Paulina belum juga menjawab. Dia terlihat sedikit panik.
"Cat got your tongue?" tanya Juliet sambil tersenyum miring. Paulina sekarang menatap Juliet tajam.
"Berani-beraninya kau!" ucap Paulina dengan tatapan benci. Alis Juliet terangkat lalu menatap Paulina serius.
"Apa maksudmu? Tadi kau meminta bukti, bukan? Aku hanya ingin mencoba mencari bukti yang kau minta, kalau kau benar tidak bersalah seharusnya kau tidak perlu takut, bukan?" tanya Juliet sambil tersenyum manis palsu.
"Benar juga sih," seru Larisa setuju sambil mengunyah pudingnya. Paulina menatap tajam Larisa, membuat Larisa baru sadar dia berbicara keras, setelah itu ia tidak mengeluarkan suara lagi tapi tetap memakan puding nya.
"Aku tidak akan berpartisipasi dengan permainan detektif-detektifanmu, Walton. Aku terlalu sibuk untuk hal itu. Ah ya, aku jadi ingat aku ada pertemuan dengan seorang produser film hari ini, benar kan, Shanon?" tanya Paulina ke Shanon. Shanon terlihat kebingungan sejenak ketika melihat tatapan tajam Paulina, ia langsung menjawab.
"Ah ya tentu saja. Benar, kau akan bertemu dengan pamanku seorang produser," jawab Shanon dengan cepat. Sambil melirik Paulina seolah bertanya dengan matanya apakah dia sudah mengatakan hal yang benar.Juliet mencoba menahan tawanya melihat Shanon yang begitu jelas terlihat berbohong.
"Sayang sekali," seru Juliet dengan menghela napas pura-pura. Lalu menambahkan.
"Tapi tenang saja, kau tidak perlu hadir menunggu rekamannya, jika aku sudah mendapatkan rekaman CCTV dan jika kau terbukti bersalah, kau berhutang permintaan maaf kepadaku, Paulina," seru Juliet sambil tersenyum manis palsu. Paulina terlihat tidak bisa mengucapkan apa-apa lagi. Juliet puas melihat Paulina kehilangan kata-kata.
Setelah itu Juliet pun pergi dari situ dengan dagu terangkat tinggi. Ia tetap berjalan menuju meja Nick tanpa menghiraukan kalau semua orang masih menatapinya. Tatapan Juliet bertemu dengan Nick. Sepertinya Nick dan teman-temannya menonton semua itu.
Ketika Juliet sudah di depan meja laki-laki populer itu.
Jack langsung berkata. "Kau keren sekali, Juliet."
"Menyegarkan melihat ada seorang yang bisa melawan Paulina," seru Aron geli. Sedangkan Jay sepertinya satu-satunya yang tidak memperdulikan apa yang terjadi. Ia hanya sibuk menatap layar ponselnya.
"Apa kakimu baik-baik saja?" tanya Nick. Entah kenapa pertanyaan Nick membuat jantung Juliet sedikit menghangat.
"Aku baik-baik saja," jawab Juliet sedikit berbohong. Kakinya sedikit nyeri. Nick masih menatap Juliet serius seolah tidak percaya akan Juliet.
"Duduklah," seru Nick. Menunjuk kursi sebelah Nick yang kosong. Juliet pun langsung duduk di sebelah Nick. Juliet menahan rasa sakit yang menusuk kakinya. Nick melirik Juliet dari sudut matanya lalu kembali makan.
Sepertinya teman-teman Nick tidak begitu ambil pusing ketika Nick meminta Juliet duduk bersama mereka. Obrolan mereka kebanyakan tentang olahraga. Untungnya Juliet adalah mengikuti berita berita tentang dunia olahraga, sehingga ia bisa mengikuti pembicaraan mereka. Nick dan Jay tidak terlalu banyak bicara. Jay sibuk dengan ponselnya.
"Jadi, Juliet. Nick bilang kau adalah teman masa kecilnya?" tanya Aron.
"Benar, kami berteman ketika Nick tinggal di Boston," jawab Juliet. Nick masih terdiam.
"Nick benar-benar membuatku sangat iri memiliki teman kecil yang begitu cantik," seru Jack sambil mengedipkan matanya kepada Juliet. Nick menatap tajam Jack dari sudut matanya.
"Easy man, aku hanya mengatakan yang sesungguhnya," seru Jack sambil mengangkat kedua tangannya ke udara seolah dia menyerah.
"Sepertinya teman kecilmu begitu posesif terhadapmu, Juliet," goda Aron. Juliet tidak mengatakan hal itu posesif, dan mengingat mereka sudah lama tidak bertemu. Setelah itu mereka membicarakan hal lain.
Sampai akhirnya semua sudah selesai makan dan mau pergi dari situ. Juliet berdiri perlahan dari bangku, tiba-tiba Nick bertanya.
"Kau bisa berjalan?" tanya Nick. Juliet menoleh dengan kaget. Apa Nick menyadari kalau Juliet sejak tadi kesakitan?
"Bisa, hanya sedikit nyeri," jawab Juliet jujur. Teman-teman Nick mendengar pembicaraan mereka langsung berkata.
"Kenapa kau tidak gendong saja Juliet, Nick?" goda Jack.
"Benar, bukankah itu hal yang seharusnya kau lakukan sebagai gentleman," ucap Aron ikut menggoda Nick. Nick terlihat berpikir sejenak.
"Kau ingin ku gendong?" tanya Nick akhirnya. Juliet membelakkan matanya, dan dengan cepat menggeleng kepalanya dengan sekuat tenaga.
"Astaga tidak perlu! Kau bisa membuat semua orang menatapi kita," jawab Juliet.
"Sepertinya kemana pun kau pergi semua orang menatapimu, Juliet. Tapi aku sendiri tidak menyalahkan mereka juga," ucap Nick santai. Juliet tidak begitu mengerti apa maksud Nick mengatakan hal itu, tapi di telinga Juliet, Nick terdengar seperti memuji Juliet.
"Aku bukan wanita lemah, Nick. Tersandung tidak akan membuat kakiku tidak bisa berjalan," seru Juliet. Nick tersenyum.
"Aku tahu kau bukan wanita lemah. Kalau begitu ayo," seru Nick sambil mengulurkan tangannya kepada Juliet.
Juliet menatap tangan Nick yang terulur dengan tatapan bingung. Karena Nick tidak sabar, akhirnya ia menggenggam tangan Juliet. Membuat Juliet tersentak sedikit ketika telapak tangannya bersentuhan dengan tepak tangan Nick yang besar dan hangat.
"Apa yang kau lakukan, Nick?" bisik Juliet. Menahan dirinya untuk tidak menoleh ke sekelilingnya, untuk memastikan apakah orang-orang menonton semua ini atau tidak. Walaupun Juliet dapat merasakan banyak mata yang sedang memperhatikannya.
"Kalau kau tidak ingin digendong, berpegangan tangan tidak masalah, bukan?" tanya Nick dengan tersenyum begitu memesona. Juliet akhirnya tidak menolak, ia berjalan keluar kantin sambil berpegangan tangan Nick.
"Semua orang akan salah sangka," bisik Juliet. Nick tidak menjawab Juliet malah menggenggam tangan Juliet lebih erat.
Ketika mereka sudah keluar dari kantin, mereka semua berpisah, Jay pulang, Jack dan Aron ada kegiatan club meninggalkan Nick dan Juliet berdua.
"Jadi, apa kau sudah memikirkannya?" tanya Nick. Juliet menyelidiki wajah Nick sejenak sebelum bertanya.
"Nick, jujurlah, kenapa kau ingin berpacaran denganku?" Entah kenapa Juliet yakin alasannya bukan hanya karena Nick ingin tidak diganggu oleh Paulina.
Nick tiba-tiba berhenti melangkah, sekarang meraka berada di koridor terbuka yang sebelahnya terdapat pohon-pohon dan taman indah. Tidak ada siapa pun di koridor itu kecuali mereka berdua.
"Ada perempuan yang aku suka," ucap Nick tiba-tiba sambil menatapnya. Jantung Juliet seketika bedetak dengan cepat. Ia menunggu kalimat Nick yang selanjutnya.
"Tapi tidak bisa aku dapatkan," tambah Nick. Juliet menahan napasnya. Nick tidak mungkin berkata perempuan yang dimaksud itu-
"Aku ingin meminta bantuanmu untuk mendapatkan perempuan itu," seru Nick.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Bee Vs Bad Boy (2023 Ver.)
Roman pour AdolescentsSUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA SELURUH INDONESIA (Tapi masih Completed di Wattpad) Julieta Walton, sering dikenal dengan sebutan Queen Bee ke mana pun dia pergi. Dengan wajah bak model, sikap yang berani, dan berasal dari keluarga kaya, dia pun selalu m...