Setelah dirawat di rumah sakit selama beberapa hari, Juliet akhirnya sudah boleh pulang. Saat ini ia sedang sarapan dengan kedua orang tuanya.
"Juliet, aku sudah berhasil meminta agar syuting iklan dimundurkan untuk beberapa hari, jadi dalam beberapa hari ini kau harus beristirahat agar kau bisa iklan, oh ya dan juga kemarin.." Deliora berbicara panjang lebar mengenai iklan, dan juga seperti biasa menjelaskan kenapa Juliet harus menjadi model. Sampai Juliet hafal di luar kepalanya.
"Ibu," selak Juliet ketika ibunya sedang berbicara. Deliora menoleh kepada putrinya.
"Hmm? Ada apa?"
Juliet meletakkan sendok makannya, lalu menatap ibunya serius. Juliet harus mengatakan ini sekarang, jika tidak sekarang, Juliet pasti tidak akan berani lagi.
"Aku tidak ingin masuk dunia modeling," ucap Juliet sambil menatap mata ibunya. Orang tuanya terlihat kaget.
"Kenapa?" tanya ibunya langsung. Juliet terdiam sejenak, ia tahu ibunya akan menanyakan itu.
"Impianku bukanlah menjadi model," jawab Juliet jujur. Itu adalah impian yang ditetapkan ibunya untuk Juliet. Deliora terlihat tidak bisa berkata-kata, ia memijat keningnya.
"Lalu apa impianmu, my dear?" tanya Nilliam, ayahnya.
"Aku... tidak tahu," jawab Juliet jujur. Deliora menoleh ke arah Juliet dengan cepat.
"Jadi apa alasanmu yang sebenarnya tidak ingin masuk dunia modeling? Modeling adalah pekerjaan yang sangat tepat untukmu, kau memiliki wajah dan tubuh untuk seorang model, kau juga sudah dikenal banyak orang, kau sudah memiliki reputasi, jalan karirmu sudah terlihat begitu jelas. Kau bisa menjadi top model dalam waktu dekat," seru Deliora.
"Tapi aku tidak menyukainya."
"Oh astaga aku benar-benar tidak percaya ini. Banyak model yang sangat ingin mengiklankan produk ini, tapi karena pemiliknya adalah kenalanku, dia mau mempercayakan iklan produknya kepadamu. Jalan hidupmu sudah begitu mulus, yang kau perlu lakukan hanyalah menjalaninya dengan benar dan tekun," tambah Deliora. Nilliam menyentuh lembut tangan Deliora seolah mencoba menenangkan istrinya.
"Biarkan aku yang berbicara kepada Juliet," ucap Nilliam. Deliora menghela napas berat, ia berdiri dari kursinya, lalu langsung pergi dari situ. Ketika Juliet sudah berdua dengan ayahnya.
"Kau tahu ibumu selalu ingin yang terbaik untukmu, dia berkata seperti itu untuk kesuksesanmu," seru Nilliam lembut. Juliet tidak menjawabnya, ia hanya menatap ke mana pun selain mata ayahnya.
"Sekarang, katakan saja padaku, jadi apa yang ingin kau lakukan?" tanya Nilliam.
"Aku belum tahu, ayah," jawab Juliet. Nilliam memperhatikan putrinya dari kursi yang ia duduki. Nilliam menghela napas.
"Apa kau ingin mendengar saranku?" tanya Nilliam. Membuat Juliet menoleh dan menatap mata ayahnya.
"Saranku kau masuk universitas. Kau mungkin akan menemukan impianmu di universitas," tambah Nilliam. Juliet mengangkat alisnya, sejak dulu ia pikir ia tidak akan masuk universitas. Karena ibunya selalu mengatakan setelah Juliet lulus dari high school, Juliet harus mulai serius dengan modeling.
Juliet tidak menjawab ucapan ayahnya. Ayahnya bangun dari kursinya dan berkata lagi.
"Jika kau sungguh tidak ingin masuk dunia modeling, aku akan membantumu mengatakannya kepada ibumu," seru Nilliam. Wajah Juliet cerah sekarang.
"Terima kasih, ayah," seru Juliet. Nilliam tersenyum hangat.
"Anything for my daughter's happiness."
Setelah itu ayahnya meninggalkan Juliet sendiri di ruang makan. Juliet menatap sarapannya yang baru ia makan dua sendok. Well sepertinya tadi berjalan lebih mulus dari pada yang Juliet bayangkan.
Tiba-tiba pelayan menghampirinya dan berkata, "Nona, anda kedatangan tamu."
Siapa yang datang pagi-pagi seperti ini? Batin Juliet. Ia pun bangun dari kursinya, lalu segera keluar ruang makan dan menuju ruang tamu, tetapi ia kaget mendapati Fellyn di situ.
"Fellyn?" panggil Juliet. Membuat Fellyn menoleh.
"Juliet, maaf aku datang sepagi ini. Aku datang pagi karena jam sebelas nanti aku akan kembali ke Miami," seru Fellyn menyesal. Juliet mengangkat alisnya, jangan bilang Fellyn ke sini hanya untuk salam perpisahan?
"Tidak apa-apa, tapi mengapa kau datang ke tempatku? Maksudku bukankah kau lebih baik pamit ke Nick?" tanya Juliet sambil menyembunyikan nada cemburunya. Fellyn mengangkat alisnya.
"Aku ingin lebih dekat denganmu, sekarang kau adalah kekasih teman dekatku, dan aku berharap kita bisa akrab," ucap Fellyn lembut. Juliet akhirnya duduk di depan Fellyn.
Fellyn benar-benar gadis yang baik, dan itu semakin membuat Juliet menjadi merasa bersalah. Juliet menghela napas
"Maaf kemarin-kemarin aku bersikap tidak sopan padamu, aku hanya sedang dalam mood buruk," seru Juliet sambil tertawa paksa, Fellyn tersenyum lembut.
"Mood-mu selalu buruk ketika bertemu denganku," seru Fellyn.
"Mungkin karena aku cemburu," ucap Juliet pelan. Ketika menyadari apa yang ia bicarakan, rasanya ia ingin kabur dari situ. Juliet mengigit bibirnya, berharap Fellyn tidak mendengarnya.
"Cemburu? Apa maksudmu?" tanya Fellyn sekarang sangat bingung. Juliet terdiam sejenak.
"Fellyn apa kau sangat mencintai Fedrick?" tanya Juliet.
"Tentu saja," jawab Fellyn membuat Juliet merasa lega.
"Apa Nick mengatakan padamu kalau dia menyukaiku?" tanya Fellyn tenang membuat Juliet kaget dengan pertanyaan Fellyn.
"Bagaimana kau tahu-" Fellyn menghela napas kasar.
"Dia selalu mengatakan itu kepada wanita yang ia kencani, dan itu berhasil mebuat semua wanita yang ia kencani benci padaku," seru Fellyn.
"Kalau kau tau dia menyukaimu kenapa kau diam saja seolah kau tidak tau perasaan Nick padamu?" tanya Juliet sekarang sedikit marah dengan kelakuan Fellyn yang menyiksa Nick. Setidaknya Fellyn harus menjelaskannya kepada Nick, sehingga Nick bisa melepaskan Fellyn.
Fellyn tersenyum simpul, lalu menyentuh tangan Juliet lembut.
"Karena sebenarnya Nick tidak pernah mencintaiku Juliet, dia mencintai orang lain, dia hanya menggunakanku untuk menutupi perasaannya yang sebenarnya, dia sudah meminta izin padaku dan Fedrick dari dulu, karena aku sudah meganggapnya seperti saudara sendiri, aku biarkan, walaupun hal itu membuat diriku tidak pernah dekat dengan wanita yang Nick kencani," jawab Fellyn.
Juliet tidak bisa berkata-kata sekarang, mulutnya terasa kering, semua perkataan Fellyn membuat dirinya semakin merasa bersalah sudah bersikap kasar pada Fellyn.
Juliet menelan ludahnya sebelum bertanya, "lalu siapa yang ia cintai?" Juliet mati penasaran siapa wanita itu. Fellyn tersenyum lembut.
"Aku tidak berhak memberitahu itu, jika dia percaya padamu, ia akan menceritakan semuanya."
Juliet sedikit lega tetapi di sisi lain hatinya semakin hancur mengetahui Nick selama ini belum juga mempercayainya untuk menceritakan semuanya.
Padahal ketika mereka masih kecil, mereka selalu bermain bersama. Tapi kenapa rasanya sekarang seperti ada tembok tinggi yang menghalangi mereka untuk saling jujur. Kenapa semua tentangnya menjadi begitu misterius?
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Bee Vs Bad Boy (2023 Ver.)
JugendliteraturSUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA SELURUH INDONESIA (Tapi masih Completed di Wattpad) Julieta Walton, sering dikenal dengan sebutan Queen Bee ke mana pun dia pergi. Dengan wajah bak model, sikap yang berani, dan berasal dari keluarga kaya, dia pun selalu m...