi, udah kewajiban aku buat ngerawat kamu di saat kamu sakit. Kamu itu tanggung jawab aku sayang. "

" Makasih. " ucap illy tulus.

" Gak ada kata makasih karena semua tanggung jawab aku sebagai suami kamu. "

Ali tersenyum dan berlalu keluar menuju dapur untuk menemui mamanya.

...

Ali menghampiri mamanya yang tengah sibuk memotong sayuran di bantu oleh kakaknya.

" Pagi ma, kaia. " sapanya.

Sontak Ny Resi dan Kaia menghentikan kegiatannya yang tadi memotong sayuran. Mereka tersenyum menatap Ali.

Ku Ikhlaskan DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang