Bismillahirrahmanirrahim
.
.
.
Tiittt!
Bunyi panjang dari mesin EKG itu membuat semuanya panik. Dokter dan perawat berlarian kesana kemari untuk menyelamatnya denyut jantung yang selama ini hanya bergantung pada alat medis yang melekat pada tubuhnya.
Hari ini genap sudah enam bulan tubuh tak berdaya itu berada di tempat ini. tempat menyeramkan juga banyak harapan yang ada di dalamnya agar dapat diberikan kesembuhan.
"Pa, anak kita." Tangisan seorang ibu pecah saat melihat bagaimana anaknya tengah berjuang melawan maut.
"Dia pasti selamat, dia anak kuat. Dia pasti akan baik-baik aja." Sang suami terus menyemangati istrinya. Ia harus tetap tegar dan berpikir rasional agar bisa menjaga istrinya.
Mereka yang hanya bisa nmelihat dari celah kaca yang tersedia di luar ruang ICU itu hanya bisa menatap nanar dengan tetap menggumamkan doa agar anak mereka bisa selamat dari maut. Kehilangan sosok itu akan membuat mereka kehilangan topangan jika benar-benar terjadi.
"Kamu anak hebat Mama, kamu kuat Nak. Ayo kembali sama Mama sayang." Sang ibu terus saja menatap anaknya tersebut. Tubuh di dalam sana terus saja mengalami kejang hingga lima belas menit, dokter yang menangani anak mereka keluar.
"Gimana anak saya, Dok? Dia selamat kan? Anakku nggak ninggalin saya kan?" Ibunya terus memberondong doter tersebut dengan pandangan mengiba serta memohon agar memberikan kabar baik.
"Ma, sabar."
"Gimana aku bisa sabar, dia sedang sekarat Pa! Kamu sayang nggak sih sama anak kita?!" Emosinya benar-benar terguncang.
"Tenang Bu, Alhamdulillah anak kalian hebat. Ia sudah melewati masa kritisnya. Ia bahkan kini sudah sadar." Seperti ribuan ton beban terangkat dari bahu wanita paruh baya tersebut.
"Mas, anak kita." Ia menatap suaminya dengan mata berbinar tak lupa air mata bahagia turut mengikuti.
"Iya," jawab suaminya dengan senyum lega. Ia menatap dokter yang menangani anaknya selama beberapa bulan terakhir yang juga turut bahagia melihat kebahagiaan pasangan tersebut.
"Apa kami bisa melihatnya?"
"Bisa. Tapi, mohon bersabar sebentar ya. Kami harus melakukan observasi lagi sebelum dipindahkan di ruang rawat inap. Saya permisi kalau begitu, sekali lagi selamat atas kembalinya anak kalian." Pria paruh baya itu hanya mengangguk setuju dengan senyum yang menghiasi bibirnya. Ia menatap kepergian dokter tersebut sebelum memeluk istrinya penuh syukur.
Alhamdulillah.
»»——⍟——««
"Eungh." Lenguhan berhasil lolos dari bibirnya saat kesadaran mulai menariknya. Ia berusaha membuka matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinya. Dan mengerjap beberapa kali saat cahaya itu terasa menyilaukan.
"Alhamdulillah, Nak. Mas, Ghazy sadar!" terdengar suara heboh yang memanggil seseorang eyang bisa Ghazy tebak itu sebagai suami wanita yang terus menatapnya penuh haru.
"Ada yang sakit?" Tak lama terlihat wajah sesorang yang tentu saja sudah sangat familiar dengan dirinya. Tentu saja karena pria itu adalah ayahnya.
Rendra.
Ia mengedarkan pandangannya ke segala arah, memindai apa saja dan dimana dirinya sekarang. Saat melihat sekelilingnya, ia menarik kesimpulan. Rumah sakit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Ghazy ✔
De TodoTakdir yang mempertemukan, takdir pula yang memisahkan. Tanpa ketaatan maka akan tersesat dijalan. "Kamu dan luka itu sama, terlalu menyakitkan." »»--⍟--«« Start : 05/08/2022 Finish : 31/01/2023 Copyright ©...