33 kisah Dave

14.5K 773 100
                                    

Budayakan Vote dan Komen ya 😉 silakan kalian nikmati kisah DaVean dengan angan-angan yang menyentuh awan. Salam cinta untuk kalian ❤

Melihatmu menangis hatiku terisak, tubuhku ingin memeluk tapi segelintir harga diri menghalangi.

Vean melangkah tanpa arah, udara dingin menusuk tulang, Vean merapatkan jaketnya. Sekarang sudah bulan Oktober, udara musim penghujan sudah sangat terasa. Tahu-tahu dia sudah ada di taman tempat dia bertemu dengan Dave. Taman itu sepi, hanya ada beberapa pasangan yang sedang mengobrol ringan.

Vean mengecek ponselnya membuka aplikasi line, karena tadi sempat ada notif dari grup kelas, colek-colek adek bang, dan Kano.

Vean langsung mengeklik chatnya dengan Kano.

Kanosi Yamalo

Besok gue gak bisa jemput.

Sudut bibirnya melengkung, dia senang karena Kano hadir dalam hidupnya memberi warna yang sudah mulai memudar.

Ada yang bilang jika kita bertemu dengan orang yang mampu membuat kita tertawa saat orang yang kita harapkan malah hanya memberi luka maka teruslah bersamanya.

Dan Vean sedang mencoba itu.

Ponselnya kembali bergetar menampilkan pesan dari Kano, sifat Kano yang seperti ini yang kadang membuat Vean jengkel.

Kanosi Yamalo

Read j gk ush dbls -_-

Mulai deh, kenapa gak bisa jemput?

Bsk gue brgkt ke bandung

Ngapain? Kok dadakan?

Plthn OSN fisika

Kenapa Vean bisa lupa kalau Kano ahli dalam pelajaran fisika, Kano juga termasuk siswa aktif di osis dan basket, tapi kepintarannya masih bisa dikalahkan oleh Gino.

Kanosi Yamalo

Oh, brp hari?

2 minggu

Kok lama banget?

Iya, jgn kgn ya!

Gak janji

Vean mengantongi ponselnya, memejamkan mata menghirup udara dalam-dalam. Kesunyian adalah suasana yang sangat menyenangkan bagi Vean, saat keramaian hanya jadi sebuah tameng untuk bertahan dalam permainan semesta.

"Lo disini juga?" tanya seseorang yang sudah duduk di samping Vean.

Ini kebetulan atau Dave mengikutinya? Entah, karena letak taman ini dekat dengan perumahan Vean tapi tidak dengan rumah Dave.

Vean hanya mengangguk, sebagai jawabannya.

"Gue suka suasana taman ini." Tambah lelaki itu. "Maaf."

Vean tersenyum tipis mengedarkan pandangan pada lelaki disampingnya. Vean menimbang semua perkataan lelaki itu, dia tidak mau salah tanggap dan berakhir malu.

"Buat?"

"Apa aja."

"Kamu tau dalam pertemanan gak ada kata maaf dan terima kasih."

Vean kembali memandang ke depan, air pancur di taman itu sangat indah dengan lampu kerlap-kerlip bergantian menambah keindahan bunga-bunga yang di tanam disana.

DaVean (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang