15 pemikiran kano

14.5K 910 24
                                    

Sempetin vote sama komen ya 😉.

Aku tidak tau kenapa kita jadi dekat sekarang, aku juga tidak peduli jika kamu hanya mempermainkanku.

"Sayang kamu dari mana aja ? Kok baru pulang? terus ini kenapa bajunya kayak gini? Kamu gak papakan?"

Tina sangat khawatir karena waktu sudah hampir magrib dan Vean baru pulang padahal setaunya ekskul teater hanya sampai jam tiga sore.

Vean hanya tersenyum menanggapi deretan pertanyaan yang keluar dari mulut Mamanya, "Ma nanyanya satu-satu dong Vean jadi bingung mau jawab yang mana dulu. Vean dari taman habis main holi dan Vean gapapa kok, udah dulu ya Ma Vean mau mandi."

Tina menatap anaknya yang menaiki tangga dengan senyum lebar, senyum yang tidak pernah dia lihat selama setahun ini, dia tidak tau apakah senyum itu akan tetap ada setelah Vean mengingat semuanya, setelah semua duka yang dia alami selama ini.

Setelah mandi Vean langsung meraih ponselnya dan membuka aplikasi line.

Dave Alredyo

Dave ?
Bales dong jangan di read doang

Apaan sih?

Cuma mau bilang makasih

Udh? Sm2

Udah, kamu ngapain?

Main ps

Aku ganggu ya ?

Hm

Yaudah lanjutin main psnya, good night.

Baru saja Dave ingin meletakkan ponselnya tapi ponsel itu sudah bergetar lagi.

Veana Josephine

Oh iya aku lupa besok kamu gak usah jemput

Knp? Lo mau jln sm kano?

Kok kano? Bukan aku mau ke toko buku pulangnya jadi biar sama supir aja

ydh

Dave melemparkan ponselnya malas, lalu kembali bersama teman-temannya.

"Siapa sih?" tanya Gino yang masih fokus pada layar tv karena dia sedang bertaruh dengan Alex kalau yang kalah akan menuruti semua kemauan yang menang.

"Vean." jawab Dave singkat yang membuat Kano langsung menoleh kearahnya.

"Kenapa Vean?" tanya Gino lagi.

"Dia bilang gue gak usah jemput."

"Aaaaaaa gue menang," teriak Alex yang sudah berjoged ria karena Gino akan menuruti semua kemauannya.

"Alay lo," ucap Gino yang masih kesal karena dia kalah.

Sedangkan Kano hanya menggeleng melihat tingkah Alex yang sudah kelewat batas konyolnya, bagaimana bisa Brina masih bertahan dengan Alex yang sudah seperti orang gila itu. Tapi cinta memang selalu bisa membuat orang lain jadi berbeda.

"Kalian jadi nginep kan?" tanya Dave yang sudah meraih stick PS yang tadi dimainkan Alex.

"Gue sih yes," jawab Gino.

"Gue juga," lanjut Alex.

"Gue gak bisa." Kano menjawab enteng yang membuat ketiga temannya menoleh ke arahnya yang sudah beranjak dari sofa.

"Kenapa?" kini perhatian Alex dan Gino sudah beralih ke Kano,

"Ada urusan." ucap Kano singkat.

Selama perjalanan Kano hanya memikirkan tentang Dave dan Vean, apa mereka sudah sedekat itu sehingga Vean harus bilang semua tentangnya kepada Dave, ah rasanya memikirkannya saja sudah membuat kepala Kano pening. Kano menyesal membiarkan Vean terus menyukai Dave selama setahun dia juga menyesal harus bersikap acuh pada Vean selama ini, Tapi jika benar begitu berarti Kano harus mulai belajar menerima karena kenyataan memang selalu menyakitkan bukan?

Kalau memang ada hal yang indah sekaligus menyakitkan untuk dipikirkan itu adalah masalalu, tapi Kano belum mau menyerah sampai Vean mengingatnya jika memang hati Vean bukan lagi untuknya maka dia akan buat kenangan baru agar hati Vean kembali lagi padanya.

baca juga ya SEGREDO.

DaVean (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang