Chapter 24

8.8K 803 45
                                    

Faith & Hope

24.

"Father?" Draco bertanya kaget. "Bagaimana gambar di tanganmu bisa sepudar itu?" Dark mark di tangan Lucius sudah jauh lebih pudar daripada Draco, kalau dilihat dari jauh bahkan seperti tidak ada, warnanya keabu-abuan tipis, seperti hanya di gambar dengan pensil.

"Ini yang harus kita bicarakan." Lucius memberitahu.

Hermione dan Draco melihat ke arah Lucius dengan penuh rasa ingin tahu.

"Sekitar tiga tahun yang lalu, tanda di tanganku mulai memudar." Lucius memberitahu. "Dan itu semua dimulai ketika aku berusaha memperbaiki hubunganku dengan Narcissa."

"Karena Voldemort, hubunganku dengan ibumu berantakan." Lucius memberitahu pada Draco. "Kami tidak lagi dekat dan terkadang Narcissa lebih memilih tidur di kamar lain. Setelah semua urusan dengan kementrian selesai, yang pertama kali ku pikirkan adalah memperbaiki hubunganku dengannya."

"Tidak mudah memang, tapi akhirnya setelah beberapa bulan ia mulai kembali hangat padaku, ia kembali menerimaku dan saat itu tandanya mulai memudar, kami tidak benar-benar bisa bicara pada siapa-siapa, karena nyaris tidak ada pelahap maut yang tersisa dan hal seperti ini tidak bisa dengan mudah dibicarakan kepada orang lain."

"Aku dan Narcissa beberapa minggu melakukan riset kami sendiri, tidak banyak yang kami temukan, tapi semakin kami menghabiskan waktu bersama, semakin banyak... uhm.. cinta yang kami bagi bersama, tandanya semakin hilang." Lucius menjelaskan.

"Jadi...?" Hermione bertanya penuh harapan sementara Draco terdiam.

"Dark Mark di tangan Draco akhirnya mulai memudar kemungkinan besar karena cintamu Hermione." Lucius memberitahu. "Draco, aku dan ibumu tidak pernah memberitahumu selama ini karena kami mengira mungkin jika kau menemukan perempuan yang mencintaimu atau kau cintai, tanda di tanganmu akan memudar dengan sendirinya dan kau mungkin akan bicara dengan kami." Lucius memberitahu.

Draco mengangguk mengerti, ia melirik ke arah Hermione dengan penuh makna.

.

"Berhenti menatapku seperti itu." Hermione berseru jengkel, ia sedang membaca buku dan Draco terus memperhatikannya dari tadi. Mereka berbaring di kasur dan Draco menghadapnya sambil menyangga kepalanya.

Setelah menjelaskan beberapa hal yang penting Lucius pulang dan berkata pada Hermione untuk bicara pada Narcissa begitu liburan mereka selesai, mungkin ia bisa mendapatkan lebih banyak informasi.

"Aku hanya ingin menatap istriku." Draco berseru sambil tersenyum.

"Tidurlah saja sana." Hermione berseru lagi.

"Aku tidak bisa tidur jika istriku tidak ada dalam pelukkanku."

Hermione mengabaikannya dan terus membaca bukunya.

"Sudah dua puluh menit dan kau belum juga berganti halaman love." Draco memberitahu.

"Aku tidak bisa konsentrasi karena kau menggangguku terus." Hermione berseru dan akhirnya menutup bukunya, tahu tidak akan ada gunanya membuka bukunya sekarang. Ia meletakkan bukunya di meja kemudian berbaring lagi di samping Draco.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Hermione bertanya.

"Aku sedang memikirkan kenapa aku tidak menemukanmu dari dulu saja?"

Hermione tertawa mendengarnya.

"Draco?"

"Iya?"

Faith & HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang