Chapter 25

8.5K 391 18
                                    

Flashback On

"maaf..." ucap Dokter yang menangani prilly saat keluar dari ruangan prilly.

Seketika tubuh Denis menegang. Pikirannya mulai kemana-mana. Bibirnya bergetar, matanya memanas dan tatapannya kosong.

"maksud dokter apa? " tanya Aura.

" maaf  sebelumnya, Pasien tidak dapat terselamatkan dan kami sudah melakukan semaksimal mungkin. Tetapi Tuhan bertindak lain."

" Aaa..apa?"

Air mata Aura mengalir. Denis? Ia sudah terduduk ke lantai dengan air mata yang sudah membanjiri wajah tampannya. Tak ia sangka sebelumnya, kakak sepupunya yang ia sayangi sudah berpulang terlebih dahulu.

"kak... Pri.. Prilly... "

" Denis istigfar sayang. " Aura menenangkan Denis yang mulai histeris.

" Aura, kak prilly ra. Dia udah ninggalin kita semua. Aku.. Aku.. Masih gak rela sama semua ini ra. " racau Denis dengan suara tercekat karena tangisnya yang begitu kencang.

" kamu ikhlasin kepergian kak prilly. Kak prilly udah tenang di sana. Allah lebih sayang kak prilly makannya DIA ngambil kak prilly dulu dari kita. "

" gak.. gak.. gak.. Aku gak mau. " racau Denis menjadi-jadi.

Flashback Off

Denis menatap nanar pada gundukan tanah yang masih basah karena baru saja di siram dengan air serta bunga yang masih segar.

Aura berkali-kali menghapus air matanya yang tiada hentinya mengalir. Denis masih enggan beranjak dari makam prilly seakan tak ingin meninggalkan prilly sendiri dalam kegelapan.

"ayo kita pulang. " ajak Aura.

Denis menatap Aura yang sudah berdiri.

" ayo.. "

Aura tersenyum sumringah saat Denis mulai beranjak dari duduknya.

Aura dan Denis meninggalkan area pemakaman prilly. Saat memasuki mobil, Denis membalikkan badannya sejenak menatap makam prilly. Setelah itu, ia tersenyum menatap makam prilly.

" Bahagia disana kak. Aku selalu mendoakan yang terbaik buat kakak disana. " batinnya tersenyum.

Ku Ikhlaskan DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang