23 penegasan

14.5K 865 35
                                    

Budayakan votment ya😉 dan sarannya😊

Apa aku terlihat seperti boneka? Sehingga kamu selalu mempermainkanku sesuka hatimu.

Hari ini Vean berangkat dengan semangat, tak masalah kalau Dave tidak menghubungi atau menjemputnya, karena ingatan kemarin masih melekat.

Bagaimana Dave menggandengnya di danau.

Meskipun dia harus mendapatkan ceramah dari Mama dan Papanya tadi malam karena mereka tau kalau Vean bolos dan itu semua karena ulah sahabatnya yang menelpon lewat telepon rumah.

Entahlah polos dan bodoh beda tipis.

Rossi, dia sahabat Vean. Sebenarnya sikap mereka tidak terlalu jauh hanya saja Rossi cenderung lebih polos dari pada Vean, dia juga sangat suka berkhayal tentang masa depan.

Tidak butuh waktu lama untuk Vean sampai sekolahnya karena tidak ada kemacetan seperti biasa.

Baru saja Vean memasuki gerbang sekolahnya, tapi sudah ada dua orang yang merangkulnya.

"Eh gila, lo kemarin kemana? Bolos gak ajak-ajak." celutak Rossi.

Tidak Vean harus sabar menghadapi Rossi.

"Gue juga gak niat bolos."

"Sama siapa? Dave ya? Soalnya dia gak masuk juga," tambah Rossi.

"Yaiyalah Ros sama siapa lagi." sindir Brina.

Vean bisa merasakan nada bicara Brina naik satu oktaf.

"Ya maaf deh nanti gue ceritain semuanya, jangan marah dong." rayunya mengerucutkan bibirnya.

Vean tau kedua orang itu tidak akan bisa marah padanya.

"Udah gak usah sok jelek," Brina mengeratkan rangkulannya, "udah jelek juga."

Menyebalkan!

Brina dan Rossi berlari sepanjang koridor, mereka suka jika harus menggoda Vean, rasanya seperti ada kesan tersendiri yang membuat mereka tertawa.

Kenapa Vean harus memiliki sahabat seperti Rossi dan Brina, mereka selalu saja menggodanya.

Langkah Vean terhenti melihat keempat orang yeng sedang berjalan ke arahnya, dia tersenyum simpul kearah lelaki yang berdiri paling depan.

Bukannya mendapatkan senyuman lelaki itu hanya melengos mengalihkan pemandangannya.

Apa Vean terlalu kurus? Sehingga tak terlihat.

Tidak, tidak, Vean tidak boleh berpikiran negatif mungkin saja lelaki itu sedang badmood.

***
Tidak bisa, Vean tidak bisa fokus pada pelajaran fisika yang diajarkan Bu Aini, pikirannya terus mengarah pada Dave yang mengacuhkan sapaannya. Rasanya ada yang aneh.

Dan kapan bel istirahat berbunyi? Vean sudah tidak sabar ke kantin, dia ingin duduk semeja dengan Dave dan teman-temannya.

"Ve lo kenapa sih? Kok gelisah gitu" tanya Brina, "Lo kepikiran Dave? Tenang aja kali nanti juga ketemu."

Kapan Brina akan berhenti menggodanya?

"Udahlah Ve baru juga tadi ketemu masa udah kangen aja."

Sekarang giliran Rossi, benar-benar sahabat yang tak pengertian.

Vean malas menjawab semua godaan teman-temannya, dia terus melihat jam kurang lima menit lagi bel akan berbunyi.

Akhirnya bel istirahat berbunyi tapi Vean tidak bisa langsung keluar karena Bu Aini masih belum keluar dari kelasnya.

DaVean (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang