Chapter 23 - My Oh My

225K 20.1K 694
                                    

Juliet tidak tahu harus menjawab apa, astaga jantungnya tidak siap dengan semua ini. Apa Nick serius dengan ucapannya? Apa Nick berkata seperti itu hanya untuk meluluhkannya? Entahlah kepala Juliet sudah pening dan wajahnya terasa begitu panas. Tapi dia tetap mencoba terlihat tenang.

Nick tetap menatap Juliet dengan serius. Kenapa Nick bisa membuat dirinya, Julieta Walton, yang biasanya tidak pernah kehilangan kata-kata menjadi seperti ini. Nick tiba-tiba menyentuh bibir Juliet dengan jempolnya.

"Kenapa kau tidak berkata apa pun?" bisik Nick sepertinya setengah mati ingin melihat reaksi Juliet. Juliet menahan napas karena kedekatan mereka, Juliet mencoba menjauhkan kepalanya dari tangan Nick, sehingga sentuhan Nick terlepas dari bibirnya.

"Kenapa kau tiba-tiba berkata seperti itu, jangan bercanda Nick," ucap Juliet sambil mencoba tidak menatap mata Nick. Kali ini Nick menarik lagi dagu Juliet sehingga Juliet menatapnya.

"Apa aku terlihat sedang bercanda menurutmu?" tanya Nick dengan nada rendah. Tatapannya serius, hilang semua kilatan jahil yang biasanya menghiasi mata indah Nick. Juliet kembali kehilangan kata-kata.

Tatapan Nick jatuh ke bibir Juliet, membuat bibir Juliet seketika terasa kering. Lalu tatapan Nick kembali ke mata Juliet. Kali ini tatapannya lebih gelap, astaga Juliet ingin menutup mata Nick agar dapat berhenti menatapinya dengan tatapan itu.

Lalu tiba-tiba, Nick mendekati wajah Juliet. Juliet sangat tergoda untuk menutup matanya, tapi ia tetap mempertahankan matanya agar tetap terbuka.

Tapi tiba-tiba terdengar suara ketukan di jendela mobil di belakang Nick. Membuat Juliet mengalihkan pandangannya ke belakang Nick, ternyata itu adalah seorang polisi yang mengganggu mereka. Nick juga menoleh ke belakangnya, dan Nick berdecak kesal karena seorang polisi sudah mengganggu, akhirnya Nick menurunkan kaca jendela mobil.

"Iya?" tanya Nick.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya polisi dengan nada malas. Dia terlihat sudah muak dengan pekerjaannya.

"Apa yang kami lakukan di sini bukan urusanmu, sir," jawab Nick tajam. Hanya Nick yang berani mengatakan hal tersebut kepada seorang polisi. Dan untungnya polisi tersebut tidak ambil pusing jawaban Nick.

"Di sini dilarang parkir," seru polisi tersebut sambil menunjukkan tanda tidak boleh parkir di situ dengan malas.

"Karena anda sudah melanggarnya, saya harus-" ucapan polisi tersebut terpotong oleh suara walkie talkie yang ia genggam.

"Ben, ayo sudah waktunya berganti shift." Suara lelaki terdengar dari walkie talkie tersebut.

"Oke," jawab polisi bernama Ben itu terlihat lebih semangat.

"Sepertinya kalian sedang beruntung, segera pergilah dari sini sekarang juga, anak muda," seru polisi itu. Setelah itu polisi itu meninggalkan mereka dengan riang, sepertinya polisi itu tidak sabar mengakhiri shift-nya.

"Well, sepertinya kita memang sedang beruntung, ayo pulang kalau begitu," ucap Juliet. Kali ini Nick menuruti ucapan Juliet dan segera meninggalkan tempat tadi.

Setelah mereka mobil sudah berjalan cukup jauh, tiba-tiba ponsel Juliet berdering, panggilan dari Emma.

"Halo," jawab Juliet.

"Juliet, hey apa kau sudah baik-baik saja sekarang?" tanya Emma dengan suara keras. Juliet melirik Nick, apa Nick mendengarnya? Lalu Emma menambahkan.

"Kau tahu maksudku, mengenai berita Nick dan Tiffany tadi. Kau terlihat begitu terguncang, tidak perlu memikirkannya, lebih baik kau menanyakan apa yang dia lakukan bersama mantan kekasihnya di restoran." Wajah Juliet terasa panas sekarang, pasti Nick mendengar suara Emma. Karena Emma berbicara dengan suara begitu besar.

Juliet ingin menutup telponnya agar Nick tidak dapat mendengar suara Emma tapi sepertinya sudah telat ketika Juliet melirik Nick. Nick menatapnya dari sudut matanya sambil tersenyum miring. Juliet mengigit bibirnya. Yap, Nick mendengarnya.

"Emma, bisakah kita bicara nanti saja," ucap Juliet.

"Oh? Oke," jawab Emma. Lalu Juliet mematikkan ponselnya. Untungnya setelah itu Nick tidak mengungkit-ungkit apa yang sudah ia dengar tadi.

***

Sesampai di penthouse Juliet, Nick mengantar Juliet sampai mereka sampai di lantai penthouse Juliet. Juliet sudah menolak tapi Nick tidak menerima kata tidak. Ia bersikeras mengantar Juliet. Ketika mereka sudah sampai di lantai penthouse Juliet.

"Terima kasih, Nick. Padahal kau tidak perlu repot-repot," ucap Juliet. Nick menggeleng sambil tersenyum.

"Tidak, sudah menjadi kewajibanku untuk memastikan kekasihku kembali ke rumahnya dengan aman," ucap Nick. Juliet memutar bola matanya, Nick berlebihan, tapi Juliet tidak membenci hal itu.

"Pulanglah," ucap Juliet. Nick mengangguk, lalu ketika Nick sudah berjalan menuju lift, tiba-tiba Nick berhenti dan membalikkan badannya, membuat Juliet bingung. Nick berjalan ke arah Juliet.

"Nick kenapa-" ucapan Juliet terpotong ketika tiba-tiba Nick sudah menunduk dan mendekati telinga Juliet. Sehingga sekarang bibir Nick sudah deket dengan telinga Juliet.

"Jangan pikir pembicaraan kita di mobil tadi sudah selesai. Dan ingat kau adalah wanitaku, Juliet," bisik Nick rendah. Juliet menahan napasnya.

Tapi detik selanjutnya Nick langsung menjauhkan dirinya dari Juliet. Semua terjadi dengan begitu cepat, membuat Juliet tidak bisa mencerna semuanya yang terjadi.

Nick kembali berjalan menuju lift. Nick menekan tombol lift, ketika pintu lift sudah terbuka, Nick masuk, dan sepertinya ia melupakan sesuatu lagi, ia menekan tombol untuk menahan pintu lift.

"Oh ya, satu lagi. Tiffany bukanlah mantan kekasihku, aku tidak pernah berpacaran dengannya, dia hanyalah model yang mengiklankan produk perusahaan kami, tadi Tiffany hanya ingin memberikan undangan untuk pernikahannya empat bulan lagi," ucap Nick dengan tersenyum miring, matanya berkilat dengan jahil.

"Dan jujur aku suka dengan sifatmu yang pencemburu itu," goda Nick sambil mengedipkan satu matanya ke Juliet.

"Sampai jumpa besok, darling," ucap Nick. Juliet bisa melihat kilatan jahil di mata Nick, tepat saat itu pintu lift tertutup. Juliet langsung menanamkan wajahnya ke bantal di sofa, Juliet yakin wajahnya sudah berubah menjadi pink, wajahnya terasa panas. Juliet ingin menggali lubang dan bersembunyi di situ.

Astaga itu benar-benar memalukan.

Queen Bee Vs Bad Boy (2023 Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang