01 awalan

57.7K 1.9K 97
                                    

Apa kau bisa memilih siapa yang akan menjadi cinta pertamamu? Aku menyukai semua tentang dirimu dan tak alasan untuk itu.

Veana Josephine gadis sederhana yang selalu menyukai semua hal tentang Dave. Dia tidak peduli dave selalu berbicara ketus dan menganggapnya sampah yang perlu di buang jauh. Yang terpenting baginya adalah mendapatkan perhatian dave.

"Lo yakin bakal ngasih coklat lagi ke dia?" tanya Rossi

"Ve gue saranin gak usah deh," Brina meraih tangan Vean ragu sudah beberapa kali sahabatnya itu memberikan coklat pada Dave tapi selalu di tolak mentah-mentah.

"Kalian semua tenang aja hari ini gue yakin dia bakal nerima coklat dari gue," jawab Vean yakin.

"Terserah deh, pokoknya kita sebagai sehabat lo udah ngomongin ya, kalau nanti lo kena marah lagi sama Dave kita gak ikut-ikut titik," tambah Brina sambil menunjuk-nunjuk wajah Vean tapi gadis itu masih terus berjalan ke kantin.

"Ok fix Ve, kalau lo di tolak lagi gue gak sanggup liatnya." Rossi ragu melihat keadaan kantin sangat ramai saat itu.

Dave Alredyo lelaki yang terkenal cold devil itu hanya menatap ponselnya. Dia tidak peduli sekarang teman-teman sedang menertawakan apa.

"Dave liat tuh!" Alex menoleh ke arah pintu kantin.

"Kayaknya lo bakal dapat coklat lagi," Gino tersenyum melihat kearah Vean yang berjalan ke meja mereka.

"Gue rasa dia gak punya malu deh" Kano menoleh ke arah Vean sebentar lalu kembali ke bukunya.

Vean melambaikan tangannya saat melihat Alex dan Gino tersenyum.

"Hai gue ganggu gak?"

"Menurut lo gimana?" Kano menjawab pertanyaan Vean ketus dan masih fokus ke arah bukunya.

"Eh jangan nyolot dong sahabat gue ngomong baik-baik kali," Brina mulai emosi mendengar nada bicara Kano.

"Udah udah gak papa kok Brin,"

Dave masih fokus ke arahnya ponselnya dia tidak peduli dengan kehadiran Vean yang disambut ketus oleh Kano karena menurutnya Kano benar, Vean selalu menganggunya entah itu saat dia bermain basket atau pun sedang santai seperti sekarang.

"Eeehhhmmm Dave aku cuma mau ngasih ini," Vean menyodorkan toples coklat di tangannya ke arah Dave, "Kali ini aku buat sendiri loh," tambahnya sambil tersenyum.

"Wah kapan-kapan gue nitip boleh kali Ve," Gino tersenyum kearah Vean. Sedangkan alex masih menatap lapar coklat di depan matanya.

Kano menoleh ke arah Vean ragu karena coklat di tangannya masih belum diraih oleh Dave.

"Gue gak peduli!" Dave menaruh ponselnya ke saku celananya dan ingin beranjak pergi dari mejanya,

"Mau kemana?"

"Lo mau ngasih ini, kan?" Dave mengambil toples coklat di tangan Vean lalu berjalan ke arah meja lain.

"Ternyata mama bener kalau hari ini hari keberuntunganku" Vean tersenyun melihat coklatnya diterima oleh Dave tapi harapannya pupus saat Dave berjalan ke meja cewek lain.

"Ve?" Rossi dan Brina melihat Vean yang masih membeku ditempat dengan mata berkaca-kaca.

Kano dapat melihat mata Vean yang berkaca-kaca karena Dave memberikan coklat pemberiannya kepada gadis lain.

"Ini coklat buat lo."

Gadis itu masih terperangah melihat Dave si cold devil berbicara padanya dan memberinya coklat.

"Ini beneran buat gue?"

"Hem," Dave ingin memberikan coklat di tangannya untuk gadis di depannya tapi ada tangan yang mencekal tangannya dan itu Kano.

"Gue rasa cewek bar-bar ini gak cocok dapatin coklat dari lo." Kano tidak tau apa yang dia lakukan sekarang, tapi hatinya tidak bisa melihat Vean menangis menatap tingkah Dave yang menurutnya masih kekanak-kanakan.

"Maksud lo?"

Kano tidak memperdulikan pertanyaan Dave dan semua murid yang menatapnya bingung. Dia terus berjalan ke arah Vean, untuk memberikan coklatnya.

"Jangan mikir gue peduli sama lo, gue cuma kasihan liat lo yang kayak pengemis gini," Kano pergi meninggalkan semua orang yang masih menatapnya heran.

Rossi dan Brina menyadari keadaan kantin yang canggung akibat ulah Kano barusan. Mereka langsung menggeret Vean, mereka tidak mau sahabatnya itu lebih malu lagi.

***
Mampir juga ke SEGREDO.

***Mampir juga ke SEGREDO

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DaVean (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang