Bismillahirrahmanirrahim
.
.
.
Semuanya berjalan cepat, kini tepat seminggu sudah Ghazy dirawat. Sebenarnya sudah tiga hari laki-laki itu mnegeluh ingin keluar dari rumah sakit, namun perintah sang mama tak bisa diganggu gugat. Katanya, Ghazy butuh pemulihan. Walau sebenarnya luka-luka dipunggungnya sudah mulai mengering. Menurut Ghazy, mamanya itu terlalu lebay. Ia yang tak merasakan sakit lagi namun Mamanya tak mau mendengarkan, Ghazy malah semakin merasa sehat karena mendapatkan vitamin dengan pemandangan indah setiap hari. Siapa lagi kalau bukan istrinya.
"Piw, Mbaknya sibuk banget. Sampai ada orang ganteng disini dianggurin." Fia tak mempedulikan tingkah Ghazy yang semakin absurd. Tiada hari tanpa menggodanya. Mungkin saja itu menjadi kebiasaan barunya, menggoda dirinya.
"Mbak, kok makin cantik sih. Kan saya makin merasa beruntung." Gombalnya lagi membuat Fia hanya menggelengkan kepala. Nyatanya, bukan mamanya yang lebay. Namun Ghazy sendiri. Bukan alay lagi sih, lebih cenderung kearah alay.
"Serius ini gue dicuekin?" tanyanya lagi entah pada siapa.
"Kamu bisa diam?" Fia menatap Ghazy jengah.
"Gak bisa, situ mau marah?" Ghazy menantang.
"Argh, kesal ah." Fia kembali sibuk merapikan barang-barang pria yang sayangnya sekarang sekarang bergelar suaminya.
Suami?
Fia terdiam sejenak, apa benar sekarang statusnya telah berbeda? Ia rasanya masih saja bermipi. Tak pernah ia membayangkan akan secepat ini menyandang gelar istri dan terlebih sekarang istri seorang Ghazy Alfian Rajendra. Orang yang sangat menyebalkan, orang pernah ia maki karena saking kesalnya bahkan pernah ia sumpahi bahwa yang menjadi pasangan Ghazy pasti hidupnya sial banget. Dan sekarang? Dirinya yang menjadi istri laki-laki itu.
Poor Fia!
"Mimpi apa sih aku, bisa-bisanya yang jadi jodohku modelnya begitu," gerutunya.
"Modelnya gimana emang?"
"Astaghfirullah!" Fia berjengkit kaget saat mendengar suara rendah yang berada tepat di samping telinganya.
"Ngangetin tahu!" Fia menabok lengan pria itu yang tersenyum puas.
"Sengaja, kok ada cewek yang gue gombalin lempeng banget. Biasanya tuh cewek pada mleyot gue gombalin. Lo malah beda, agak lain emang istri gue."
"Aku bukan cewek biasa, btw." Fia menjawab pendek dan melanjutkan kembali kerjaanya yang sempat tertunda karena Ghazy dan pikirannya.
"Ya emang bukan, kan lo ibu peri. Peri cintaku, eaa."
"Bukannya terdengar romantis, malah terdengar menggelikan sampai pengen muntah, mending kamu jauh-jauh sana." Ghazy terdiam sejenak menatap Fia lekat.
"Loh, belum gue apa-apain padahal kok udah hamil aja?" Fia menoleh, maksud Ghazy apa? Sebelum matanya membulat saat paham maksud dari ucapan Ghazy tersebut.
"Kak Ghazy!"
"Apa?"
"Pikirannya, mesum ih."
"Emang gue mikir itu?" Ghazy menaikkan alis.
Fia terdiam, benar juga. Ia tak tahu apa yang sedang Ghazy pikirkan. Ia hanya menyimpulkan sendiri. "Hayoo, pikiran siapa yang mesum?"
Ghazy semakin tertawa ngakak, melihat bagaimana merahnya wajah Fia yang juga menggembung menahan malu. "Au ah, yang penting kamu jauh-jauh dari aku. Jaga jarak!" kembali menyibukkan diri. Benar, ia tak boleh memiliki jarak dekat dengan Ghazy, berbahaya. Ia akan terus menjadi sasaran bullyan laki-laki itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Ghazy ✔
RandomTakdir yang mempertemukan, takdir pula yang memisahkan. Tanpa ketaatan maka akan tersesat dijalan. "Kamu dan luka itu sama, terlalu menyakitkan." »»--⍟--«« Start : 05/08/2022 Finish : 31/01/2023 Copyright ©...