29 lelucon Vean

13.8K 787 36
                                    

Budayakan vote dan komen ya 😉 silakan nikmati kisah Dave dan Vean

Budayakan vote dan komen ya 😉 silakan nikmati kisah Dave dan Vean

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kano jangan sok keren deh 😑

Kamu tau leluconmu membuat jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya.

Vean memelankan langkahnya, mengatur napasnya yang masih tersenggal-senggal efek berlari, dia tidak mau kalau Rossi dan Brina curiga dirinya bukan habis dari toilet melainkan menemui Dave.

Vean melangkah santai menuju meja yang sudah diduduki kedua sahabatnya.

"Toiletnya antri ya?" Tanya Rossi menyindir

"Eh... itu...tadi..."

"Apaan sih lo habis dari toilet jadi gagap gitu, emang di toilet ada aziz ya?"

Rossi tertawa berdengar perkataan Brina.

"Udah ah gue laper," Vean duduk disamping Rossi, "Lo udah pesenin gue kan?" tanyanya pada Rossi yang memang dia titipi Cilok bang Jono dan juice apel bu Amin.

Baru saja Rossi ingin menjawab iya sebelum melihat Bang Darko mengantarkan semua pesanannya tadi.

"Brin lo liat hp mulu," celutak Vean yang melihat Brina sedari tadi sibuk mengetik sesuatu.

"Alex nanya gue dimana."

"Yaudah jawab di kantin." jawab Vean,

Brina menghela napasnya pelan, "Ini lagi diketik Vean sayang."

Vean tersenyum menampakkan semua gigi putihnya.

Dan tiba-tiba ada seseorang yang menggebrak meja mereka hingga juice apel milik Vean tumpah ke roknya.

Ketiga gadis itu melihat tajam kearah seseorang yang berdiri disamping mereka.

"Eh lo cewek gak tau malu siapapun nama lo urusan kita belum selasai."

Vean menghela napasnya pelan roknya sudah basah terkena juice apel miliknya, dia ingin sekali marah tapi dia ingat kalau ini di kantin.

"Eh biasa aja dong lo." Brina berdiri kesabarannya sudah habis melihat seragam Vean yang sudah basah.

"Eh lo diem ya, gue gak punya urusan sama lo." tunjuk gadis itu tepat di wajah Brina.

Vean berdiri memberi isyarat pada Brina untuk berhenti ikut campur urusannya.

"Kenapa?" Vean balik menatap Mona tajam.

Monalian Brayana gadis yang menyukai Dave sejak SMP dan selalu saja membuat onar dengan bertengkar.

Vean tau semua info tentang Mona dari kedua sahabatnya yang juga satu SMP dengan Dave. Dia tau semua kelakuan Mona yang baru saja diskors itu karena ketahuan memasukkan video porno pada tas teman sekelasnya.

"Lo masih tanya kenapa? Kalau gue jadi lo, gue udah pindah dari sekolahan ini." Mona menunjuk-nunjuk Vean yang berdiri di didepannya dengan tangan dilipat di dadanya tanda dia tidak takut, "Berani banget ya cewek kayak lo nembak Dave gue."

Vean tersenyum tipis tapi Mona bisa melihat senyum itu. Senyum mengejek.

"Seharusnya lo yang malu karena semua kelakuan lo menjijikan." Vean menekankan kata menjijikan.

Brina dan Rossi tersenyum melihat reaksi Vean. Mereka pikir Vean akan takut dengan Mona ternyata tidak sama sekali.

"Brengsek!" Mona melayangkan tangannya berniat menampar Vean tapi tidak berhasil karena ada tangan orang lain yang menghalanginya.

Vean menutup matanya menunggu tangan, Mona yang akan menampar pipinya tapi Vean tidak merasakan apa-apa hingga dia mendengar suara lelaki.

"Singkirin tangan lo atau gue bakal lupain kalau lo cewek." suara Kano menggelegar memenuhi kantin yang hening karena drama yang dibuat Mona.

Mona tertawa melihat respon Kano, "Wah lo pake pelet apa sampek Kano belain lo."

"Terserah lo mau bilang apa karena gue gak akan pernah peduli." Kano mendorong bahu Mona yang menghalangi jalannya dan merangkul Vean berjalan keluar.

Saat itu juga Vean dan Kano berhenti melangkah, ada Dave yang sudah berdiri di ambang pintu kantin, dengan wajah dinginnya Dave melewati Kano dan Vean disusul Alex dan Gino yang ikut berlari kearah meja yang tadi diduduki Vean.

Brina yang dari tadi menahan amarah mengambil minumannya yang dengan sengaja dia siramkan ke Mona.

"Itu balasan karena lo udah numpahin juicenya Vean."

"Anjing!" Mona mengoceh merasakan cairan lengket yang sudah membuat seragamnya basah.

Tapi dia tidak berani jika harus berurusan dengan Brina yang terkenal jago karate, jadi Mona hanya mengucapkan sumpah serapah saja.

"Kenapa ini?" tanya Gino meminta penjelasan pada Rossi.

"Lo urusin tuh cecunguk fans lo." ucap Brina singkat menarik tangan Rossi untuk pergi dari Kantin.

"Udah Mon kita pergi aja lo gak malu diliatin gini," ucap Jasmin salah satu teman Mona yang dari tadi hanya diam menyaksikan semuanya, "Lo tetep yang paling cantik kok buat gue." tambahnya lagi.

Tapi Dave menghentikan langkah Mona, "Kelakuan lo menjijikan." ucap Dave tepat di samping telinga Mona yang membuat Mona diam tak berkutik.

Orang lain mungkin berpikir Dave membisikkan hal romantis karena jaraknya dan Mona yang sangat dekat.

***
K

ano menyerahkan kaos olahraganya pada Vean yang duduk diam di kasur UKS mungkin Vean masih memikirkan Dave yang tadi melewatinya di kantin.

"Lo mau ganti baju sendiri apa gue gantiin."

Vean melotot mendengar perkataan, "Ngaco." ucap Vean mengerucutkan bibirnya dan menggelengkan kepalanya.

"Yaudah ganti sana gue tunggu disini."

"Yakali nanti lo ngintip lagi."

Kano menyundung-nyundungkan kepala Vean "Ngintipin lo apa untungnya coba kalau ngintipin Caca mungkin gue masih minat."

Vean ingat Caca adalah siswi yang pernah menembak Alex tapi ditolaknya mentah-mentah dengan alasan takut ditikung padahal Alex sedang menunggu Brina saja, dasar Alex.

"Oh yaudah sana temenin Caca aja," Vean melipat tangannya di dadanya.

"Udah sana ganti, jangan ngambek mulu." Kano mengacak-ngacak rambut Vean dengan senyum yang merekah.

"Apaan sih tapi lo sukakan?" Vean tertawa memegang perutnya melihat reaksi Kano yang langsung terdiam karena ucapannya, padahal dia hanya bercanda.

"Jangan liatin gue mulu nanti tambah cinta lagi." sindir Vean beranjak dari kasur dan beranjak menuju toilet yang ada di dalam UKS.

Sedangkan Kano masih berdiri diam mendengar semua ucapan Vean, Vean memang suka dengan candaan tapi kali ini dia berhasil membuat jantung Kano berdetak lebih kencang. Sepertinya Kano harus periksa ke dokter memastikan dia tidak ada tanda-tanda penyakit jantung.

Menyebalkan bukan saat semuanya hanya dianggap lelucon saja. Cewek memang tidak bisa melihat mana yang serius dan tidak. Lelaki baik dibilang terlalu kaku tapi lelaki brengsek malah dipuja-puja.

DaVean (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang