Happy reading.
"Keenath!! Lo kenapa sih? Dari pelajaran pertama sampe akhir lo nggak muncul di kelas, sekarang gilirannya muncul lo malah pengen cepet-cepet pergi dari gue. Lo hindarin gue, ya?" Kimmy menodong Keenath dengan pertanyaan, gadis itu tengah berusaha menyeimbangkan langkahnya dengan laki-laki yang berada beberapa langkah darinya.
Keenath diam, menulikan telinganya mendengar ocehan Kimmy. Yang ia ingin hanya pergi sesegera mungkin dari perempuan itu.
Kimmy menghentakkan kakinya kesal, ia mengerucutkan bibirnya sebal. "Ish, Keenath!! Dengerin gue nggak sih?!" pekik gadis itu gondok sendiri.
Beberapa siswa yang belum pulang menatap keduanya heran, bahkan ada yang berbisik-bisik; mengatakan Kimmy tidak tahu malulah, Kimmy tidak tahu dirilah. Mereka--terutama Kimmy jadi pusat perhatian karena membuat kehebohan di koridor.
Kimmy menembokkan wajahnya, menganggap bisikan siswi-siswi yang mungkin fans Keenath hanya angin lewat. Dengan langkah yang sedikit berlari ia menghadang jalan Keenath yang telah mencapai tikungan jalan setapak yang terhubung ke parkiran.
Napas Kimmy memburu, ia menyorot Keenath dengan kekesalan yang telah mencapai batas maksimal. "Mau lo apa, hah? Pura-pura budeg! Gue ngomong nggak nyaut! Gue capek, Nath! Lo kalau sakit hati karena gue tolak nggak gini caranya! Gue juga ada alasan kenapa nolak elo, lo pikir enak nunggu orang sampe lumutan pas ketemu orangnya malah nyelonong gitu aja?! Hah, enak menurut lo?"
Keenath memandang Kimmy tanpa ekspresi, membuat Kimmy semakin kesal ingin mencabik-cabik wajah tampan Keenath.
Sementara itu siswa-siswi yang hilir mudik, ataupun yang tidak sengaja mendengarkan ocehan Kimmy mulai berkerumun dan berbisik-bisik heboh, mengetahui fakta bahwa Kimmy menolak Keenath.
"Eh, itu beneran Keenath ditolak Kimmy?"
"Iya, kayaknya beneran deh. Lihat aja Keenath bungkam gitu."
"Dih, sok cantik banget Kimmy nolak Keenath."
"Kalau gue jadi Kimmy sih nggak akan nolak lah, rejeki nomplok euy."
"Ohemel, tembak adek saja bang. Dijamin nggak akan adek tolak."
"Yaiyalah ditolak. Kimmy pasti milih Galang. Dia kan tergila-gila sama Galang."
"Namanya juga cewek, tau lah mana cogan, mana bukan."
"Eh, Keenath juga cogan! Nggak kayak lo taburan kacangnya martabak!"
"Diem lu isiannya cireng!!"
"Yee… kuah bakso aja belagu lo!"
Mendengar bisikan yang sebenarnya lebih kepada ocehan itu semakin memanas, Keenath berinisiatif menyeret tangan Kimmy agar bisa menyelesaikan masalah mereka tanpa harus jadi pusat perhatian.
"Ehh, lo mau bawa gue ke mana?" protes Kimmy panik.
"Ikut gue. Gue butuh privasi buat ngomongin hal ini," jawab Keenath dingin, lalu menyeret Kimmy ke rooftop sekolah mereka.
•••
"Jadi kenapa lo hindarin gue?" tanya Kimmy to the point. Sekaligus membuka suara karena melihat Keenath yang sepertinya enggan memulai lebih dulu.
"Gue nggak menghindari elo," kilah Keenath cepat. Kimmy berdecih mendengarnya.
"Oh, nggak menghindar ya? Jaga jarak kalau gitu," jawab Kimmy, lalu duduk di bangku yang ada di sana.
Keenath bungkam. Ia mengeluarkan sebungkus rokok dari saku celananya, mengambil sebatang rokok, lalu menghidupkannya. Ia memasukkan kembali bungkus rokoknya, kemudian berjalan menghampiri Kimmy sambil menghisap dan menghembuskan asap rokoknya ke udara.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Coldest Guy
JugendliteraturPrivate random. [Completed] [Twelsone School Series 1] Jika Galang membenci Kimmy, maka Kimmy sebaliknya. Jika Kimmy tersenyum karena Keenath, maka Galang akan merasa benci. Copyright © 2017 by valendafs Cover by : horxans 05-06-2017 (Start) 25-01-2...