34 awal baru

13.7K 709 18
                                    

Budayakan Vote Dan komen 😉
Silakan kalian nikmati kisah DaVean yang tinggi bagai langit dan rapuh bagai awan.

Budayakan Vote Dan komen 😉Silakan kalian nikmati kisah DaVean yang tinggi bagai langit dan rapuh bagai awan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu tau kisah kita berbeda dari kisah mereka, jadi jangan pernah samakan aku dengan orang lain.

Sial, berbagai sumpah serapah sudah keluar dari mulut Vean. Seharusnya dia sudah ada di sekolah sekarang kalau saja pak Bejo supirnya tidak pulang kampung dadakan, terpaksa Vean harus membawa mobil sendiri, tapi siapa yang menduga kalau mobilnya akan mogok di tengah jalan.

Sebentar lagi gerbang sekolahan akan di tutup. Tidak mungkin Vean meminta salah satu sahabatnya untuk menjemputnya.

Lima menit berlalu, tapi tidak ada taxi yang kosong, Vean semakin frustasi dengan keadaannya sekarang. Kenapa Harus sekarang dia tertimpa sial? Sampai suara klakson membuyarkan lamunannya. Vean menatap lekat motor itu bukan Dave karena warna motornya berbeda, tapi seragam yang dikenakannya sama dengan dirinya berarti dia satu sekolahan dengan Vean.

"Mobilnya mogok?" ucap lelaki itu membuka helmnya

Vean heran lelaki itu Dave tapi kenapa motornya berbeda, lalu kenapa dia dari arah rumahnya ?

"Naik." Perintah Dave memberikan helm lain pada Vean "Ambil, lo mau telat?"

Vean meraih helm itu dan mengenakannya, setelah itu dia langsung menaiki motor Dave.

"Pegangan." Sekali lagi Dave memerintahnya dengan ragu Vean berpegangan pada kedua bahu Dave tapi Dave masih belum menjalankan motornya.

"Lo kira gue ojek apa?" Dave mengalihkan pegangan Vean dari bahunya dan memindahkannya ke perutnya.

Jantung Vean kembali berpacu, jika ditanya mungkin pacuan kuda kalah cepat dengan detakannya. Ok bilanglah Vean lebay tapi itulah kenyataannya.

Dave menjalankan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata, dia merasakan tangan Vean yang semakin mengerat.

"Gue belum nikah." Vean berteriak tapi Dave masih tetap melajukan motornya tak mendengarkan teriakan Vean yang sudah ketakutan memejamkan matanya.

Kurang sedikit lagi pintu gerbang akan ditutup oleh security tapi Dave lebih cepat, motornya sudah terparkir rapi di samping mobil Gino.

Vean langsung turun dari motor Dave karena dia sudah terlambat. Hari ini ada kuis sejarah. Tapi tangannya langsung dicekal oleh Dave yang membalikan tubuhnya dengan mudah.

"Helmnya dicopot dulu."Dave melepaskan helm di kepala Vean yang terdiam menahan napasnya "Gak usah tahan napas gue bukan dokter yang punya alat bantu pernapasan"

Menyebalkan, ada apa dengan Dave. Apa dia tidak tau perlakuannya akan membuat move on Vean gagal.

"Nanti pulang sama gue, masalah mobil lo biar gue yang ngurus." ucap Dave meletakkan helm Vean di spion motornya "udah sana masuk"

DaVean (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang