Chapter 26

8.9K 735 45
                                    

Faith & Hope

26.

A/N : Rating M, aku mencoba sesuatu yang baru dan mungkin kalian bisa skip jika tidak nyaman.

Hermione terbangun di pagi hari karena perutnya tidak enak dan langsung pergi ke toilet untuk mengosongkan isi perutnya.

Draco terbangun karena mendengar suara istrinya dari kamar mandi dan mengikutinya ke dalam kamar mandi.

"Kau baik-baik saja?" Draco bertanya sambil berjalan mendekat.

"Hmm..." Hermione menjawab dan mengangguk sambil membersihkan mulutnya di wastafel.

"Kau muntah?" Draco bertanya.

Hermione mengangguk. "Sepertinya karena makan malam kita." Hermione menjawab.

Draco mengangkat sebelah alisnya, ia tidak yakin kalau itu penyebabnya, ia dan Hermione menyantap makan malam yang sama dan seharusnya jika perut Hermione tidak enak karena makan malam mereka maka harusnya Draco juga mengalami masalah yang sama.

"Bagaimana sekarang?" Draco bertanya, ia mengumpulkan rambut Hermione ke satu sisi dan memijit-mijit pundak dan lehernya.

Hermione menggeleng. "Aku perlu berbaring." Hermione menjawab pelan. Draco kemudian menggendong Hermione ke kasur mereka.

Hermione benar-benar tidak ingin menolak perlakuan manis suaminya, ia melingkarkan tangannya di leher Draco dan meletakkan kepala Hermione di dadanya.

"Tidurlah lagi." Draco berseru pada Hermione, ia mengatur suhu di kamar mereka dan menarik selimut mereka menutupi tubuh Hermione. "Jika sampai siang keadaanmu masih belum baik kita akan ke dokter."

"Dokter Muggle?" Hermione bertanya.

Draco mengangguk. "Rumah sakit sihir terlalu jauh dari sini."

Hermione mengangguk setuju dan menutup matanya, perutnya masih tidak enak dan ia lemas karena sudah mengosongkan isi perutnya barusan.

"Kau mau aku buatkan teh?" Draco bertanya lagi.

Hermione mengangguk pelan, Draco mencium kening Hermione lembut kemudian keluar dari kamar itu untuk membuatkan istrinya teh.

.

Hermione terbangun karena mencium aroma telur dadar dari luar kamar, ia bangun dan sudah merasa sedikit lebih baik jadi ia keluar dan menemukan Draco sedang berada di dapur.

"Kau sudah lebih baik?" Draco bertanya dan tersenyum lebar begitu melihat Hermione berjalan keluar dari kamar mereka.

Hermione balas tersenyum dan mengangguk. "Apa itu sarapanku?"

Draco mengangguk. "Kemarilah, kurasa ini cukup ringan untuk perutmu, aku tidak berani ambil risiko memasakkanmu sesuatu yang berat."

Hermione duduk di dekat tempat Draco memasak dan menyiapkan piring untuknya. "Kau sudah makan?" Hermione bertanya, ia melihat ke arah jam dinding dan menyadari kalau sekarang sudah lebih dari jam 12 siang. Draco berdiri di depan kompor hanya dengan celana panjang yang dipakainya tidur, sepertinya udara terlalu panas dan ia malas memakai baju.

"Sudah, kemarikan piringnya." Draco berseru, Hermione mengulurkan piringnya pada Draco dan Draco mengembalikannya dengan dua buah telur dadar.

"Kita akan pulang besok?" Hermione bertanya.

Draco mengangguk. "Besok pagi dengan portkey, kau sudah siap? Apa masih ada tempat di Sidney yang ingin kau kunjungi?" Draco bertanya. Ia sengaja mengajak Hermione bertahan beberapa hari di Sidney untuk menutup perjalanan mereka, ia juga baru punya waktu untuk memastikan kalau apartement yang akan mereka tempati sudah terisi dan tertata dengan baik.

Faith & HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang