09. Amnesia.

1.7K 114 74
                                    

"Karena perasaan juga ada pasang surutnya. Mungkin sekarang waktunya surut." -Kimmy Sweethania Em Fordia.

Happy reading yup😘

Galang mengerang dalam tidurnya ketika seseorang dengan jahatnya menyibakkan tirai gordennya lebar-lebar, sehingga cahaya mentari pagi langsung menyusup, menerangi seisi kamar Galang.

Galang menghalau sinar mentari yang menerpa wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya, keningnya mengernyit samar, sembari matanya yang mengerjap beberapa kali, untuk menyesuaikan pandangannya.

"Bangun Lang, udah pagi," seru seseorang, menyapa gendang telinga Galang. Mendengar suara itu matanya langsung terbuka lebar, nyawanya mendadak sudah terkumpul semua, ia langsung terduduk, menatap seseorang itu penuh tanya.

"Kok lu bisa ada di sini sih, Gis?" tanya Galang, heran.

"Emangnya nggak boleh kalau gue ada di sini?" tanya Giska balik.

"Boleh, tapi … lo ngapain?"

"Gue bawain elo sarapan, buat yang lain juga." Giska tersenyum, sambil memperlihatkan kantong kresek berisi sarapan yang dia bawa.

"Yang bukain pintu buat lo siapa?"

"Rivaldi. Gue ke sini sama Meylu, Mey nya pergi joging sama Yoga, sekalian sarapan di luar gitu," Giska menjelaskan tanpa Galang tanya detail. Galang hanya mengangguk paham.

"Ya udah, lo tunggu di bawah aja, gue mau mandi dulu, abis itu gue nyusul," ucap Galang, Giska mengangguk. Setelah itu keluar dari kamar Galang. Cowok itu sendiri segera masuk kamar mandi untuk melakukan ritual setiap paginya.

•••

Suasana di ruang makan sangat berisik apa lagi kalau bukan karena keramaian yang diciptakan oleh Rivaldi dan Alex, mereka berdua saling berebut untuk mengambil jatah sarapan yang dibawa oleh Giska.

"Itu bubur punya gue woy!" seru Rivaldi, yang langsung di halangi oleh Alex.

"Enak aja! Ini punya gue, lo ambillah yang lain!" balas Alex, tidak mau mengalah.

"Dih, ngalah kek sama gue! Gue tuh nggak suka kacang! Nah, yang di elo kagak ada kacangnya, balikin Lex!" Rivaldi masih berusaha menggapai styrofoam bubur yang ada di tangan Alex.

"Nggak mau! Gue juga nggak suka kacang! Nah, yang nggak ada kacang cuma yang ini. Jadi, maaf ya, gue nggak sudi berbagi rasa sama elo," ucap Alex membuat Giska dan Galang saling berpandangan bingung.

"Berbagi rasa untuk selamanya~ hingga tiba saatnya aku pun melihat, cintaku yang khianat… cintaku berkhianat~~" timpal Galang, bernyanyi.

"Diem! Suara lo jelek!" komentar Rivaldi, ketus. Ia kesal sekali bubur tanpa kacangnya diganggu gugat.

"Sejak kapan elo nggak suka kacang?" tanya Giska ke Alex, karena setahu cewek ini memang cuma Rivaldi yang tidak suka kacang.

"Sejak gue suka dikacangin Gis, jadi gue nggak mau makan kacang!" jawab Alex, lalu terkekeh.

"Najis … drama lu! Balikin bubur tanpa kacang punya gue!"

"Enak aja, punya gue!" Alex berlari mengitari meja makan sambil membawa serta buburnya, ketika melihat Rivaldi yang berancang-ancang akan mengamuk.

"Alex! Aldi! Jangan lari-lari dong! Nanti buburnya jatuh, nggak jadi di makan, capek aja gue belinya," kata Giska memperingatkan.

"Nggak akan Gis, tenang aja!"

"Balikin bubur gue, woy!"

"Nggak mau!"

Tiba-tiba Bruk!

The Coldest GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang