35 pantai

13.1K 720 43
                                    

Budayakan Vote dan komen,
Jangan jadi siders doang ya 😂.
Silakan kalian nikamti kisah DaVean yang dibedakan siang dan malam.

Kisah kita membelenggu layaknya benang suci yang terikat.

Vean bercermin sebentar memastikan penampilannya tidak berlebihan. Kemeja denim biru, jeans hitam, dan sepatu putih. Rambutnya dibiarkan tergerai dengan balutan make up setipis mungkin. Entah, Dave akan membawanya kemana hari ini. Vean melirik jarum jam di dinding kamarnya sudah mengarah di sembilan tapi Dave tidak menghubunginya sama sekali.

Apa dia terlambat?
Apa dia lupa?
Apa Vean salah dengar?
Apa ini lelucon Dave?

Ah, banyak sekali pertanyaan dalam otak Vean. Dia takut jika salah satu pertanyaan itu benar.

Ponsel Vean bergetar menampilkan nama lelaki yangs udah ditunggunya. Jempol Vean terarah menggulir lingkaran hijau dan menempelkan ponselnya ke telinga.

"Hallo."

"..........."

"Iya ini jalan."

".........."

"Sabar sih."

".........."

"Kamu dimana? Aku udah di luar gerbang."

Vean masih menempelkan ponselnya di telinga, matanya clingukan mencari keberadaan motor Dave atau batang hidung Dave. Tidak ada, Tidak ada siapapun disana.

"Hallo?"
"Kamu dimana sih?"

Tidak ada jawaban yang terdengar dari ponsel Vean yang ternyata sudah diputus sepihak oleh orang disebrang sana.

Vean berdecak kesal memasukkan ponsel ke dalam slingbagnya. Vean kembali membuka gerbang rumahnya berniat masuk lagi tapi dia urungkan saat mendengar suara motor berhenti di belakangnya. Vean berbalik ragu.

"Kenapa mau masuk lagi?" Tanya lelaki itu masih duduk di motornya

Motor itu berwarna merah lalu kemana motor yang kemarin, apa memang Dave memiliki banyak motor?

"Yang kemarin motornya Kevin temen gue." Ucap Dave singkat memberikan helm pada Vean.

"Oh." Vean menggeleng apa Dave bisa membaca pikirannya

Dan siapa Kevin? Apa dia montir yang mengantarkan mobil Vean ?

"Lo mau diem disitu apa naik?" Tanya Dave yang mulai gerah melihat Vean terus melamun

"Eh....iya." Vean memakai helmnya lalu naik ke motor Vean

Dave langsung melajukan motornya meninggalkan rumah Vean.

"Kita mau kemana?" Tanya Vean meninggikan suaranya agar Dave bisa mendengar

Tak ada sahutan dari Dave, Dia malah menambah kecepatan motornya hingga membuat Vean hampir terjatuh jika tidak langsung memeluk Dave.

Seulas senyum terukir dari bibir Dave. Dia dengar pertanyaan hanya saja enggan menjawabnya.

Hampir satu jam sudah mereka menelusuri jalanan, dan Vean masih tidak tau tujuannya. Dia masih memeluk Dave erat takut jika Dave akan kembali menambah kecepatannya.

Mata Vean terperangah melihat warna biru yang terpampang indah, suara gemuruh hempasan ombak terdengar jelas di telinganya, bebatuan yang tak terbentuk menambah kesan sempurna.

Vean tidak ingat kapan terakhir dia melihat pemandangan laut seperti sekarang.

"Ayo." Ajak Dave yang diikuti Vean

DaVean (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang