15. The Day of Heartbreak

1.2K 73 40
                                    

Happy reading••

Hari ini ditetapkan para siswa sebagai hari patah hati se-Twelsone.
Bagaimana tidak, mereka semua harus menerima kenyataan jika idola sekolah mereka telah official hari ini.

Baik fans Galang maupun fans Kimmy hanya bisa gigit jari karena impian untuk taken bersama idola masing-masing harus mereka kubur dalam-dalam, tidak ada yang bisa mereka lakukan selain mendo'akan mereka berdua semoga langgeng, walaupun ada juga yang mengumpat tidak terima sampai buat fanspage pakai hastag hate GalKim, selamatkan hati para jomblo dari kegalauan, sampai yang judge pakai akun fake pun menyebar mulai hari ini.

Kimmy melangkah dengan senyum yang tidak pernah lepas dari bibirnya, di kanan-kirinya banyak siswa yang berlalu lalang, ada yang mencibir sambil nyir-nyirin karena iri dengan keberuntungan gadis itu, tapi ini adalah Kimmy, jadi ia cuek saja dengan segala cibiran bahkan cacian yang mereka lontarkan untuknya, tidak penting sekali menurut Kimmy meladeni orang-orang yang bisanya cuma judge.

Ketika langkahnya sedikit lagi mencapai pintu kelas, ia refleks berhenti karena tangannya langsung ditarik oleh Septi, Yuni, dan... Giska.

"Eh, mau ke mana?" tanya Kimmy bingung.

"Ikut kita, ada yang pengen kita bilangin," jawab Septi ketus tidak ada nada ramah sama sekali.

Kimmy diam, perasaannya mengatakan bahwa dia akan di bully setelah ini, bukannya memberontak ia hanya pasrah saja ditarik oleh tiga saytonah berkedok malaikat ini.

Sampai lah mereka di rooftop gedung kelas 10 yang jarang dikunjungi, Septi langsung menyentakkan tangan Kimmy dengan sedikit kasar, Kimmy sempat terhuyung walau tidak sampai terjengkang.

"Sakit, biasa aja kenapa," sungut Kimmy, ia memegangi pergelangan tangannya yang memerah.

"Sakit, sakit! Heh, lo kasih pelet apa si Galang sampe mau-maunya dia jadian sama perkedel kentang kayak lo?!" bentak Giska galak, ia sudah berkacak pinggang.

"Nggak kasih pelet apa-apa Kak, lagian kan Kak Galang bukan ikan yang harus aku kasih pelet," jawab Kimmy polos, yang bikin Giska gemas pengen menjambak rambut Kimmy.

Sudah, jambak saja Gis! Jambak!

"Duh, maksud gue itu lo guna-guna apa sampai Galang mau jadian sama lo? Hah, apa? Kasih tahu ke kita, bagi resepnya."

"Guna-guna? Resep? Aku lagi nggak bikin kue Kak, jadi nggak ada resep apa-apa," allahuakbar, sabarkan lah Giska menghadapi ke-absurd-an Kimmy.

"Duh, pusing ye ngomong sama lo, mimpi apa Galang jadian sama cewek kayak lo, nggak berfaedah banget," Giska berdecak kesal, ia memijit pangkal hidungnya stres.

"Pusing? Minum baygon aja Kak, dijamin top!" Kimmy mengacungkan jempolnya sambil tersenyum menampilkan deretan giginya yang putih.

Giska mengibaskan tangannya ke udara, ia tidak menyangka membully Kimmy akan serumit ini, ia menyerah! Cukup, daripada ia jadi gila lebih baik dia pergi sekarang.

"Yuk, kita cabut," ajaknya pada Septi dan Yuni.

"Eh, acara bully-nya gimana Kak?" tanya Septi bingung.

"Besok aja, stres gue ngurusin kacang rempeyek satu ini," jawab Giska, yang telah berjalan menuju tangga untuk turun.

"Oh, ya udah. Ayo, sakit hati lama-lama gue di sini, hati gue udah potek mengetahui pangeran Onta gue jadian sama Angsa buruk rupa kek dia," Septi menarik tangan Yuni untuk menyusul langkah Giska yang telah menjauh.

"Sama, hati gue juga udah potek sepotek-poteknya anak orang potek, anjir banget lu jadian sama Abang Galang gue," timpal Yuni, raut wajahnya terlihat sangat memprihatinkan.

The Coldest GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang