Chapter 24

7.9K 399 11
                                    

"prilly...?"

"Ali.."

Ali menghampiri dan memeluk prilly sangat erat seakan tak ingin melepaskan prilly.

" Aku kangen sama kamu sayang. "

" Aku juga. "

" Aku berharap keluarga kecil kita bahagia dengan adanya malaikat kecil kita. "

" maaf... "

" maaf..? Maksud kamu? " tanya Ali bingung.

" Aku dan malaikat kecil kita udah bahagia. "

" kamu ngomong apa sih, gak jelas banget. "

" intinya aku sama malaikat kecil kita udah bahagia. "

" ma.. mak.. Maksud kamu? "

" Aku pergi, kamu bahagia selalu disini ya. KU IKHLASKAN DIRIMU hidup bahagia bersama Mbak Desta. Aku sayang kamu melebihi apapun termasuk diri aku sendiri. "

" gak.. Aku gak mau ditinggal sama kamu prill. Aku cinta sama kamu. Please.. Jangan tinggalin aku, kita hidup bahagia bersama prill."

"selamat tinggal, aku sayang kamu selalu. "

" enggak prill.. Prilly... Prilllll.. " teriak Ali dengan deraian air mata saat melihat prilly yang hilang di telan oleh cahaya putih.

__________________


"Enggak prill.. Prilly... PRILLYYYY.."

Ali terbangun dari tidurnya dengan nafas yang memburu. Baja yang sedang berada di dapur berlari tergesa-gesa saat mendengar teriakan Ali yang nyaring.

Ali terduduk dengan bercucur keringat. Nafasnya memburu, matanya sembab, dan dadanya naik turun. Ali mengedarkan penglihatannya, ia baru ingat jika ia menginap di rumah Baja. Matanya tanpa sengaja melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 12 malam.

Entah kenapa perasaannya menjadi tak enak. Mimpinya barusan seolah-olah nyata. Pikirannya menjadi tak karuan. Badannya gemetar seakan prilly benar-benar meninggalkannya.

Baja membuka pintu kamarnya. Dilihatnya Ali yang terduduk di atas kingsize miliknya dengan keadaan yang kurang baik. Baja menghampiri bertanya apa yang sebenarnya terjadi pada Ali.

"Lo kenapa li? "

" Baja.. "

" Lo kenapa barusan teriak keras banget. "

Ku Ikhlaskan DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang