04. Crazy.

1.8K 126 88
                                        

Happy reading kaliann semuaa😘😘

Bel tanda berakhirnya pelajaran telah berbunyi sedari tadi, tapi, Galang dan kawan-kawan masih berdiam diri di kelas, ini juga karena Galang yang meminta, entahlah apa maksudnya.

"Lo kenapa sih nggak mau pulang bareng yang lain? Aneh banget, biasanya juga langsung aja, ninggalin mah iya," gerutu Meylu, kesal dengan Galang yang seenak jidat.

"Pulang sana kalau mau pulang!" usir Galang mendorong tubuh Meylu, hampir saja gadis itu tersungkur.

"Kasar Galang mah!" sungut Meylu, lalu berjalan dan mengambil posisi duduk di samping Alex.

"Iya, lu kenapa sih Lang? Aneh lu! Pintu kelas pake di tutup segala lagi, nanti yang lain pada mikir yang nggak-nggak bego! Lu nggak mikirin sih Mey cewek sendiri," Alex memandang Galang heran, apalagi saat ini muka Galang ditekuk; antara gelisah, kesal, panik. Pandangannya pun hanya tertuju pada pintu kelas yang tertutup, harap-harap cemas takut ada yang tiba-tiba membukanya.

"Ho'oh, gue juga setuju sama perkataan bapak Alex, kamu kenapa babang Alangku," Yoga ikut menyuarakan isi hatinya, dengan suara yang terdengar menjijikan di telinga.

"Diem lu bangsat!" umpat Galang memandang Yoga sinis, raut wajahnya terlihat semakin kesal.

"Ihh... babang Alang kasar! Adek Oga nggak like," Galang menatap Yoga semakin sinis, bersiap-siap melempar sepatunya.

"Gue nyimak aja friend! Perut gue lagi nggak ngizinin gue buat ikutan debat, sekarang mending elo jelasin deh Lang, alasan elo bikin kita-kita terjebak di sini," kata Rivaldi, menatap Galang dengan pandangan; cepet jelasin gue laper! Atau gue pulang.

Galang menghembuskan napas kasar, sebelum akhirnya menjawab. "Maafin gue, gue cuma takut aja si Kismis itu minta anterin pulang, gue emang sengaja ngajakin pulang lebih lama, biar dia nggak maksa-maksa gue, lo pada kan tau gimana risihnya gue di deket itu bocah," penjelasan Galang membuat ketiga temannya menatap Galang tidak percaya, mulut mereka menganga lebar, pandangan mereka seakan menyiratkan; seriously? Lu mau mati, hah?

Tiba-tiba BRAKK.

Pintu kelas 11 IPA 1 terbuka lebar, membuat Galang dan kawan-kawan mengalihkan pandangan ke arah pintu, muncullah Kimmy dengan raut wajah tidak enak.

Galang merasakan aura di sekitarnya mendadak horror, seiring dengan Kimmy yang berjalan ke arahnya dengan tatapan penuh intimidasi, ketika Kimmy berada lima langkah di dekatnya, Galang mendadak panik, peluh membanjiri pelipisnya.

"K--kak Ga-Galang," panggil Kimmy lirih.

"Kenapa?" tanya Galang, berusaha terlihat santai.

"A--ayo, anterin Kimmy pulang!" Kimmy sedikit merengek sambil menghentakkan kakinya ke lantai.

Galang melipat kedua tangannya di depan dada sambil tersenyum sinis. "Elo nggak ngerti bahasa Indonesia atau gimana sih? Harus berapa kali gue bilang sama elo, Gue. Nggak. Mau! Apakah itu kurang jelas?!"

"Tap--"

"Kenapa harus gue?" Galang beranjak dari tempatnya, lalu menghampiri Kimmy. "Dari sekian banyak cowok di SMA ini kenapa harus gue?" tatapan Galang menjadi penuh intimidasi, ia sudah geram dengan tingkah Kimmy bak penggemar gila yang selalu mengejar-ngejar dirinya.

Kimmy meneguk salivanya kasar, ia melirik takut-takut ke arah Galang. "Gu--gue-gue nggak tau kak, ha--hati gue ya--ng buat gue jadi begini."

"Makanya jangan pake hati! Baper kan lo jadinya sama gue," Galang tersenyum sinis, sambil memutar bola mata jengah.

The Coldest GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang